Polisi Dinilai Lamban, Keluarga Almarhum Amar Dari Ngali "Ngamuk" di Kota Bima

Anggota Patwal Polres Bima Kota dan Brimob saat membuka blokir jalan yang dilakukan pendemo asal Desa Ngali di perempatan lampu merah atau di sebelah timur Mapolres Bima Kota, Senin, 28 Januari 2019. METROMINI/Agus Mawardy
KOTA BIMA - Sepekan sudah korban yang diduga digorok lehernya di Kelurahan Serae tertidur dalam pembaringannya terakhir. Namun, keluarga almarhum Muamar Ramadhan (22) yang tak mendapat kabar perkembangan penanganan dan menilai acuh kerja Polres Bima Kota, sekitar belasan mobil dari Desa Ngali, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima seruduk dan gelar demonstrasi di depan kantor Mapolres Bima Kota, Senin, 28 Januari 2019. 


Saat aksi tersebut, massa pun sempat memblokir perempatan lampu merah yang menjadi jantung Kota Bima dan membakar ban bekas dan kayu hingga merusak pos polisi yang ada di sebelah timur Mapolres Bima Kota. 

Aksi yang mendapat pengawalan ketat dari petugas itu pun berjalan lancar, setelah petugas dari gabungan Brimob, Patwal dan anggota Buser berpakaian preman melakukan pembukaan pemblokiran jalan dan mengejar beberapa orang warga yang dinilai melakukan tindakan anarkis. Terlihat, mobil tanki milik BPBD pun datang dan memadamkan api di ban bekas yang dibakar massa. Akhirnya, kondisi jalan negara itu pun terbuka normal dan para warga yang terkait pemblokiran akhirnya bergabung bersama garis massa dan melanjutkan unjuk rasanya di depan Mapolres Bima Kota.

Salah seorang pendemo, Munawir mengecam sikap Kepolisian yang dinilai lamban dan acuh dalam mengungkap kasus dugaan pembunuhan yang dilakukan secara sadis dan tak manusiawi ini. Kata dia, selaku pihak keluarga, proses keadilan dalam kasus ini akan terus diperjuangankan dan pihak keluarga belum bisa menerima sebelum pelaku mendapatkan ganjaran yang setimpak sesuai dengan proses hukum yang ada saat ini. 

"Kami mengecam sikap polisi yang dinilai lamban dan terkesan acuh dalam mengungkap kasus
pembunuhan secara sadis ini. Sebagai pihak keluarga, kami tidak akanpernah terima dan merasa tenang jika pelaku tidak segera ditangkap oleh polisi dan diadili dengan hukuman yang berat," ujar dia dalam orasinya, kemarin pagi itu.


Ditegaskannya, dalam penuntasan kasus ini harus diungkap hingga ke akar-akarnya. Dan pihaknya mengaku tetap melakukan pengawalan dalam perkembangan kasus ini dan menggelar aksi agar kinerja pihak Kepolisian dapat dengan sigap menuntutaskan dan meringkus pelaku dalam pembunuhan sadis seorang pemuda yang berdarah asal Desa Ngali, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima.

"Kami akan kawal dan mendesak pihak kepolisian mengungkap hingga ke akar-akarnya dari kasus pembunuhan ini. Ibu korban adalah warga asal Desa Ngali. Dan aksi demonstrasi akan terus kami lakukan hingga polisi menuntaskan dengan segera dan mengungkap semua pihak yang terkait di dalam kasus ini," tegasnya. 

Sebagian warga Desa Ngali yang memblokir jalan negara di perempatan lampu merah gunung dua atau di sebelah timur Mapolres Bima Kota, Senin, 28 Januari 2019. METROMINI/Agus Mawardy
Di samping itu, ia pun menyampaikan permohonan maaf atas aksi anarkis sebagian warga yang telah mengganggu para penggun jalan di Kota Bima. Dia pun meminta, agar Kapolres Bima Kota mau menerima massa dan memberikan penjelasan tentang perkembangan dari penanganan kasus pembunuhan almarhum Amar, pekan lalu di Kelurahan Serae, Kota Bima. 

"Untuk tindakan anarkis yang dilakukan sebagian warga, kami sampaikan permohonan maaf. Dan semoga Kapolres Bima Kota mau menjelaskan tentang penanganan kasus pembunuhan ini," ujarnya.

