Akademisi STIHM Nilai Dinda-Dahlan Gagal, Tak Layak Dilanjutkan
https://www.metromini.info/2019/12/akademisi-stihm-nilai-dinda-dahlan.html
Akademisi STIH Muhammadiyah Bima Syamsuddin, S.H., M.H. METEROmini/Dok
KABUPATEN BIMA - Menanggapi Refleksi Empat Tahun perjalanan Kepemimpinan Dinda-Dahlan, Akademisi STIH Muhammadiyah Bima Syamsuddin, S.H., M.H menilai Dinda - Dahlan gagal dan tidak layak untuk di lanjutkan. Oleh karena itu, ia menghimbau Hj. Indah Dhamayanti Putri agar menyerahkan atau membuka jalan bagi putra-putri daerah yang lain yang lebih kapabel dalam memimpin Kabupaten Bima Kedepannya.
Menurut Syam sapaan akrabnya, sudah saatnya masyarakat Bima merasakan kesejahteraan. Dan ia tidak yakin Kepemimpinan yang sekarang mampu mewujudkannya.
"Catatan Kegagalan Kepemimpinan Dinda Dahlan mulai dari melindungi pelanggar hukum alias tersangka korupsi yang di angkat menjadi pejabat. Tata kelola birokrasi-rotasi dan mutasi yang tidak mendasarkan pada prestasi dan kinerja, Visi - Misi Bima Ramah dangkal Implementasi, Membiarkan Lingkungan-hutan rusak parah sehingga bencana alam (banjir) dimana-mana, Tidak peka sebagai pejabat negara, Mudah berjanji lalu mengabaikannya" Ungkap Syam.
Selama empat tahun kepemimpinan Dinda-Dahlan, tidak ada prestasi yang menonjol yang dapat di jadikan sebagai alasan rasional untuk di lanjutkan, sebaiknya arah masyarakat Bima kedepan diserahkan pada sosok-sosok yang lebih mampu, yakni figur yang punya prestasi sekaligus menyatu antara kata dan perbuatan. Terangnya
"Pemimpin harus punya kehendak dan tekad yang kuat mensejahterakan rakyat, bukan sebaliknya memupuk dan menumpuk kekuasaan untuk diri dan golongannya sendiri, dan mengabaikan rakyat kecil" Jelasnya.
Syamsuddin menghimbau agar figur-figur yang prihatin dengan penderitaan kemiskinan rakyat, pemuda yang menganggur, segera muncul untuk mengambil alih hati rakyat.
Tambahkan ini di bawah.
Disinggung mengenai Isu melawan Petik Kosong yang selama ini bergentayangan, Mantan Ketua Umum IMM 2010 menjawab isu demikian merupakan mitologi yang di produk oleh pikiran pikiran oligarkis. Hal demikian menurutnya tidak akan bisa mempengaruhi persepsi masyarakat bima yang sudah rasional dan memiliki karakter egaliter.
"Sekarang orang-orang baik dan berkualitas harus berani tampil dan mengambil alih kekuasaan ini, agar kelak kekuasaan digunakan sebagai jalan pengabdian mewujudkan kesejahteraan masyarakat bima" tutupnya. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.