Puluhan Tahun Jalan Pantai Rontu-Monta Tak Diperbaiki, Pemkab Bima Diibaratkan Zionis Oleh Aktivis
https://www.metromini.info/2019/01/puluhan-tahun-jalan-pantai-rontu-monta.html
Kondisi jalan di lintasan Pantai Rontu, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima saat ini. METROMINI/Dok |
KABUPATEN BIMA - Sorotan pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Bima yang belum merata sampai ke wilayah pelosok menuai kritikan tajam. Parahnya, ternuata kondisi jalan seperti pada jalan penghubungdestinasi wisata menuju Pantai Rontu, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima sudah puluhan tahun kondisinya tak juga diperbaiki oleh Pemerintah Kabupaten Bima.
Seorang warga Monta, Herman Purwanto mengatakan, jalan yang rusak parah keadaannya ini merupakan satu-satunya penghubung atau akses menuju tempat wisata Pantai Rontu yang digunakan warga selama bertamasya di Kecamatan Monta. Tak hanya pendatang, kata Hendra, jalan ini merupakan akses untuk digunakan oleh masyarakat dalam aktifitasnya sehari-hari.
"Semua kalangan dari petani, anak sekolah, nelayan maupun pengunjung ke tempat wisata Pantai Rontu hanya menggunakan satu-satunya akses jalan yang rusak dan tak pernah diperbaiki selama puluhan tahun ini," cetus Herman, Kamis, 24 Januari 2019.
Saat ini, lanjut dia, kondisi jalan sudah sangat parah kerusakannya. Panjang jalan yang rusak sekitar 4 kilometer itu sudah lama tak kunjung mendapat perhatian dan perbaiakan dari Pemkab Bima. Jika musim hujan seperti sekarang, sangat sulit dilalui baik oleh kendaraan roda dua maupun roda empat, karena kondisinya yang berlubang, lumpur dan becek.
"Kalau musim kemarau, jalan ini penuh dengan debu yang berhamburan. Dan saat ini, pengguna aktiv jalan tersebut selalu digunakan oleh sekitar 45 Kepala Keluarga (KK) yang bermukim di dekat Pantai Rontu," tandas dia.
Hendra berharap. pemerintah segera memperbaiki jalan ini. Sudah puluhan tahun rusak parah dan belum ada perhatian sama sekali.
"Kami kasihan pada adik-adik yang sekolah maupun oleh para pengguna jalan yang selalu mengngeluh melintasi jalan ini. Kalau dalam waktu dekat juga belum mendapat tanggapan, kami akan blokir mati jalan ini, sampai Bupati dan pihak DPRD Kabupaten Bima memberikan pernyataan sikapnya," tegas Herman dikutip dari salah satu media online.
Senada dengan Herman, seorang aktivis asal Kecamatan Monta, Ludiansyah pun mengungkapkan, keresahan warga dengan tidak adanya drainase saat musim hujan di jalan raya yang ada di Kecamatan Monta, berpotensi memicu lahirnya banjir saat turun hujan.
Kata dia, seperti hujan deras yang mengguyur Desa Wilamaci dan Desa Tangga Baru, di Kecamatan Monta belum lama ini, menyebabkan jalan lintas Pantai Rontu dan sekitarnya terendam luapan lumpur dan sangat susah dilalui.
“Kondisi ini terjadi lantaran sistem drainase yang tidak ada. Sehingga saat musim hujan, kedaan lingkungan memburuk. Air hujan meluap ke pemukiman warga dan juga merusak kondisi jalan raya yang ada di Monta,” ungkap dia, belum lama ini, dikutip dari salah satu media online.
Disebutkannya, beberapa wilayah yang rawan tergenang luapan air dan lumpur yaitu Jalan Lintas Pantai Rontu dan Jalan Lintas Waworada-Karumbu, Desa Wilamaci, Kecamatan Monta yang terletak di bagian selatan. Bahkan, wilayah-wilayah tersebut kerap kali mengalami longsor, banjir dan kondisi jalannya sudah rusak diterjal air yang tak tertampaung karena tak ada drainase.
Ia meminta Bupati Bima serta dinas agar dapat bergerak cepat untuk menanggulangi keadaan sebelum bencana cukup parah terjadi di Monta dan merenggut nyawa masyarakat yang ada atau yang melintasi jalan yang rusak parah saat ini.
Ia pun menyinggung Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati Bima yang RAMAH hanya sebagai simbolis dibalik menutupi aib kejahatan yang ada di dalam birokrasi Pemkab Bima saat ini. Bahkan, ia menilai Dinas PUPR Kabupaten Bima mengalami degradasi moral yang cukup parah dengan tidak tanggapnya memperbaiki kondisi jalan yang ada di Kecamatan Monta pada khususnya.
“Amanah yang diberikan sama sekali tidak dijalankan sesuai tupoksinya. Akhirnya, rakyat menjadi melarat akibat kerusakan yang terjadi dan selalu menjadi korbannya. Belum lagi berbicara tentang kerusakan alam yang terjadi akibat kontrol dan kepedulian pihak Pemerintah Kabupaten Bima yang lemah selama ini. Dan masalahnya, di ujung semua persaoalan yang terjadi, rakyat yang tidak tahu-menahu selalu menjadi sasaran akhirnya," pungkas dia.
Menurutnya, urgensi nilai kemanusiaan yang dibutuhkan masyarakat Kabupaten Bima melalui sentuhan yang dilakukan Pemkab Bima bisa dikatakan nihil untuk masyarakat di Kecamatan Monta. Ia mengatakan, protes atas kondisi saat ini adalah yang kesekian kalinya. Ibaratnya, wajah kaum zionis tak ubahnya seperti peran dan tindakan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bima dengan tidak peduli dan terkesan acuh atas kondisi yang terjadi di Kecamatan Monta saat ini.
"Jika tidak dilawan bentuk pengingkaran atas sumpah dan janji jabatannya. Maka rakyat siap-siap saja mati melarat,” geram Ludiansyah.
Kata dia, saat amanah yang diberikan oleh masyarakat tidak mampu dijalankan, tentu jangan salahkan rakyat saat rakyat atau elemen masyarakat yang sadar akan ketimpangan ini menuntut keadilannya. Menurutnya, persoalan di Kecamatan Monta saat ini sudah pada kondisi krisis yang memprihatinkan.
"Kami meminta dengan sangat agar Pemkab Bima serius menangani kondisi kehidupan sosial di masyarakat Monta, minimal akses jalannya yang diperbaiki dan normal seperti jalan-jalan yang ada di Kecamatan lainnya," bebernya.
Kata dia, banyak masyarakat yang sering mencari nafkah dengan cara jualan ikan dengan menggunakan sepeda motor. Dan saat dihadang oleh banjir atau mengalami celaka akibat kondisi jalan yang rusak parah, Tentu kondisi masyarakat di Monta akan jauh dari kemajuan dan peradaban yang ada. Apakah Bupati dan dan jajaranya hanya diam saja melihat kerusakan yang terjadiini?
"Kami harap, Pemerintah masih punya mata hati untuk melihat dan mendengar keadaan rakyat yang kian terpuruk kondisinya saat ini," ungkap Aktivis asal Monta itu.
Di sisi yang berbeda, Bupati Bima atau Dinas PUPR Kabupaten Bima masih dikonfirmasi atas perbaikan jalan yang dikeluhkan warga serta aktivis asal Kecamatan Monta ini. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.