Ditinggal Sengaja Mobil Dinas BTNT, Empat Wartawan Pulang Jalan Kaki di Tambora

"Agus: Minta Maaf atau Beritanya Diboikot"

Empat wartawan pulang jalan kaki di Tambora, lantaran ditinggal mobil dinas Balai Taman Nasional Tambora (BTNT), Selasa (02/04/2019). METROMINI/Dok
KABUPATEN BIMA - Empat wartawan di Bima, Nusa Tenggara Barat, terlantar di tengah hutan lereng gunung Tambora setelah ditinggal pulang oleh mobil dinas Balai Taman Nasional Tambora (BTNT), Selasa (02/04/2019).  Ke empat wartawan itu adalah 2 jurnalis Televisi Nasional yakni Edy Irawan ( MNC)), Azhar (Net TV) dan dua wartawan lokal yakni Hermansyah (Bimeks) dan Agus Gunawan (Metromini). 

Menurut Edy Irawan, kejadian tersebut berawal dari dirinya dan tiga rekan lainnya hendak meliput panen raya madu di Desa Piong, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima. 

"Kami berangkat dari Kantor Resor Balai Taman Nasional Tambora Desa Piong dengan menggunakan tiga mobil dinas bersama perwakilan BTNT dan Bumdes Mekar Sari Piong. Sesampai di Lokasi, kami ditinggal pulang saat melihat sarang madu yang rencananya hendak di panen. Kami pun pergi tidak lama hanya sekitar 15 menit, tiba-tiba mobil yang datang bersama kami, sudah kembali pulang," jelas Edy atau yang akrab disapa dengan nama Bob itu.

Ia menyesalkan, pihak Balai Taman Nasional Tambora tak memiliki hati yang baik karena meninggalkan empat wartawan yang semula berangkat bersama menuju lereng tambora. Terlebih, lokasi yang begitu jauh dengan perjalanan hingga 4 jam bila berjalan kaki menuju sarang lebah atau rumah madu yang akan di panen. 

Beruntung, sambung dia, ada petani yang mengantarkan empat jurnalis tersebut pulang menuju ke perkampungan warga. 

"Saya menyesalkan tingkah Kepala Balai Taman Nasional Tambora yang juga ikut dalam rombongan tersebut. Mereka pulang dari lereng tambora tanpa ada koordinasi. Hampir kami putus asa jika memikirkan perjalanan pulang yang begitu jauh. Namun beruntung ada warga yang membantu kami berempat mengantarkan pulang menggunakan sepeda motor," tutur dia.

Tiba di perkampungan warga, ke empat wartawan beristirahat sejenak melepas letih setelah perjalanan jauh dari tengah hutan lereng tambora. 

"Langkah yang akan kami tempuh dengan meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, agar Kepala Balai Taman Nasional Tambora segera dicopot dari jabatannya," tegas Edy.

Sementara itu, Agus Gunawan mengatakan, dirinya meragukan pihak  Taman Nasional Tambora dalam merawat kelastarian alam di tengah sikapnya yang menghargai sesama manusia saja tidak ada. Ia pun mempertanyakan soal mobil dinas di kantor Taman Nasional Tambora yang dibeli dengan uang rakyat. Dan mudah sekali rakyat ditelantarkan oleh oknum pegawainya meninggalkan 4 wartawan di atas gunung tambora. 

"Kalau datangnya sama, pulang harus sama. Apalagi ini di tengah hutan dan kami benar-benar ditelantarkan," terang dia, Rabu, 3 April 2019.

Menurutnya, cara tidak menghargai sesama manusia ini, patut menjadi ukuran, kalau oknum pegawai yang ada di kantor Balai Taman Nasional Tambora diragukan hatinya dalam menjaga kelestarian alam yang ada. Datang bersama wartawan sebagai mitra dan ditinggal begitu saja. 

"Di mana hatinya orang-orang kantor Taman Nasional itu," ungkap dia. 

Pastinya, sambung Agus, pihaknya akan memboikot pemberitaan kantor Taman Nasional Tambora, dan Kepala kantor harus meminta maaf atas sikapnya yang tidak menghargai wartawan dalam kasus ini. 

"Kalau tidak mau minta maaf, kita akan minta kepada kementrian untuk meninjau kembali keberadaan Kepala kantor Balai Taman Nasional Tambora saat ini," terang wartawan media metromini yang tinggal di Desa Piong, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima itu. 

Sementara itu, Kepala Balai Taman Nasional yang sempat didatangi di kantornya tidak ada di Desa Piong. (RED)

Related

Kabar Rakyat 1019953122693719287

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item