"Dugaan Covid 19 di RSUD Bima", Ini Penjelasan dan Bantahan Keluarga Almarhumah
https://www.metromini.info/2020/03/dugaan-covid-19-di-rsud-bima-ini.html
Sudirman, keluarga korban yang meninggal di RSUD Bima, Kamis, 19 Maret 2020 dini hari tadi. METEROmini/Dok |
KABUPATEN BIMA - Salah seorang keluarga korban yang meninggal dunia yang tersangkut dugaan terpapar virus corona (covid 19), Sudirman memberikan pernyataan atas meninggal koleganya di RSUD Bima, Kamis, 19 Maret 2020 dini hari tadi.
Sudirman menjelaskan, pasien yang meninggal bernama Rosmini (30) merupakan seorang ibu rumah tangga asal Desa Doridungga, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima. Dia memang masuk dalam Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19. Dan korban ini masuk RSUD Bima pada Rabu (18/3/2020) sekitar pukul 10.00 WITA dan meninggal pada Kamis dini hari (19/3) sekitar pukul 02.00 WITA.
“Status pasien ialah PDP (pasien dalam pengawasan), bukan suspect Corona. Dia adalah sepupu saya. Dan keterangan domisili menurut Sekretaris RSUD Bima itu keliru. Korban berasal dari Dusun Rade Maju, Desa Doridungga, Kecamatan Donggo, bukan dari Kecamatan Soromandi,” terang Sudirman, Kamis (19/3/2020) siang.
Ia pun mengisahkan, almarhuma Rosmini ini memiliki anak yang baru berusia sekitar 2,5 tahun. Dan dalam riwayat sakit yang dilaminya, saat beliau di Jakarta dan hamil, sempat terjatuh dan ditangani oleh salah satu Rumah Sakit terdekat di sana.
"Sesuai rekam medisnya, korban mengalami keretakan tulang belakang saat itu," ujarnya.
Kata dia, sebenarnya sebelum kembali ke Kecamatan Donggo atau di kampung halamannya, korban ingin dioperasi keretakan tulang tersebut. Tapi karena kesepakatan pihak keluarga, korban akhirnya diobati secara trasional. Dan korban memutuskan kembali ke Bima sekitar sebulan lebih lamanya.
Lanjut dia, sebelum meninggal, korban juga pernah juga dirawat jalan di salah satu Klinik di Bima. Korban pernah dirawat di RS Dompu dan terarkhir di bawa ke RSUD Bima, Rabu (18/3/2020) pagi kemarin sekitar jam sembilan pagi.
"Kalau korban ini terinfeksi atau terjangkit virus corona, tentu sudah lama kami sebagai keluarganya juga ikut terjangkit virus yang sedang menghebohkan dunia saat ini. Logikanya, beliau bukan meninggal karena suspect apalagi positif virus corona, tapi beliau meninggal karena memang penyakit yang sudah diidapnya sejak lama," bebernya.
Diakuinya, pihak keluarga juga sepakat dengan menunggu hasil laboratorium dari Surabaya dan dilakukan pengujian terhadap almarhumah. Dan untuk menguatkan semua pernyataan ini, kata dia, pihaknya memiliki hasil rekam medis dan juga hasil rontgen penyakit korban yang diterbitkan oleh RS yang ada di Jakarta.
Ditambahkannya, ada hal yang membuat keluarga korban kecewa. Pasalnya, sekitar satu jam pasien terlantar di depan RSUD Bima kemarin.
"Begitu pihak petugas medis mengetahui bahwa pasien tersebut berasal dari Jakarta, kesannya petugas yang ada di RSUD Bima enggan untuk langsung melakukan penanganan terhadap Ibu Rosmini," tandasnya.
Ia pun mengakui, memang sebelumnya, almarhumah ini memiliki riwayat gejala menyerupai Covid-19. Namun hal itu, tegas dia, dialami sekitar puluhan hari yang lalu di Jakarta. Dan almarhumah ini sudah melewati 14 hari masa teori medis terkait Covid-19.
Diakuinya, protap terkait pasien meninggal dunia, lanjut dia, harus dikubur 4 jam pasca meninggal. Untuk sampel PDP terkait Covid-19, masih menunggu hasil laboratorium lanjutan dari Surabaya, bukan dari Jakarta seperti penjelasan Sekretaris RSUD Bima pada media ini sebelumnya.
Dilanjutnya, pagi tadi, almarhumah dibawa dengan ambulannce RSUD Bima menuju RS Muhamadiyah Bima dan dimandikan di sana. Dan jenazah korban, selanjutnya dibawa ke Desa asalnya di Kecamatan Donggo sekitar pukul 09:35 WITA dengan mobil ambulannce yang dikawal patroli polisi.
“Sekitar Pukul 10:30 WITA, jenazah dibawa ke rumah duka dengan mobil ambulance RSUD Bima dengan pengawalan Polisi. Dan sudah dikuburkan oleh pihak keluarganya," tutup dia. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.