Aksi Chaos di Sape, Anggota Dewan Minta Kapolres Bima Kota Dicopot

"5 Warga jadi Korban dan 4 Kendaraan Polisi Dirusak Massa"

Aksi massa yang dilakukan warga di perempatan Pelabuhan Sape, Jum'at, 15 Februari 2019. METROMINI/Dok
KABUPATEN BIMA - Aksi kedua pemblokadean jalan yang meluas hingga menutup akses jalan di perempatan Pelabuhan Sape di Desa Bugis, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, massa aksi masih dalam tuntutannya yang sama yaitu mendesak agar Pemerintah memperbaiki sejumlah ruas jalan yang rusak saat ini. 

Aksi yang berlangsung sejak pagi hingga petang, Jumat, 15 Januari 2019 itu akhirnya berakhir bentrok dengan aparat. Akibatnya, 5 orang warga jadi korban yang 3 orang diantaranya terkena peluru karet dan dilarikan ke RSUD Bima. Sementara itu, motor polisi di bakar dan dua mobil patroli serta satu sedan polisi dirusak massa.

Kordinator aksi tersebut, Imam mengungkapkan, aksi yang digelarnya di cabang empat Desa Bugis merupakan aksi lanjutan dari dari Persatuan Pemuda dan Masyarakat Kecamatan Sape (PPMKS) yang diikuti sekitar lebih dari 100 orang. 

"Kami turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa dengan menggunakan satu unit mobil Pick Up sebagai mobil pengeras suara dan menuntut Bupati Bima harus hadir menemui massa sksi dan menjawab tuntutan warga di Desa Bugis," ungkpa Imam, Jum'at, 15 Februari 2019 pagi.

Ia merinci, dari yang diinvestigasinya terkait kondisi jalan di Kecamatan Sape. Ada beberapa jalan yang mendesak untuk segera diperbaiki oleh pemerintah, diantaranya:
  1. Mendesak Pemerintah Kabupaten Bima agar segera memperbaiki jalan Desa Bugis lintas Desa Sangia.
  2. Mendesak Pemerintah Kabupaten Bima agar segara memperbaiki jalan Desa Nae lintas Desa Sangia.
  3. Mendesak Pemerintah Kabupaten Bima agar segera membuatkan irigasi jalan yang ada di Desa Bugis Dusun Bajo Sarae dan Dusun Gusung.
  4. Mendesak Pemerintah Kabupaten Bima agar segera memperbaiki jalan lintas Poja Toi.
  5. Mendesak Pemerintah Kabupaten Bima agar segera memperbaiki jalan lintas Desa Buncu Dusun Kabela.
"Apabila tuntutan kami tidak diindahkan, maka kami tetap akan memblokir jalan sampai dengan Bupati Bima menyanggupi tuntutan masyarakat di Kecamatan Sape," tegas dia. 


Kendaraan kepolisian yang dirusak massa saat chaos yang terjadi di aksi pemblokadean perempatan Pelabuhan Sape, Jum'at, 15 Februari 2019. METROMINI/Dok
Ia mengaku, memang sekitar jam 10:20 WITa, pihak Dinas PUPR Kabupaten Bima yang diwakili oleh Kabid Bina Marga Sutami, ST yang didampingi oleh Camat Sape Kamaludin, S.Sos dan Kapolsek Sape AKP Syarifudin Jamal serta Danramil Sape Kapten Inf Junaid menemui massa aksi untuk berkoordinasi dengan massa aksi. 

"Namun, kami menolak jika bukan Bupati Bima yang datang. Dan sekitar pukul 11:00 WITA, pemblokiran jalan dibuka mengingat waktu Sholat Jum,at dan aksi akan dilanjutkan usai Sholat Jum'at dilakukan," bebernya. 

Sementara itu, Sumber Metromini mengatakan, massa aksi yang kian ramai berdatangan kembali melanjutkan aksinya sekitar pukul 15:00 WITA dan pemblokiran jalan lintas Pelabuhan Sape kembali dilakukan sambil massa aksi melakukan orasi.

"Saat aksi berlangsung kurang lebih satu jam lamanya. Tiba-tiba satu peleton Anggota Polres Bima Kota, satu peleton Anggota Brimob dan satu peleton anggota ki A Yonif 742/SWY tiba di Desa Bugis yang dipimpin Wakapolres Bima Kota Kompol Yusuf dan langsung membubarkan massa aksi yang sedang demonstrasi dan menutup jalan tersebut," ujar Sumber Metromini.

Diakuinya, situasi sidikit memanas saat salah seorang masa aksi diamankan oleh Anggota Polres Bima Kota yang dituding polisi sebagai provokator atas nama Ismaidin atau Ketua BEM STISIP Mbojo Bima. 

