Masih Banyak Ternak Liar di Tengah Kota, ini Kado Terburuk di Momentum HUT Kota Bima yang Ke-19
Keberadaan kawanan sapi yang ada di tengah Lapangan Merdeka, Kota Bima, Sabtu, 10 April 2021 malam. METEROmini/Dok |
KOTA BIMA - Kota Bima yang merayakan dirgahayu Hari Ulang Tahun (HUT) ke 19 yang jatuh pada tanggal 10 April di tiap tahunnya. Dan seperti biasanya, dalam memperingati Hari Jadinya tahun ini, Pemerintah Kota Bima menggelar upacara bendera yang dilangsungkan di halaman Pemkot Bima, Sabtu (10/4/2021) pagi, kemarin.
Namun, di momentum hari bahagia Kota Bima tahun ini. Sorotan mengenai ternak liar yang bebas berkeliaran di berbagai titik yang ada di Kota Bima, beberapa hari terakhir ini menjadi catatan buruk yang disorot warga di Sosial Media jenis Facebook. Pasalnya, menurut keterangan warga yang sedang menikmati malam di Lapangan Merdeka yang disebut juga dengan nama Lapangan Serasuba, dikejutkan dengan kehadiran hewan ternak jenis sapi yang selalu menggunakan lapangan kebanggaan warga Kota Bima itu sebagai kandang atau tempat peristirahatannya di waktu malam hari.
Sontak saja, warga pemilik akun La Rangga Donggo, langsung memposting foto sapi yang ada di tengah lapangan yang berada di jantung Kota Bima itu dengan narasi statusnya yang menyentil dan mengkritik kinerja Pemerintah Kota Bima selama ini.
"Pasukan Khusus Pengibaran Bendera dari Kesatuan Hewan Ternak sedang melakukan Gladi Upacara Hari Jadi Bima di lapangan Serasuba," tulis, La Rangga Donggo, Sabtu, 10 April 2021 malam yang juga menandai beberapa teman Facebooknya yaitu Fathur Makacumpu, Muh Fiqriawansyah, Agus Mawardy dan Adi Revolusioner Progresive.
Kata dia, hampir tiap malam keberadaan sapi yang diketahui milik warga Kota Bima selalu saja berkeliaran bebas di tengah kota dan menongkrong di Lapangan Merdeka atau berkeliaran di kawasan Pasar Bima. Tentu saja, menurutnya, fenomena ini sangat kontradiksi dengan daerah yang semestinya maju dan bersih dengan hal-hal yang seperti ini karena sudah disebut dan berstatus sebagai "Kota Madya".
"Di NTB ini ada dua kota madya. Pertama ada Kota Mataram di Pulau Lombok dan yang kedua adalah Kota Bima yang ada di Pulau Sumbawa. Namun, dari sisi keberadaan ternak liar sangat jauh keadaannya. Di Mataram tak ada satu ekor pun ternak liar berkeliaran bebas di jantung dan tengah kota. Namun, di Kota Bima, potret dan keberadaan ternak liar ini sudah lama disorot dan masih saja ditemukan diberbagai titik yang tentunya memberi kesan buruk terhadap Kota Bima selama ini," jelasnya.
Diakuinya, soal ternak liar yang sempat menjadi janji politik Lutfi-Feri untuk dituntaskan saat terpilih menjadi Wali dan Wakil Wali Kota Bima saat ini. Tampaknya, belum ada upaya yang serius untuk ditangani oleh pihak terkait yang menjadi atensi pimpinan di Pemkot Bima saat ini.
"Tentu saja, keberadaan ternak liar ini merupakan kado terburuk di momentum Hari jadi Kota Bima yang ke 19 di tahun 2021 ini," sorotnya.
Warga lainnya, Roslina Hmsaleh mengaku, sebagai warga Kota Bima tentu dirinya sangat merasa resah dengan kehadiran ternak sapi atau kambing yang berkeliaran di jalan ataupun tempat umum yang ada di Kota Bima. Menurutnya, hal ini juga bisa berdampak pada keamanan pengendara agar terhindar dari kejadian kecelakaan saat hewan ternak berkeliaran bebas selama ini.
Belum lagi, sambung dia, kenyamanan dan keberadaan taman yang dibangun pemerintah dengan anggaran yang menelan angka miliaran rupiah tentu akan mudah dirusak dengan kehadiran ternak liar selama ini.
"Kami berharap ada tindakan tegas dari instansi terkait untuk menegakkan Perda yang sudah ada dalam mengatur keberadaan ternak liar di Kota Bima ke depannya," harap dia.
Pengakuan warganet lainnya, Muhammad Fadli Foodoo mengungkapkan, belum lama ini, ada warga yang menjadi korban kecelakaan saat berkendara gara-gara menabrak kambing yang ada di depan KLK, Kecamatan Asa Kota. Pihaknya pun merasa heran dengan kinerja Pemkot Bima saat ini, padahal sudah ada Perda tapi terkesan enggan untuk ditegakkan dan diterapkan secara serius.
"Kami harap saol ternak liar ini menjadi atensi dan prioritas Pemkot Bima untuk bisa ditiadakan lagi keberadaannya baik di tempat-tempat umum dan di jalan-jalan yang bisa membahayakan para pengendara di Kota Bima," tandasnya. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.