Pasca Viral, Oknum Dewan Dikritik Lawyer Muda, "Banyak Darmawan Santuni Kakek Sidik"
Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bima, H. Ahmad Yadiansyah saat mendatangi kehidupan Kakek M. Sidik di Kelurahan Rontu, Rabu, 27 Maret 2022. (METROmini/Agus Mawardy) |
KOTA BIMA - Kehidupan yang menyedihkan yang dilakoni oleh seorang Kakek bernama Pak M. Sidik yang tinggal di gubuk kios lusuh di Kelurahan Rontu mendapatkan perhatian banyak pihak setelah viral di sosial media.
Setelah khalayak mengetahui keadaan kehidupan Pak Sidik yang menyedihkan. Pihak Pemerintah yang ditanggapi langsung oleh Gubernur NTB langsung menawari Pak Sidik untuk tinggal di Panti Jompo di bawah perhatian penuh yang diberikan ke Pak Sidik. Bahkan, Kepala Panti Jompo milik Pemprov NTB yang berada di Kecamatan Asakota, Kota Bima berkali-kali datang namun tawaran ini ditolak oleh Pak Sidik dan juga anak-anaknya
Baca juga: Menyedihkan, Sudah Lama Kakek di Rontu Hidup di Gubuk Reok Berdinding Seng Bekas
aupun banyak darmawan hingga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bima, Hm Ahmad Yadiansyah mengantarkan langsung bantuan sembako dan santunan ke rumah Kakek Sidik yang ada di tanjakan jalan menuju Kawasan Oi Si'i (Tempat wisata yang tak terurus, red) di Kelurahan Rontu, Kecamatan Raba, Kota Bima, Rabu, 27 April 2022 sore.
Seorang warga Rontu yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Pak Sidik, Hamka mengaku tetap mendampingi para pihak yang datang mengunjungi Pak Sidik di rumahnya. Sudah ada beberapa darmawan yang setiap hari membawa bantuan dan santunan setelah beliau viral di sosial media.
"Alhamdulillah, tiap hari ada yang datang untu melihat langsung keadaan Pak Sidik dan tempat tinggalnya di Rontu. Bahkan sehari pak sidik bisa menerima Darmawan dari banyak kalangan," ujar tokoh muda di Kelurahan Rontu itu, Jum'at, 29 April 2022.
"Yang terakhir datang adalah organisasi WASILATUL JANNAH yang sudah datang dan meringankan langkahnya membantu keluarga kami. Untuk semua Darmawan dan donasi yang diberikan atas nama keluarga kami ucapkan terima kasih," sambung Hamka.
Baca juga: Gubernur NTB Sarankan Kekek Penghuni Gubuk Reok di Rontu Hidup di Panti Jompo
Sementara itu, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bima, H. Ahmad Yadiansyah yang mengunjungi langsung kehidupan Pak Sidik tak bisa berbicara banyak dan mengaku sedih masih ada kehidupan seperti ini di Kota Bima.
"Kami sengaja datang karena ingin berbagi saja. Mungkin tak seberapa, tapi semoga sembako yang diberikan bisa meringankan beban keluarga. Dan kebetulan, anak kandung beliau adalah teman saya saat sekolah," ujar mantan Legislator Udayana itu, Rabu, 27 April 2022.
Namun, oleh kader muda PDI Perjuangan Kota Bima, Rafa mengaku sdikit kecewa dengan minimnya perhatian Pemerintah Kota Bima terhadap kemiskinan dan kehidupan warga yang tidak mampu di Kota Bima. Pasalnya, Pak Sidik sudah hidup berpuluh-puluh tahun seperti ini, kenapa tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah khususnya program stimulan bantuan rumah swadaya atau bantuan bedah rumah.
"Ada yang salah dalam pendataan masyarakat miskin di Kota Bima. Hingga berpuluh-puluh tahun kehidupan Pak Sidik tak dapat bantuan khususnya menjadi peserta program bedah rumah. Diduga kuat, bantuan yang ada selama ini tak menyasar murni kepada yang benar-benar berhak. Tapi, disinyalir kuat adanya permainan pengalihan akibat kelakuan kolusi mulai dari mendata warga miskin sebelum bantuan diberikan," ungkap Pengacara muda yang juga Lawyer 'Banteng Kota Bima', Jum'at, 29 April 2022.
Ia pun menyentil keberadaan anggota DPRD Kota Bima yang jarak kehidupannya hanya beberapa meter dari rumah Pak Sidik yang saat ini menjabat sebagai Pimpinan. Hal yang sama pun ditegaskannya atas kurang pedulinya jajaran dinas tehnis maupun Wali Kota Bima dalam melihat fenomena sosial tentang kemiskinan warga.
"Keberadaan mereka selalu menjadi hanya kegiatan formalitas pemerintah. Satu yang dibantu seolah itu selesai dikerjakan. Padahal fenomena soal kemiskinan dan keadaan hidup warga yang tidak mampu, masih mudah kita temui di Kota Bima," kata dia.
"Lebih-lebih, soal Pak Sidik dengan tempat tinggal anggota DPRD yang rumahnya tak jauh jaraknya. Bahkan asset milik Anggota DPRD yang telah dipecat oleh partainya di jajaran DPD Kota Bima itu, padahal selalu melewati tempat tinggal Pak sidik. Miris yyah, mengembangkan asset perumahan pribadinya di atas Gunung Oi Si'i begitu megah dan kaya. Sementara rakyat miskin yang mengantarkannya jadi manusia terhormat seolah buta padahal di depan mata," sentilnya melanjutkan.
Ia menyoroti betul oknum Pimpinan DPRD bahkan pernah menjadi Ketua DPRD Kota Bima. Dan sorotan ini, bukan karena sentimen politik. Tapi, terlihat dari kondisi ini, bahwa tanggung jawab seorang wakil rakyat benar-benar tak ada sama sekali.
"Tetangga masih miskin seperti ini. Dan melewatinya setiap hari membangun kerajaan perumahan mewah yang tak jauh dari kehidupan warga yang miskin. Sangat tidak mencerminkan sosok Wakil Rakyat bahkan mungkin bisa dibilang penghianat rakyat. Wajar jika dipecat yang seperti itu," ujar Pemuda asal Kelurahan Kumbe, alumni Sarjana Hukum Universitas Mataram itu. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.