Sambung dia, kondisi itu tak mempengaruhi keadaan massa. Orator lainnya kembali melakukan orasi yang mengecam tindakan oknum aparat keamanan. Namun, kecaman tersebut, dinilai bernada yang menyinggung sehingga aparat keamanan mendatangi mobil komando dan menghentikan orasi serta mengamankan Ma'ruf yang sedang berorasi. 

"Kondisi itu memancing massa aksi lainnya dan warga bereaksi membalas dengan melempar batu ke arah aparat sehingga polisi mengeluarkan tembakan peringatan serta tembakan gas air mata untuk membubarkan masa aksi," bebernya. 

Akhirnya, lanjut dia, masyarakat yang sebagian besar adalah warga Desa Bugis yang terlibat aksi demostrasi terlibat bentrokan dengan aparat. Dari insiden itu, menyebabkan lima orang warga jatuh korban dan tiga orang yang diduga terkena peluru karet dilarikan ke RSUD Bima.

"Warga yang terluka yaitu Ma'ruf (35) terluka di pelipis kanan, Ma'ruf (40) terluka di kaki kanan, Herman (16) terluka di pinggang kanan belakang, Junaidin (24) terluka di kepala belakang telinga kanan ada juga korban seorang balita bernama Nuralisa (5) yang terluka dipelipis kanan," sebut Sumber. 

Sementara itu, di pihak aparat, korban pengrusakan yang dilakukan oleh massa ada dua mobil patroli polisi yang rusak pecah kacanya, sebuah mobil sedan Kapolsek Sape pecah kacanya juga dan sebuah motor anggota Polsek yang dibakar massa. 

"Sekitar Pukul 18:10 WITA, korban luka bernama Ma'ruf (40) yang terkena peluru karet bersama dua orang lainnya dievakuasi Ke RSUD kota Bima. Dan kondisi di Sape walau sedikit terjadi ketegangan di malam harinya, namun kini dalam keadaan aman dan terkendali," ujarnya.

Warga yang menjadi korban tindakan represif aparat dan seorang warga yang diamankan (Ketua BEM STISIP Bima, red) saat aksi pemblokadean perempatan Pelabuhan Sape, Jum'at, 15 Februari 2019. METROMINI/Dok
Sementara itu, seorang warga yang dirawat di RSUD Bima, Herman (16) warga asal Desa Melayu, Kecamatan Lambu yang merupakan siswa kelas 3 di MAN Sape yang diduga ditembak oleh Polisi menceritakan kondisinya saat tertembak. 

Kata dia, sekitar pukul 17:00 WITA, dia yang sedang perjalanan pulang dari sekolah, usai mengikuti les. dia melihat ada yang blokir jalan. Akhirnya, Herman memutar haluan motornya. Tiba-tiba, polisi berseragam coklat dan memakai helm, langsung menembak pinggang kananya dari jarak sekitar 3 meter.

“Saya tidak ada hubungannya dengan orang yang aksi. Dan saya ditembak polisi,” ujarnya saat berbaring di ruang IGD RSUD Bima, Jum'at, 15 Februari 2019 malam. 

Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Bima Sulaiman MT, SH mengatakan, dirinya mendengar ada bentrokan antara massa aksi dengan aparat Kepolisian. Ia langsung mengecek kondisi warga yang ada di Desa Bugis, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Jum'at, 15 Februari 2019 malam.

Ia menilai, cara pihak Kepolisian terlalu berlebihan dalam menangani massa aksi yang terjadi di Pelabuhan Sape, Kabupaten Bima. 

"Saya sudah mendengar keterangan warga baik saat aksi dan juga penanganan aparat kepolisian saat mengamankan jalannua demonstrasi yang merupakan hal yang wajar dengan menuntut perbaikan jalan dan akan membuka blokade jika Bupati Bima mendatangi masyarakatnya dan menjawab tuntutan warga," ungkap Sulaiman via ponselnya. 

Dia menilai, tindakan represif aparat dalam menangani aksi massa dan tidak memediasi dari tuntutan dan menembak warga bahkan ada korban yang masih masih berusia balita adalah pelanggaran HAM yang cukup serius terjadi di Kabupaten Bima saat ini. 

"Untuk itu, sebagai wakil rakyat di Kabupaten Bima, saya meminta Kapolri untuk mecopot Kapolres Bima Kota dan memeriksa oknum anggota yang terlibat dugaan tindak pidana kejaharan pelanggaran HAM dalam mengamankan aksi massa yang berlangsung di perempatan Pelabuhan Sabe sore hari tadi." tegas dia. 

Di sisi lainnya, pihak Polres Bima Kota, masih dikonfirmasi terkait dengan pemberitaan ini. (RED)

Related

Politik dan Hukum 7042062616659749909

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item