Warga Rabadompu Barat Menuding Program Bedah Rumah Sangat Diskriminasi dan Tidak Adil

Kondisi rumah milik Ruslan di Kelurahan Rabadompu Barat, Kota Bima yang tak mendapat program bedah rumah tahun 2020. METEROmini/Agus Gunawan

KOTA BIMA - Satu keluarga yang tinggal di bantaran sungai dengan kondisi rumah yang tak layak di Kelurahan Rabadompu Barat, Kecamatan Raba, Kota Bima mengeluhkan tidak mendapatkan program bedah rumah dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bima saat ini.

Ruslan, penghuni rumah yang bermukim di Rt 15/05, Lingkungan Tere itu merasa kecewa dengan pengusulan yang dilakukan pihak Pemerintah Kelurahan Rabadompu Barat yang dinilai tidak adil dalam menentukan warga yang mendapatkan program bedah rumah.

Menurutnya, di tahun 2019 lalu hingga tahun 2020, namanya telah ditetapkan dan keluar sebagai warga yang mendapatkan program bedah rumah dari Pemkot bima. Tapi,  setelah pelaksanaan di lapangan, tiba-tiba namanya terhapus di tengah jalan. Dan ia sangat mengaku kecewa dengan cara kerja pemerintah yang tak profesional seperti ini.

"Padahal saya sudah tanda tangan di kantor kelurahan beberapa waktu yang lalu dan nama saya urutan pertama sebagai penerima bantuan program bedah rumah. Tapi, setelah realosasi program, nama saya tidak ada dalam data penerima bantuan," keluh dia.

Diakuinya, ini sudah tahun yang kedua diberi harapan palsu alias di PHP dengan bantuan bedah rumah ini. Di tahun 2019 lalu, dia mengaku awalnya dapat, tiba-tiba tak dapat bantuan saat proses berjalan. Dan dijanjikan oleh pihak Pemerintah mendapat bantuan tahun 2020 ini. Namun di tahun ini, keluarganya terpaksa kembali menelan pil pahit yang sama, saat tak ada namanya sebagai salah satu penerima manfaat program bedah rumah ini.

":Apa begini cara kerja pemerintah dengan menciptakan ketidakadilan bagi kami yang miskin keadaan hidupnya. Mudah sekali bantuan itu digeser dan nama kami dihilangkan. Kok suka sekali kami didiskriminasi. Kejam cara kerja penentu pemberi bantuan bedah rumah di Pemkot Bima selama ini," sorotnya tajam. 

Ia melanjutkan, dengan melihat kondisi tempat tinggalnya saat ini, seharusnya pemerintah buka mata dengan kondisi rumah keluarganya yang masih rusak akibat dihantam banjir bandang tahun 2016 silam yang letaknya di bantaran sungai. 

"Rumah kami bisa dinilai tidak layak. Dalam rumah yang ditempatinya hanya beralaskan tanah. Bisa dibilang kami tinggal di rumah setengah permanen atau bahasa bimanya 'uma dana' (rumah tanah) dan sangat tidak layak huni," terangnya. 

Ia berharap, pihak terkait dalam program bedah rumah di Pemkot Bima bisa meninjau kembali kebijakannya dan mengembalikan namanya sebagai salah satu penerima bantuan program bedah rumah tahun ini. (RED)

Related

Kabar Rakyat 6589760060021302451

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item