"Memalukan", Bupati Bima Disorot Aktivis Karena Langgar Surat Edarannya Sendiri
https://www.metromini.info/2020/03/memalukan-bupati-bima-disorot-aktivis.html
Surat edaran yang tak selaras dengan kegiatan Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri disorot. METEROmini/Dok |
KABUPATEN BIMA - Pemerintah Kabupaten Bima baru-baru ini telah mengeluarkan Surat Edaran Bupati Bima Nomor: 014/012/03.7/2020 Tentang Himbauan Upaya Pencegahan Penularan Covid-19 di Tempat Kerja. Surat Edaran tersebut menindaklanjuti Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor: pk.02.01/B.VI/839/2020 tanggal 5 Maret 2020 dan Surat Edaran Gubernur Nusa Tenggara Barat No: 180/112/KUM Tahun 2020 tentang hal yang sama.
Sementara, dari delapan point Surat Edaran Bupati Bima dinilai kontradiksi dengan realita yang terjadi. Sorotan publik pun menohok tajam ke Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri (IDP) hingga dibully netizen di sosial media bahkan dicap "memalukan" oleh warganya karena sering menggelar kegiatan yang mengundang massa.
Seorang aktivis, Herlyn Fabhil menilai, Bupati Bima dalam melakukan upaya pencegahan penyebaran virus Corona tak punya konsep dan tak paham dengan kerja yang harus dilakukannya. Semestinya, selaku pimpinan daerah, beliau konsisten dengan Surat Edaran yang diterbitkannya bukannya melanggar dan memberikan contoh yang tidak baik untuk masyarakat.
Dijelaskannya, point penting dalam surat edaran tertanggal 16 Maret 2020 Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri (IDP) meminta semua pihak untuk menunda dan atau membatasi rapat, pertemuan, atau kegiatan yang menghadirkan banyak orang pada tempat-tempat umum.
"Dan pada point selanjutnya Bupati Bima meminta kepada perangkat daerah agar melaksanakan koordinasi, sosialisasi dan edukasi mengenai upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19," terang aktivis pro demokrasi yang pernah bergabung di LMND Bima, Minggu, 22 Maret 2020.
Faktanya, kata dia, Bupati Bima Hj Indah Damayanti Putri tetap melakukan kegiatan Kunjungan Kerja (Kunker) seperti yang dilakukan di Dusun Muku, Desa Sanolo, Kecamatan Bolo, Jum’at, 20 Maret 2020 lalu. Sehari sebelumnya, Bupati juga menerima kunjungan masyarakat di Pendopo dari berbagai desa. Bahkan, Bupati kerap menghadiri acara yang melibatkan perkumpulan massa di Kabupaten Bima.
"Tindakan Bupati ini seperti menelan ludahnya sendiri. Apakah Surat Edaran dan larangan tersebut tidak berlaku untuk Bupati Bima saat ini? Sungguh disayangkan, sikap yang tak mencerminkan keteladanan bagi masyarakat yang kuatir dengan penyebaran virus corona saat ini," pungkas pemuda asal Lambu itu.
"Dan sikapnya ini tentu memalukan," sambung Herlyn menegaskan.
Aktivis lainnya, Ibrahim mengungkapkan, status sebagai Petahana atau Bakal Calon Bupati Bima saat ini, tampaknya masih menjadi prioritas kegiatan Bupati Bima ketimbang menjalankan tanggung jawabnya. Seringnya beliau hadir dan mengumpulkan massa tiada bukan hanyalah bagian dari konsolidasi dirinya yang ingin bertemu rakyat dalam kepentingan pencalonannya.
"Kegiatan-kegiatan yang dibuat seperti undang ratusan warga ke Pandopo, hadiri acara yang mengundang massa serta kegiatan Kunker ini tentu secara akal sehat melabrak semua seruan, himbauan dan larangan yang telah dibuat oleh pemerintah dari level pusat hingga daerah dalam melawan penyebaran wabah Corona," terang pemuda pentolan HMI MPO itu.
"Mohonlah, Bupati tidak memikirkan elektabilitasnya dulu saat masa darurat pendemi wabah Corona yang sedang kita hadapi saat ini. Dan kami minta pula, Bupati untuk tetap ada di daerah, tidak keluar kuatir seperti yang dialami Wali Kota Bogor yang positif Corona dan mudah menular kepada orang lain dan warganya," tambah Pemuda asal Kecamatan Belo itu.
Saat ini, masyarakat internasional sedang gencar melawan virus Corona (Covid-19) termasuk di negara dan di Bima. Sudah benar Bupati menerbitkan Surat Edaran, tapi yang konyol Bupati sendiri yang melanggarnya.
"Kami harap kita semua fokus untuk kepentingan rakyat dan jangan ke depankan kepentingan elektabilas dan politik dulu saat ini," tandasnya.
Di sisi lain, Bupati Bima yang dikonfirmasi ke nomor WhatsAppnya, masih belum bisa dimintai keterangannya terkait sorotan para aktivis ini. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.