Kedai Mas Juna (Penjual Ayam Geprek dan Es Boba)
Saat wawancara dengan pegawai di Kedai Mas Juna. METEROmini/Dok |
Oleh: Muhamad Huzairon (Mahasiswa Fakultas Ekonomi di UNU NTB)
TUGAS - Mungkin untuk saat- saat sekarang ini sedang tenar bahkan banayak kita temukan di daerah sekitar kita para pedagang kaki liama (PKL) yang berjualan di pingggir jalan entah jualan makanan ataupun minuman, mungkin untuk beberapa tahun yang lalu kita banyak menemukan orang berjualan di pinggir jalan menggunakan gerobak. Tapi untuk saat ini seiring berubahnya zaman dan lebih gaul, Sekarang banyak pedagang tidak lagi menggunakan gerobak untuk berjualan. saat ini mereka menggunakan tempat yang bisa di bilang lebih moderen yakni dengan menyewa tempat dengan ukuran sekitar 2,5 m yang memang khusus di rancang untuk berjualan dan terkesan lebih kekinian.
Dan dari sekian banayak pedagang di pinggir jalan yang saya temukan, saya sangat tertarik dengan sebuah kedai di pinggir jalan di JL. Pariwisata sandik, dekat taman kota sandik. yakni “kedai geprek mas juna”. Karena penasaran akhirnya saya berhenti di sana untuk membeli beberapa makanan di sana. Di sana masih ramai orang yang sedang menunggu pesanan mereka, sayapun antri beberapa menit, setelah bebrapa menit menunggu sayapun langsung turun dari motor menuju sang penjual.
Saya disapa oleh mas Dedi yang bekerja di kedai itu. dan dia tanya mau pesan apa? Dan diasana ada buku menu makanan dan minuman yang ada di kedai itu, sayapun pesan 2 es boba dan 2 ayam geprek. dan sambil menunggu pesanan siap kami beerduapun sedikit berbincang-bincang bahkan bercanda. Dari perbincangan yang singkat itu saya mengetahui bahwa mas Dedi berasal dari Desa Malaka, lombok utara. Dan dia adalah alumni MAN 1 mataram, dan sekarang sudah menikah dan memiliki satu orang anak. Dia sangat mengenal betul dan tau betul bagaiman melayani pelanngannya, memang benar kata orang terkadang pengalmanlah yang berbicara. Mas dedi mengatakan bahwa dia pernah bekerja di beberapa tempat sebelum dua bekerja di mas juna antara lain yakni di Marina hotel, Holidyiin, diva kelui, dan juga Hotel seraton.
Dan saya pun menanyakan ke mas dedi siapa sebenaranya mas juna pemilik kedai tempat dia bekerja itu, dan dia menjawab “mas juna adalah orang asli sumbawa yang datang ke lombok beberapa tahun yang lalu dan membuka usaha kecil-kecilan di mataram, sebenarnya ini adaklah kedai kedua awalnya kami jualan di jalan pemuda dekat UIN mataram, tapi dikarenakan kedai yang di mataram bisa di bilangh kurang laris maka awalnya kita pindah jualan ke taman kota sadik dan setelah beberapa bulan di taman kota sandik merekapun pindah lagi kelokasi ini” jelas mas dedi. Untuk lokasi yang sekarang mereka sudah tempati kurang lebih satu tahun sudah. Mas Dedi adalah kariawan pertama di kedai mas juna, dia bekerja di mas juna kurang lebih satu tahun setengah. “Dari hasil jualan kita di lokasi ini, beberapa bulan yang lalu kita sudah bisa membuka cabang yang kedua yakni di depan alfamart meninting” ucap mas Dedi. Dan sayapun sambil bercanda menanyakan “kira-kenapa orang luar (luar daerah) lebih sukses dari kita di daerah kita ?”, sambil tertawa mas dedipun menjawab “ mungkin ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu terjadi, diantaranya adalah : mereka sudah mengenal seluk-beluk usaha yang akan di lakukan, mereka tidak ragu karena terbiasa, beda dengan kita, kita belum apa-apa kita sudah ragu dengan ide kita.”
Beberapa saat saya duduk di sana datang dua orang perempuan yang ternyata rekan kerja mas dedi, dan kebetuklan yeng salah stunya adalah teman saya waktu SD namanya wardatul Jannah dan dia mengatakan dia sudah kerja di sana 6 bulan. Setelah kedua rekannya datang mas dedi pun pakan pergi, katanya mau ke lokasi kedua karena mereka kerja gantian kalau di bulan puasa ini dari jam 01.00 – 22.00. dan Kalau hari biasa sebelum bulan puasa mereka buka dari jam 09.30 – 22.00. dan sebelum pergi mas dedi menyuruh saya untuk tanya-tanay kepada temannya.
Karna Salah satu
pekerja tersebut adalah teman saya waktu SD saya tidak terlalu canggung untuk
menanyakan beberapa hal kepadanya. Dan
kepadanya saya bertanya berapa hasil penjualan yang sudah di dapatkan hari ini,
dan diapuan menjawab “ hari ini uang yang sudah di peroleh dari sore adalah
430.000,00” . dan “penghasilannya perbulan kalau rame kurang lebih sekitar
10.000.000 katanya”. Setelah menanyakan
beberapa hal , saya bertanaya “ dari pengalaman yang sudah side jalani dalam berjualan , bagaimana sih
cara jualan yang baik dan tidak keluar dari ajaran islam”? ,
“Kita harus sopan, berprilaku baik dan juga selalu berusaha memberikan kepuasan kepada para pembelin dan jangan sampai mengecewakan mereka, karena pabila kita sudah melakukan dan menjalani itu semua pelanggan akan merasa senang dengan kita, dan kitapun akan untung dengan kesenangan mereka”. Dan setelah kuang lebih 15 menit menunggu akhirnya yang saya pesanpun jadi. Dan ternyata harga untuk 2 ayam geprek 20.000 dan 2 es boba juga 20.000, jadi total untuk semuanya adalah 40.000.
Bagi saya sih harga untuk makanan yang ada di sana masih pas di kantong dan wajar saja dagangan mereka laris dan ramai prmbeli selain makannanya enak, Mereka juga melayani pembeli dengan ramah dan santai bahkan nisa di ajak bercanda.
Begitulah hasil wawancara saya dengan Mas Dedi dan Wardatuljannah pegawai di Kedai Mas Juna, Selasa, 13 April 2021 yang lokasi kedainya ada di Jl. Pariwisata Sandik, sebelah timur taman kota. ***
*) Penulis adalah Muhamad Huzairon, Mahasiswa di Fakultas Ekonomi UNU NTB.
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.