"Terjadi Kericuhan", Warganet Nilai Rasa Pri Kemanusiaan Sudah Hilang di RSUD Bima
Tangkapan layar postingan warganet terjadinya keributan dan protes keluarga pasien di depan ruang Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Bima, Kamis, 10 Desember 2020. METEROmini/Dok |
KOTA BIMA - Keributan terjadi di depan ruang Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Bima yang ada di Kecamatan Raba, Kota Bima, Kamis, 10 Desember 2020. Keributan dipicu karena keluarga pasien yang kecewa atas pelayanan di rumah sakit yang sudah berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) milik Pemerintah Kabupaten Bima.
Keributan ini pun menjadi viral di sosial media, setelah diunggah videonya oleh akun facebook milik Bhen khafani. Kurang dari 24 jam, video itu telah dibagikan lebih oleh 2.000 netizen, dan ribuan emotion serta ratusan komenter dari Facebookers yang rata-rata menghujat pelayanan kesehatan BLUD Bima di bawah kendali drg. Ihsan selaku Direkturnya saat ini.
Dalam keterangan statusnya, Bhen khafani menulis, diduga karena lambat ditangani pihak RSUD Bima, keluarga pasien marah-marah.
"Pelayanan tidak jelas di RSUD Bima. Sudah 1 jam ibu hamil tidur di dalam Ambulance dan belum ada pihak petugas medis yang tanganinya," tulis dia, Kamis, 10 Desember 2020 siang kemarin.
"Apakah wajar pasien diperlakukan seperti ini.? Semoga ibu dan dede bayinya selamat. Amiin Yaarabbal Aalamin," sabung Bhen Khafani.
Warganet lainnya, Usman PapaTiara Arsyila menjelaskan, ibu hamil tersebut berasal dari Desa Sakuru, Kabupaten Bima. Setelah tiba dengan ambulance di depan UGD RSUD Bima, seperti biasanya, pasien menunggu perawat yang menanganinya untuk penindakan medis lebih lanjut.
"Tapi, saat orang rumah sakit bilang tunggu perawat khusus setelah mobil ambulance sampai di depan UGD. Namun, sejam lamanya ditunggu tak ada satu perawat pun yang datang. Dan saya langsung ribut saat itu," ungkapnya.
"Mereka bilang harus ada perawat khusus sementara perawat itu tidak tau di mana rimbanya. Akhirnya keluarga pasien menunggu sampai 1 jam tapi juga tidak muncul-muncul juga. Kondisi ini spondan membuat kami naik pitam dan emosi terhadap petugas medis karena tidak tega melihat kondisi pasien seorang ibu hamil," jelasnya menambahkan.
Salah seorang warganet yang ikut komentar dalam postingan video keributan tersebut. Akun Mieya Apiet menjelaskan, kalau mau melahirkan langsung ke ruang nifas dan tak harus ke IGD. Memang prosedurnya sekarang kalau mau melahirkan harus rapid dulu.
"Itu setahu saya, kalau pakai pake emosi gitu, bagaimana mau ditanganinya," tulis Mieya.
Komentar itu pun ditanggapi oleh pengguna Facebook yang lain yang bernama Iladian.
"Kita hanya bisa ngomong saja mba. Memang sudah prosedurnya ke UGD. Lalu UGD yang lapor ke ruang bersalin, Kita jangan terlalu asal ngomong, rasain dulu ada di posisi orang yang mau melahirkan itu antara hidup dan mati. Coba dia tidak gawat tak mungkin dia ke rumah sakit. Pasti dia dalam keadaan gawat yang tak hanya ibunya tapi ada nyawa bayinya juga yang dipertaruhkan," balas akun Iladian menanggapi komentar akun Mieya Apiet.
Kondisi kekecewaan lainnya atas pelayanan di RSUD Bima pun terungkap dalam ratusan komentar dari warganet yang "mengutuk" pelayanan di RSUD Bima belakangan ini. Bahkan, nada-nada provokatif hingga ajakan merusak faasilitas milik pemerintah ini pun dilontarkan tanpa ragu oleh warga di sosial media.
Akun Facebook Dhafid Khan Putra Bima pun mencurhatkan rasa kecewanya saat menjalani pengobatan di RSUD Bima beberapa waktu yang lalu.
Dia menuliskan, adik perempuannya yang beberapa waktu lalu ingin melahirkan di RSUD Bima, hampir 3 jam dalam ambulan dalam kondisi yang sangat memilukan. Dan saat saudaranya meninggal di RSUD Bima, ada saja pelayanan yang membuat perasaan jengkel atas kelakuan petugas medis yang ada.
"Memang RSUD Bima ini kurang ngajar pelayanannya. Seandainya ada teman saat kejadian itu, sudah ribut pasti itu. Untung saya sendiri dan rasa kecewa pada RSUD Bima ini masih terasa. Disuruh menunggu hasil laboratorium di tengah kondisinya berjam-jam di ambulance mana saat itu sedang pakai oksigen lagi," tulisnya penuh keluh.
Warga sangat berharap pihak RSUD Bima berikan layanan kesehatan yang prima kepada pasien dan keluarganya.
"Di Bima itu jangan ikut-ikutan jadi PKI. Layanilah warga atau pasien yang ingin melahirkan. Seorang wanita itu bukan bintang, tapi manusia yang sangat terhormat. Memang, saat ini sudah banyak tenaga medis dan dokter yang tak lagi mengenal rasa pri kemanusiaan," sorot akun Iwan Budi dalam komentar lainnya.
Sementara itu, Direktur BLUD Bima, drg. Ihsan yang dihubungi media ini pasca keributan terjadi, masih diupayakan untuk dikonfirmasi lanjut atas keluhan pasien dan keluarganya saat berobat di RSUD Bima. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.