Warga Oi Katupa Akui Adanya Perlakuan Kejahatan Terorganisir dan Tak Gelar Jum'atan Bertahun-tahun

Warga di Desa Oi Katupa berpose di tanah garapannya yang sudah dipagari oleh pihak perusahaan, Sabtu, 13 Juni 2020. METEROmini/Agus Mawardy

KABUPATEN BIMA - Warga Desa Oi Katupa, Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima mengeluhkan atas keberadaan PT. Sanggar Agro yang masuk sejak tahun 2015 lalu. Pasalnya, menurut pengakuan warga, perusahaan yang mengklaim memiliki Ijin Hak Guna Usaha di Kecamatan Tambora itu menguasai sumber air untuk penyiraman tanaman kayu putih. Sementara air untuk kebutuhan warga sudah tak ada lagi.

Pengakuan seorang warga di Desa Oi Katupa, Mansyur mengaku warga sudah tak menggelar sholat Jum'atan sejak kedatangan pihak perusahaan karena di Masjid desa tak ada air yang mengalir di sana.

"Kami sudah bertahun-tahun tak gelar Sholat Jum'at. Karena air di Masjid dan perkampungan warga sudah dikuasai pihak Sanggar Agro. Untuk kebutuhan hidup kadang kami harus membeli air," akunya, Sabtu, 13 Juni 2020.

Tak hanya masalah air yang menjadi kendala hidup di Desa Oi Katupa. Lahan warga pun ingin dikuasai seluruhnya oleh pihak perusahaan. Baru-baru ini, kata Mansyur, pihak perusahaan memagari sepanjang 5 KM di atas lahan milik warga yang kepentingannya ingin menguasai lahan warga yang sudah ditanami jambu mente maupun tanaman musiman seperti jagung dan kacang.

"Setiap hari pihak perusahaan ingin menguasai lahan warga. Dan mereka sudah memagari lagi sepanjang 5 KM yang niatnya ingin mengklaim dan menguasai lahan milik kami. Sudah awal datang menyabotase lahan warga dengan dukungan aparat dan preman. Sekarang mau menguasai lagi yang sisanya," jelas dia.

"Sudah terjadi kejahatan yang terorganisir di Desa Oi Katupa ini. Dan banyak warga yang berasal dari wilayah lain sebagai pemukim awal di tahun 80-90an lalu yang sudah kembali ke daerah asalnya karena lahannya sudah dikuasai pihak perusahaan," lanjut dia.

Dia pun mengaku, pihaknya sudah berjuang panjang akibat alami sengketa lahan dengan pihak perusahaan. Ia pun kecewa berat dengan sikap Bupati yang lebih membela pihak perusahaan ketimbang rakyatnya sendiri.

"Perjuangan kami tinggal menunggu harapan dari Presiden saat ini. Semua level sudah kami temui dan tak ada yang bisa membela kami mulai dari Kepala Desa sampai Gubernur. Dan kami di sini mengharamkan Bupati Bima untuk datang di Desa Oi Katupa," tandasnya. (RED)

Related

Kabar Rakyat 423631487889214789

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item