Penumpukkan Kendaraan Pengangkut Sapi di Pelabuhan Gili Mas, Belasan Sapi Mati
https://www.metromini.info/2025/04/penumpukkan-kendaraan-pengangkut-sapi.html
![]() |
Penumpukan antrean kendaraan pengangkut hewan ternak yang hendak dikirim ke wilayah Jabodetabek lewat Pelabuhan Gili Mas. Radarlombok.co.id/Dok |
KABUPATEN
LOMBOK BARAT - Penumpukan antrean kendaraan pengangkut hewan ternak
yang hendak dikirim ke wilayah Jabodetabek lewat Pelabuhan Gili Mas,
Kabupaten Lombok Barat mengisahkan pilu bagi peternak. Pasalnya,
akibat antrean panjang itu, belasan sapi peternak mati
lemas.
Dilansir dari insidelombok.id, belasan ekor sapi
dilaporkan mati akibat kelelahan setelah berhari-hari terjebak dalam
antrean panjang truk pengangkut. Ratusan sapi lainnya kini dalam
kondisi kritis, membuat para peternak yang berasal dari Bima dan
Dompu putus asa. Padahal, waktu menuju Hari Raya Idul Adha sudah
semakin dekat.
Sampai akhir pekan kemarin, terhitung lebih
dari 200 truk pengangkut sapi masih tertahan di pelabuhan dan
menunggu kepastian keberangkatan. Kabarnya, penyebrangan hanya
mengandalkan satu unit kapal besar dengan kapasitas terbatas, yang
hanya mampu menampung sekitar 50 truk. Sedangkan jadwal keberangkatan
masih tidak menentu, bahkan kadang tiga hari sekali lantaran harus
melalui rute panjang. Di sisi lain, kapal-kapal kecil dengan
kapasitas 17 truk pun tak mampu mengurai kepadatan antrean logistik
ternak ini.
Ketua Gabungan Kelompok Petani dan Nelayan
Hibrida Indonesia (Gapehani) Kabupaten Bima, Muziburrahman dengan
nada pilu mengungkapkan betapa berartinya sapi-sapi tersebut bagi
mereka.
"Sapi-sapi
ini bukan sekadar hewan bagi kami, ini harapan hidup. Kami rawat
dengan susah payah, kadang lebih pentingkan beli pakan daripada makan
sendiri. Sekarang, semua seperti sia-sia," lirihnya belum lama ini, dilansir dari insidelombok.id, Selasa (22/4/2025),
Hal ini pun
dikhawatirkan bisa menyebabkan kerugian hingga ratusan juta bagi para
peternak.
"Bayangkan,
banyak dari kami punya cicilan bank. Sapi-sapi ini lah harapan untuk
bayar hutang, belikan beras, seragam sekolah anak-anak. Sekarang kami
hanya bisa menatap sapi-sapi yang lemas, dan sebagian sudah mati,"
tuturnya.
Senada, Ketua Asosiasi Peternak dan Pedagang
Sapi Bima Indonesia, Furkan Sangiang mendesak kepada pemerintah,
terutama Gubernur NTB, untuk segera turun tangan mengatasi krisis
ini.
"Kami tidak minta uang, kami hanya minta kapal. Kami mohon kepada pemerintah, khususnya Pak Gubernur, tolong bantu. Ini Iduladha tinggal hitungan minggu. Ini waktu paling krusial," harapnya. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.