Fiqri: IDP Tidak Punya Etika Menanggapi Aspirasi
https://www.metromini.info/2020/01/fiqri-idp-tidak-punya-etika-menanggapi.html
 |
Alumnus STIH Muhammadiyah Bima, Fiqri. METEROmini/Dok
|
KABUPATEN BIMA - Viralnya pernyataan Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri (IDP) dalam menanggapi protes warga yang memblokir jalan dengan menyebutkan kata "pakaro" (kurang ngajar, red) saat aksi warga di Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima ditanggapi alumnus STIH Muhammadiyah Bima, Fiqri.
Kata Fikri, IDP selaku Bupati dalam menanggapi aspirasi rakyat lebih khususnya para petani soal kelangkaan pupuk subsidi di hari Senin, 06 November 2020 di Kecamatan Belo sangat tidak etik dan otentik.
Menurutnya, seharusnya IDP mengedepankan nilai-nilai etika sebagai Bupati Bima. Sebab pernyataan seorang pemimpin sangat identik dengan nilai panutan, ketauladanan atau role modeling bagi rakyatnya. Seorang pemimpin harus lebih menjaga sikap, perilaku dan tutur kata kepada para pengikutnya.
"Bukan malah memperlihatkan hal yang tidak etik dan otentik apalagi sampai arogansi di depan rakyatnya sendiri," ujar dia, Rabu, 8 Januari 2020.
Ia mengungkapkan, untuk dipahami juga oleh IDP bahwa di dalam sistem kepemerintahan, peran IDP sangatlah sentral artinya dinamika bergeraknya sistem kepemerintahan sangat dipengaruhi oleh perilaku IDP sebagai Bupati Bima. Oleh karena itu, baik buruknya penyelenggaraan pemerintah sangat ditentukan IDP itu sendiri.
"Saya menyayangkan kepada IDP selaku Bupati Bima mengeluarkan statement dengan tegas di depan sekerumunan rakyat pada sa'at aksi desakan kelangkaan pupuk subsidi bahwa "Hal Mandake Ti Loa Mu Nuntu Pakaro Ndai Doho Mu" atau hal yang seperti ini tidak bisa bicara kasar ujarnya kepada aksi masa. Statement tersebut sangatlah melanggar kode etik atau tidak punya etika dalam menanggapi aspirasi sebagai seorang pemimpin," jelasnya.
Fiqri mengatakan, IDP selaku Bupati Bima perlu banyak memahami soal kode etik pada sistem kepemerintahan. Jika hal ini terjadi berulang kali maka reputasi IDP seorang pemimpin akan dinilai buruk oleh publik itu sendiri. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.