Pemilu 2024, Momentum Para Pebisnis dan Penguasa
Ketua DPC PP Kabupaten Bima, Muhamad Erwin |
KABUPATEN BIMA - Meminjam istilah anggota DPR RI ibu Lulu Nurhamidah, Pemilu kali ini adalah pemilu yg paling brutal. Jika kita mengikutin livestreaming pleno tingkat KPU Kabupaten Bima, bagaimana angka perolehan suara caleg bisa diotak-atik dan menjadi temuan dalam rapat tersebut.
Yang paling mencengangkan pada pemilu ini adalah bagaimana kekuatan vote buying (pembelian suara) dapat meluluhlantakan profil, track record/rekam jejak, kinerja para politisi yang dibangun dengan susah payah, terlebih lagi jika berafiliasi dengan kekuasaan maka menjadi sempurnalah kekuatannya.
"Pemilu kali ini seolah menjadi momentumnya para pebisnis, karena bertepatan pada bulan-bulan paceklik. Dalam konteks ini, jasa, profil, track record seseorang itu tidak lagi menjadi perhatian publik, sehingga tidak heran jika banyak teman-teman anggota dewan yang aspiratif, yang betul-betul menaruh perhatian pada persoalan rakyat tumbang ketika lawannya adalah para pebisnis," jelas Ketua DPC PPP Kabupaten Bima Muhamad Erwin Jum'at (8/3/2024)
Menurut Erwin,,Fakta lain yang muncul pada pemilu kali ini adalah bagaimana superioritas Partai Penguasa yg berhasil memobilisasi sejumlah perangkat birokrasi untuk bekerja memenangkan kepentingan partai penguasa sehingga tidak heran perolehan caleg partai penguasa jauh mengungguli caleg partai lain.
"Kekuatan kekuasaan pada pemilu 2024 dimainkan dan dioperasionalkan secara fulgar, ambil saja sampel di Dapil Bima III, dari sekian caleg partai non kekuasaan tidak ada yang berhasil menembus angka dua ribu, berbanding terbalik dengan caleg dari partai penguasa yang keseluruhan Calegnya masing-masing mencapai diatas dua ribu, bahkan caleg-caleg pendatang baru mereka melampaui caleg-caleg incumbent dan eks kepala desa," ungkapnya.
Hasil Rekapulasi Suara Tingkat KPU Kab. Bima |
Erwin Menabahkan, Kondisi ini sngat ironi ditengah tuntutan masyarakat akan adanya kinerja wakil rakyat yg aspiratif, disisi lain harus menghadapi realitas politik semacam itu yang membutuhkan cost politik besar sebagai media penopang pertarungan.
"Mudah-mudahan kebrutalan pemilu dan pragmatisme semacam ini tidak berlanjut pada pemilu selanjutnya, sehingga keterwakilan politik itu benar-benar berangkat dari persatuan dan kebersamaan yang terbangun dari hati antara rakyat dan wakil yg terpilih nantinya," terang Anggota DPRD PPP ini. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.