"Skandal Patung", Bupati Pilih Kunker Ketimbang Temui Pendemo Dari Kalangan Alim Ulama
https://www.metromini.info/2020/03/skandal-patung-bupati-pilih-kunker.html
Sejumlah ormas Islam yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI) Bima menggelar aksi depan kantor Bupati Bima, Senin, 9 Maret 2020. METEROmini/Dok |
KABUPATEN BIMA - Aksi sejumlah ormas Islam yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI) Bima, Nusa Tenggara Barat, Senin (9/3/2029) pagi, yang ikuti sejumlah Alim Ulama di Bima dalam mendesak Bupati Bima agar menyikapi serius tuntutan terkait keberadaan patung di Pantai Wane, Kecamatan Monta berakhir dengan rasa kecewa.
Pasalnya, aksi yang ditargetkan untuk bisa mendapat tanggapan dari Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri tidak terjadi. Kekecewaan alim ulama ini pun berujung saat mengetahui Bupati Bima, lebih memilih mengikuti kegiatan Kunjungan Kerja (Kunker) di Kecamatan Donggo bagian barat, ketimbang menemui pendemo dari berbagai kalangan Ormas Islam tersebut.
Pantauan langsung media ini, tuntutan yang disampaikan beberapa orator dalam aksi Forum Umat Islam (FUI) Bima di depan pintu gerbang Kantor Pemkab Bima yaitu mendesak pemerintah agar mengangkat keluar atau membongkar “Patung Dewa” yang ada di Pantai Wane, wilayah Desa Tolotangga, Kecamatan Monta.
"Permintaan dan tuntutan meminta pembongkaran patung di Wane sudah disampaikan kepada pemerintah daerah sejak setahun yang lalu. Namun, tidak pernah didengar dan ditanggapi oleh Bupati Bima," ujar Ketua FUI Bima, Asikin bin Mansyur, siang tadi.
Ditegaskannya, Bupati dan Wakil Bupati Bima serta Sekda maupun pejabat seperti Kapolres dan yang lainnya jangan sesekali menjadi budak jabatan dan budak harta. Apalagi mendukung keberadaan patung di Pantai Wane.
"Takutlah azab Allah SWT. Patung itu harus diangkat keluar. Kami akan mendoakan, kami akan terus mendoakan," sambung Asikin dengan nada suaranya yang tersedu-tersedu.
Sementara, itu Sekda Bima Drs. H. M. Taufik HAK yang menemui massa aksi malah membuat suasana kian gaduh dan perasaan kecewa dari pihak massa aksi setelah mendengar tanggapan yang disampaikan oleh Sekda.
"Kalau mau bertemu Bupati, akan saya sampaikan ke beliau. Soal ini, semua elemen akan kita undang," ucap Sekda yang langsung disanggah para pendemo dengan nada ketus dan kecewa.
Saat itu, massa aksi menyoraki dan meminta Sekda berhenti bicara karena dianggap tak menjawab keinginan mereka yang ingin mengetahui sikap Bupati Bima terhadap keberadaan patung di Pantai Wane saat ini.
"Sudah-sudah Pak. Tak ada manfaatnya itu. Hancurkan mereka Ya Allah, Hancurkan mereka Ya Allah, Hancurkan mereka Ya Allah. Ini makar mereka, Ini makar mereka, Ini makar mereka," seru seorang pendemo ditujukan kepada pihak Sekda dan jajarannya yang terekam dalam video dibalik aksi ini. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.