Kesal Tidak Disuruh Liput Langsung Debat Paslon, Wartawan Bakar Kartu Id Card Dari KPU
Wartawan Bakar Kartu Id Card Dari KPU.METEROmini/Agus Gunawan |
Sejumlah wartawan menilai, Kebijakan yang terapkan oleh KPU Kabupaten Bima tersebut, menghalangi tugas Jurnalis.
Wartawan Kabar Bima, Habibi Abbie Mayu menyesalkan, kepada panitia penyelenggara debat.
"Apa maksud panitia melayangkan undangan ke media, memberikan kartu pengenal media untuk meliput namun wartawan tidak diberikan kesempatan untuk meliput debat secara langsung dalam ruangan," jelasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh wartawan lain, seperti Kahaba Net, Jurnal NTB, Dimensi, Meteromini, Visioner, Jerat NTB dan media lainnya.
Aris Efendi wartawan Dimensi menyatakan, perlakuan KPU terhadap sejumlah media saat ini tidak menunjukan sikap yang profesional terhadap media yang menjadi mitra KPU.
"Cara penyelenggara pemilu sangat tidak menunjukan sikap kemitraan," katanya.
Ditegaskannya, wartawan sangat memahami SOP yang diterapkan KPU. Akan tetapi katanya, SOP tersebut tidak membatasi tugas wartawan.
"Ini sama saja menghambat kinerja wartawan, " tegasnya.
Edo Rusyadin, dari Jerat NTB bahkan mengatakan kalau KPU Kabupaten Bima terlalu kaku memahami aturan pengamanan dan pembatasan dalam pelaksanaan debat.
"Ini kaku sekali. Sudah dua kali wartawan diperlakukan seperti ini. Dulu saat pengambilan nomor urut, wartawan disuruh meliput dari luar pagar. Ini konyol," pungkasnya. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.