Di sisi lain, Kapolres Bima Kota yang diharapkan untuk bisa memberikan penjelasan, kabar yang dihimpun Metromini, sedang menghadiri undangan Bupati Bima yang melantik 53 Kepala Desa di kantor Pemkab Bima di Kecamatan Woha, Kabupaten Bima. 

Namun, melalui Kasat Reskrim, IPTU Akmal Novian RezaI, SIK menegaskan, proses pengungkapan kasus itu masih dalam tahapan penyelidikan. Diakuinya, sudah banyak hal yang dilakukan pihaknya dalam menangani kasus pembunuhan ini.

Ia pun meminta warga atau keluarga korban untuk bisa bersabar dalam mengawal kasus yang menggemparkan warga Kota Bima tersebut. Diakuinya, sejauh ini, pihaknya telah melakukan pemeriksaan atau olah TKP dan memeriksa beberapa orang yang dinilai mengetahui terkait kasus pembunuhan ini.

"Perkembangan kasus sedang dalam tahap penyelidikan dan pihak keluarga korban diminta untuk bersabar. Dan silahkan dikawal dalam perkembangan proses selanjutnya," ujar Akmal. 

Selain itu, ia pun berkomitmen akan segera meringkus terduka pelaku pembunuhan yang saat ini sedang diburu anggota di tempat pelariannya. Kata dia, Insya Allah dalam waktu 1 x 24 jam pelaku akan kami upayakan untuk ditangkap dan untuk itu, dukungan semua pihak pun sangat diharapkan dalam penuntrasan kasus ini

"Yakinilah, Insya Allah 1 x 24 jam pelaku akan kami upayakan ditangkap. Saat ini, tim sedang memburu keberadaan pelaku. Dan dalam kasus ini, diminta warga tidak melakukan hal-hal yang anarkis dan keluarga korban dapat mendukung kinerja kepolisian dalam menuntaskan kasus pembunuhan almarhum Amar ini," tegas perwira dua balok emas itu, dikutip dari sebuah media online di Bima.

Berlanjut Anarkis di Kelurahan Serae

Anggota TNI yang menghalai pendemo saat melakukan aksi anarkis di perempatan Lingkungan Tolomundu, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima,  28 Januari 2019. METROMINI/Azhar
Massa yang masih menuntut keadilan dalam kasus pembunuhan ini pun melanjutkan aksinya di Kelurahan Serae, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima, Senin (28/1/2019) siang. Sebelum balik pulang ke Desa Ngali, massa sempat melakukan pemblokiran jalan di perempatan lampu merah Lingkungan Tolomundu, Kota Bima. Terhitung, pemblokiran ini merupakan yang ketiga kalinya di lokasi tersebut dalam mendesak ditangkapnya pelaku pembunuhan dalam kasus ini.


Namun, kehadiran massa yang isunya ingin masuk ke TKP atau rumah tempat almarhum Amar terbaring yang terakhir kalinya mendapat pengawalan petugas TNI yang sudah berjaga di sana. Saat para pendemo ini setelah membakar ban bekas dan ingin masuk ke kawasan pemukiman di Kelurahan Serae. Massa yang mulai anarkis itupun dihalau jajaran TNI yang sudah siaga di Kelurahan Serae. 

Pantauan Metromini, penghalauan massa langsung dipimpin oleh Dandim 1608/Bima Letkol Inf. Bambang Kurnia Eka Putra bersama pasukannya. Terlihat pula kehadiran anggota Pol PP Kota Bima yang mem-back up TNI dalam upaya menghalau agar warga asal Desa Ngali agar tak masuk ke pemukiman warga di Kelurahan Serae dan dikuatirkan memicu konflik antar warga tersebut.

"Kami meminta warga tidak melakukan anarkis dan silahkan mengawal proses hukum dalam kasus ini sesuai dengan aturan yang ada," ujar Dandim sesaat usai berlari menghalau warga Desa Ngali yang memaksa ingin masuk ke TKP kasus pembunuhan ini. 

Tak berlangsung lama, akhirnya belasan mobil yang datang dari Desa Ngali itu pun kembali ke kampungnya, Mereka pun berjanji akan datang kembali untuk menagih ke pihak Kepolisian Resor Bima Kota dalam penuntasan kasus pembunuhan ini. (RED)

Related

Politik dan Hukum 4346865004383085614

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item