Gagal Kirim Wakil Dapil Pulau Sumbawa, Aktivis Edarkan Mosi Tak Percaya Terhadap Lutfi

Aktivis Bima yang bergelut di Ibu Kota Jakarta, Johan Jauharin (Kanan). FACEBOOK/Johan Jauharin
KOTA BIMA - Johan Jauharin, aktivis asal Bima yang bergelut di ibukota Jakarta yang juga pengurus pusat DPP KNPI melayangkan edaran onlinenya untuk perihal mosi tidak percaya kepada H. Muhammad Lutfi, SE yang menjabat sebagai Kordinator Wilayah NTB DPP Partai Golkar. edaran mosi tidak percaya atas Lutfi yang juga saat ini sebagai Wali Kota Bima ini ditujukan kepada
Ketua Umum DPP Partai GOLKAR Bapak Airlangga Hartanto.

"Mohon segera evaluasi Ketua Korwil NTB saudara M. Lutfi dan Ketua DPD I Golkar NTB H. Moh Suhaili FT," tulis Johan, Jum'at, 7 Juni 2019 pagi.

Dia pun selain melayangkan mosi tidak percaya kepada Ketua KORWIL NTB, dia pun mengecam atas butuknya kinerja Korwil terhadap kegagalan lolosnya calon Anggota DPR RI Dapil NTB 1 Pulau Sumbawa yang menjadi sejarah paling buruk Partai Golkar di NTB.

"Kami menduga, Lutfi hanya semata-mata mengedepankan kepentingan pribadi ketimbang amanah Partai. Justru satu kursi kemenangan DPRD Provinsi NTB pada Dapil VI  yang meliputi Kabupaten Bima, Kota Bima dan Kabupaten Dompu pada Pileg 2019 ini pun menjadi catatan buruk dalam kinerja Korwil NTB," cetus dia.

"Partai Golkar serasa menepuk lidahnya sendiri dan kehilangan nalar tanggung jawab prestasinya saat ini. Kondisi ini9 patut dipertanyakan," sahutnya menambahkan.

Kata dia, sepanjang perjalanan Pileg di NTB yang dilakukan secara langsung atau dalam proses demokrasi dewasa ini, sejak berdirinya partai golkar, baru kali ini kekalahan Partai golkar di Dapil Pulau Sumbawa baru terjadi. Kondisi ini, kata dia, tak lepas disebabkan oleh kinerja Ketua Korwi; NTB yang gagal memegang amanah .

"Kami menilai ini "pembangkangan" yang dilakukan oleh Ketua KORWIL NTB yang saat ini merupakan sosok nomor wahid di Pemerintahan Kota Bima," tandas dia.

Ia mengatakan, dalam sisi kualitas kompetitor yg berkompetisi sebagai caleg dari Partai Golkar adalah sosok yang memiliki rekam jejak sebagai politisi yang menjadi simbol penguatan antara dua pemerintah yang ada di Bima. Sosok caleg tersebut, yang pertama adalah Bang H. Fatahillah Ramli hadir atas dasar rekomendasi KORWIL NTB.

"Tanggung jawab moral dengan memberikan keyakinan wajib menang tidak ditunaikan secara serius," ujarnya.

Selain itu, sambung dua, sosok lainnya yang kedua adalah Bang H. Badrul Munir yang merupakan mantan Wakil Gubernur NTB di era periode pertama bersama Dr. TGH. Muhammad Zainul Majdi, Lc.M.A alias TGB. Tentunya, sosok tersebut, tidak diragukan sebagai figur kawakan yang memiliki basis yang mumpuni. Selain itu, sosok Caleg DPR RI yang ketiga adalah Hj. Sri Utari Salman sebagai politisi wanita yang dikenal santun dan bersahaja.

"Sedemikian lemahkah ketiga Caleg asal Partai Golkar tersebut. Atau memang kinerja Ketua KORWIL NTB bisa dibilang gagal total alias Gatot dan harus dievaluasi segera dan diberhentikan oleh DPP," ujar aktivis yang sedang studi pada Fakultas Hukum Universitas Nasional, Jakarta tersebut.

Senada dengan Johan, mantan Ketua BEM STISIP Mbojo Bima, Amirudin atau pemilik akun Facebook Ncuhi Dara mengatakan, perlu dilakukan evaluasi di Partai Golkar terkait kegagalannya dalam mengirim dutanya sebagai legislator senayan pada pemilu tahun 2019  ini.

"Ketua KORWIL NTB memang patut bertanggung jawab. Kita pun mendengar keluhan dari fungsionaris DPD Golkar NTB di Mataram yang kecewa dan mengatakan gagal... gagal dan gagal
Golkar di Dapil Pulau Sumbawa," tandasnya.

Sementara itu, warganet yang mengomentari seruan mosi tidak percaya yang dirilis oleh Johan. Dhamar Daeng Syur mengaku, dirinya meliat bahwa kegagalan Golkar bukan faktor H. Lutfi sebagai Ketua KORWIL NTB. Buktinya, kata dia, suara di Kota dan Kabupaten Bima, Golkar menjadi Partai pemenang pada pemilihan anggota DPRD Kota dan Kabupaten Bima.

"Kami melihat, faktor kegagalan Partai Golkar mengutus wakilnya ke Senayan, semua ini karena figur (Fatahillah, red) adalah bukan putra asli Pulau Sumbawa. Faktor krusial inilah yang membuat Golkar gagal mengirimkan wakilnya ke Senayan," tandas warga Kota Bima itu. 

Sementara itu, H. M. Lutfi masih dikonfirmasi atas adanya edaran mosi tidak percaya terhadap diri Wali Kota Bima saat ini tersebut.

Untuk diketahui, informasi yang dihimpun. Tiga wakil anggota DPR RI asal Dapil Pulau Sumbawa yang berhasil lolos ke Senayan diprediksi kuat adalah H. Zainul Arifin (mantan Bupati Bima) duta Partai Gerindra, H. Syafrudin asal PAN dan kursi terakhir diraih oleh politisi PKS, Johan Rosihan.  (RED)

Related

Politik dan Hukum 4802252210901418975

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item