Asimetris: Capaian Kinerja IDP
https://www.metromini.info/2020/07/asimetris-capaian-kinerja-idp.html
Bupati dan Wakil Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE atau (Dinda) dan Drs. H. Dahlan M. Nur. METROMINI/Dok |
Oleh : Dr. Ikhwan Sirajuddin, SE, M.Si
OPINI - Ekonomi jalan ditempat, dalam bayang- bayangan Potensi SDM yang banyak, itulah potret capaian kinerja Hj. Indah Dhamayanti Putri (IDP) dan jajarannya selama 4,7 tahun memimpin Kabupaten Bima. Pendapatan Asli Daerah ( PAD) 2017 sebesar 199.888 Milyar, 2018 sebesar Rp. 136.270 M atau turun 63.563 M. Sedangkan Tahun 2019 PAD Hanya mencapai 135.874 M atau turun 39.6 M dari total APBD sebesar 1,812. Triliun.
PAD yang kecil dapat di tutup dengan dana perimbangan dari pusat sebesar 1,348 Triliun ditambah dengan Pendapatan lain- lain daerah yang sah sebesar 327.667 Milyar., Kalau tidak ada dana dari pusat maka Pemda tidak mampu menggaji Pegawainya.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5.30% menjadi 6,27% tahun 2017 dan tahun 2018 menurun sebesar 4.06% dan diakhir 2019 sebesar 4.29% jadi rata- rata kurun waktu 2016- 2019 pertumbuhan ekonomi berkisar 4-6 %. Ekonomi tumbuh diatas 3 digit berimplikasi pada penurunan angka pengangguran dimana 2016 sebesar 3.98%, 2017 menurun 3.75%, 2018 menjadi 3,50% dan 2019 sebesar 2,87% ,,Pertumbuhan ekonomi bersumber dari sektor pertanian bukan Sektor jasa dan Perdagangan,, Atau Karena Investasi.
Pertumbuhan ekonomi tidak ditopang dengan Peningkatan Investasi di akhir tahun 2019 total PMDN hanya sebesar 59.811 Milyar dengan ijin investasi yang dikeluarkan hanya 9 Ijin,, Masih kalah dengan Kabupaten Dompu.
Potensi lain yamg kurang bergairah adalah sektor Pariwisata akhir tahun 2019 jumlah kunjungan sebanyak 90.735 wisatawan lokal dan 1600 wisatawan manca negara sedangkan untuk program pengembangan destinasi Pariwisata dialokasikan anggaran cukup besar sebanyak 8,129 Milyar.
PAD yang rendah menunjukan Kapabilatas kepala Daerah dalam mengelola ekonomi daerah, dan yang terpenting juga Rasio kemandirian daerah rendah.
SKPD dan kepala Dinas tidak bekerja berdasarkan Output dan ukuran, termasuk kemampuan exstensifikasi sumber pajak daerah, dan retribusi daerah, karena birokrasi yang kurang sejalan dengan Visi Bupati. Maka kita memerlukan Energizing Bureaucracy melalui Pendekatan Merit Pay untuk Meningkatkan Kinerja Sektor Publik.
Bupati harus membuka terobosan baru Karena itu, spirit moralitas politik juga mampu mentransformasikan pemahaman yang hanya good governance menjadi mampu menciptakan apa yang disebut dynamic governance (Boo Siong, dkk). Dalam dynamic governance, peran kepemimpinan merupakan faktor penting dalam menentukan hasil, perubahan, tingkat inisiatf reformasi institusi pemerintah, serta percepatan pelayanan.
Sejak terjadi pemisahan Kota dan Kabupaten PAD bima signifikan berkurang karena sentral bisnis ada di kota bukan di kabupaten Masyarakat spending money (membelanjakan uang,) di kota bukan di Kabupaten ,, maka bagaimana upaya Pemda menumbuhkembangkan sentral bisnis di Kabupaten seperti Pasar Tente, Sila, Sape, wera dll.
Diperlukan Dorongan yang kuat untuk menciptakan gairah ekonomi di pedesaan misalnya, One Village One Product (OVOP). Setiap desa punya produk unggulan masing-masing. Kalau ini mampu di kembangkan maka Desa akan menjadi kontributor utama dalam meningkatkan PAD daerah.
Bupati yang dihadirkan harus memiliki wawasan can kemampuan Bisnis, selain leadership dan Governance. IDP dalam hal ini lose acountability,
Antara potensi yang belum dikelola dengan kemampuan Pemda Asimetris karena Sopirnya Tidak mengenderai Mobil dalam speed yang cepat, Akselarasinya rendah, Akhirnya Ekonomi Bima seperti Lompat Katak (Leap Frog). ***
-----------------
*) Penulis adalah Wakil Rektor Universitas Islam Attahiriyah Jakarta / Dosen diberbagai Universitas di Jakarta.
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.