Tim GEMAR Literasi Fasilitasi Program Inovasi untuk 25 SD dan MI di Tahun 2021
Tim Gerakan Masyarakat Sadar Literasi (GEMAR) Literasi Kabupaten Bima gelar Workshop Lokasi Sasaran Program yang berlangsung di Kantor Bappeda Kabupaten Bima, Jumat (23/4/2021). METEROmini/Dok |
KABUPATEN BIMA - Dalam upaya percepatan Gerakan Literasi, Program INOVASI bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bima dan STKIP Taman Siswa Bima memfasilitasi sekolah sasaran program sebanyak 21 Sekolah Dasar (SD) dan 4 Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada sembilan desa di Kecamatan Sape, Monta dan Langgudu. Sekolah-sekolah tersebut sebelumnya diseleksi oleh Tim terpadu Bappeda, Dikbudpora, DPMD, Dinas Perpustakaan dan pegiat literasi kabupaten Bima yang difasilitasi oleh INOVASI.
Demikian salah satu poin penting yang dipaparkan Tim Gerakan Masyarakat Sadar Literasi (GEMAR) Literasi Kabupaten Bima dihadapan 15 peserta Workshop Lokasi Sasaran Program yang berlangsung di Kantor Bappeda Kabupaten Bima, Jumat (23/4/2021).
Koordinator Tim Gemar Literasi STKIP Taman Siswa Dr. Syarifudin, S.Si., M.Pd pun menyampaikan pemaparannya di hadapan perwakilan Bappeda, Dinas Dikbudpora, Dinas Perpustakaan dan Arsip, Kantor Kementerian Agama, Dinas Kominfo dan Statistik, Jajaran STKIP Taman Siswa dan fasilitator INOVASI mengungkapkan tahapan kegiatan GEMAR Literasi yang berlangsung 12 bulan tersebut.
Menurut Syarifuddin, sejumlah tahapan Rembuk Pendidikan Kabupaten Bima telah dilakukan. Mulai dari eksplorasi, penentuan masalah prioritas dan identifikasi solusi. Mengacu pada hasil rembuk tersebut, kata dia, terdapat kelompok anak yang mengalami kesulitan terberat dalam mengembangkan kecakapan dasar seperti literasi numerasi karakter di Kabupaten Bima.
Menurutnya, di satu sisi, terdapat 8 kelompok anak-anak yang mengalami kesulitan terberat dalam mengembangkan kecakapan dasar. Siswa tersebut tinggal di wilayah 3T, keluarga ekonomi rentan dan tidak tinggal bersama orang tua. Di samping adanya siswa berkebutuhan khusus yang masuk SD tanpa melalui pendidikan pra sekolah.
"Juga faktor kurangnya dukungan keluarga dan masyarakat serta sering diajak orang tua dalam kegiatan ekonomi berladang dan mencari nafkah," sebutnya.
Lanjut Dr. Syarif, fakta didapatkan, sekolah belum memberikan layanan optimal bagi siswa dengan hambatan terberat serta kebijakan belum sepenuhnya berpihak kepada siswa dengan hambatan terberat. Faktor lainnya yang turut berperan adalah peran masyarakat dan orang tua bagi siswa dengan hambatan terberat masih terbatas dan belum sesuai harapan.
"Penentuan sasaran program sebanyak 21 Sekolah Dasar (SD) dan 4 Madrasah Ibtidaiyah (MI) tersebut mengacu pada kriteria Desa miskin, daerah dengan kantong anak sebagai pekerja, daerah dengan orang tua bekerja sebagai petani/TKI yang meninggalkan anak serta daerah dengan jumlah peserta didik dan guru tinggi," jelasnya.
"Kita berharap program literasi dasar yang inklusif di tingkat Sekolah Dasar dan desa serta terjadinya proses penguatan kapasitas kelembagaan antara pemerintah dengan lembaga kependidikan dalam kerangka program literasi dapat terlaksana," sambung dia menambahkan.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bappeda Kabupaten Bima H. Fahrudin S.Sos. M.Ap yang membuka workshop tersebut mengungkapkan, strategi pelaksanaan gerakan literasi mencakup program pengelolaan pendidikan, program pendidikan dan tenaga kependidikan serta program pembinaan kepustakaan.
"Strategi tersebut didukung fitur utama yang mencakup literasi berkarakter, pendekatan inklusif untuk anak-anak yang mengalami kesulitan terberat dan memperkuat kepemilikan desa terhadap sekolah sebagai satu kesatuan masyarakat serta ketersediaan data spesifik dari sekolah, desa dan kabupaten," ujarnya.
Menurutnya, di samping elemen tersebut, terdapat fitur lanjutan dimana semua anak SD dan Madrasah di Kabupaten Bima memiliki keterampilan literasi dasar yang berkarakter. (RED | ADV)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.