Proyek RTLH ADD 2018 di Boke, Dinilai Tidak Obyektif Penerima Bantuannya
https://www.metromini.info/2019/02/proyek-rtlh-add-2019-di-boke-dinilai.html
Sederet rumah yang menerima bantuan RTLH ADD 2019 dan dinilai tidak obyektif oleh seorang pemuda di Desa Boke, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima. METROMINI/Dok |
KABUPATEN BIMA - Heridin, pemuda di Desa Boke, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima memprotes program pemberian bantuan untuk Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di kampungnya. Dia mengaku, bantuan yang menggunakan dana dari Alokasi Dana Desa (ADD) Tahun 2018 di Desa Boke dalam pelaksanakaannya didapat oleh rumah yang yang sudah layak huni bukan rumah warga yang tidak layak huni.
"Program RTLH di Desa Boke yang bersumber dari dana ADD/DDA dalam pelaksanaannya malah rumah yang sudah layak huni yang dapat. Sementara rumah warga yang tidak layak tidak dapat bantuan dari pihak Pemdes Boke," jelas Dia, Jum,at, 1 Februari 2019.
Baca juga: Desak Pengurus Gelar LPJ dari Tahun 2015, Jika Tidak Warga Ancam Segel Gedung BUMDes Boke-Sape
Dia menjelaskan, dalam pemberian bantuan ini awalnya dilakukan verifikasi atas keberadaan rumah warga yang akan diberi bantuan dengan total anggaran dana bantuan ini sebesar Rp180 juta. Dan Tim Verifikasi ini terdiri dari Ketua BPD Desa Boke, KAUR Pembangunan, Kepala Dusun Kamboja dan juga Kepala Dusun Melati.
"Pada hari Rabu, 15 Januari 2019 lalu, Team Verifikasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Desa Boke melakukan pengamatan lapangan bagi untuk ditetapkan rumah-rumah warga yang tidak layak huni dan diberikan bantuan ini," jelas dia.
Setelah diverifikasi oleh Tim, sambung dia, yang berhak mendapatkan bantuan tersebut sebanyak 30 rumah atau Kepala Keluarga. Dan hari Kamis, 24 Januari 2019 Pemerintah Desa Boke mengeluarkan Rekomendasi nama-nama pemilik rumah yang mendapatkan bantuan RTLH tahun 2019 ini.
"Yang mendapatkan dan sudah direkomendasikan sudah 28 orang dan masih ada dua orang cadangan kata Kepala Desa kepada BPD Desa Boke dari informasi yang saya himpun," terang dia,
Diakuinya, hasil verifikasi oleh team yang telah dibentuk beberapa hari dan sudah ditetapkan, namun dihapus oleh Pemerintah Desa. Keputusan akhir ada di tangan Kepala Desa sendiri.
"Dan dua diantara yang mendapat bantuan yang merupakan rumahnya sudah di bangun dasarnya dan ada rumah panggung yang layak huni mendapat bantuan. Sementara dua rumah yang saya kirim gambarnya (foto berita, red) tidak diberikan bantuan," tandas Heridin.
"Bantuan yang diterima masyarakat akhitnya tidak obyektif bukan karena hasil rekomendasi tim malainkan keputusan sepihak Kepala Desa. Rumah orang yang bangun dasar dan rumah kayu yang bagus dapat bantuan. Dua rumah warga yang reok malah tidak," sambung dia.
Sementara itu, Kepala Desa Boke masih dikonfirmasi atas protes yang diajukan oleh pemuda desa se tempat. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.