Petani Kecewa Bantuan Bibit Jagung Tak Sesuai Kondisi Lahan di Soromandi
https://www.metromini.info/2019/01/petani-kecewa-bantuan-bibit-jagung-tak.html
Ilustrasi hasil panen jagung yang jelek kualitasnya. GOOGLE/Image |
KABUPATEN BIMA - Beragam masalah dalam pmeberian bibit jagung dari pemerintah kepada petani. Kali ini, di Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima, bantuan bibit jagung ini pun dipersoalkan oleh tokoh pemuida yamg juga Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Soromandi, Baharudin. Menurutnya, pemerintah tidak mempertimbangkan bantuan bibit berdasarkan kebutuhan dan kelayakan pada lahan di daerah yang dibagikannya.
"Terkesan, bantuan bibit jagung ini memaksa petani untuk asal menanam saja. Tanpa mempertimbangkan jenis bibit bantuan yang sesuai dengan kondisi lahan di mana bantuan ini diberikan. Dan di Kecamatan Soromandi, bibit yang diberikan tidak cocok dengan kondisi lahan pertanian yang ada di sini," jelas Baharudin, Senin, 7 Januari 2019.
Kata dia, dalam penyaluran bibit jagung di Kecamatan Soromandi. Semula, petani mengusulkan varietas bibit jagung BISI-18. Namun, pemerintah menyalurkan atau memberikan bibit yang tidak pernah diusulan. Seperti bibit jagung merk BISI-2, Premium 919, Bioseed dan Twin.
"Menanam bibit jagung selain BISI-18 untuk kondisi lahan Soromandi telah dicoba oleh petani hasilnya tidak cukup baik dibandingkan dengan bibit jagung merk BISI-18. Jadinya, kualitas petani dalam menanam jagung tidak maksimal. Berbeda jika bibit yang diberikan sesuai dengan usulan petani, dengan tenaga menanam yang sama capeknya," ujar dia.
Diakuinya, petani bukannya tidak bersyukur dengan bantuan yang ada. Namun, kesannya petani dengan bantuan ini dipaksa menanam jagung yang kurang cocok bibitnya dengan kondisi lahan di Soromandi. Dan kondisinya, jika pemerintah memberikan yang sesuai dengan yang diusulkan petani, tentu akan lebih baik keadaannya.
Selain itu, sambung dia, muncul dugaan adanya kelompok tani (poktan) siluman yang tidak terlepas dari ulah pihak di UPT Dinas Dispertapa Kecamatan Soromandi dan PPL Kecamatan Soromandi. Dalam bantuan bibit jagung ini juga disinyalir penyaluran bibit tidak sesuai dengan luas lahan yang dimiliki petani.
"Banyak persoalan yang mencuat terkait bantuan bibit jagung ini. Mulai dari pemberian yang bukan karena usulan petani, masalah dugaan koptan fiktif atau siluman bahkan dugaa adanya penyaluran bibit yang tak sesuai perhitungannya dengan lahan pertanian yang dimiliki masyarakat di Kecamatan Soromandi,| beber dia.
"Dan persoalan seperti ini, hampir terjadi di seluruh kelompok tani di wilayah Soromandi, Dan yang patut disayangkan terjadi masalah Rencana Definitif Kebutuhkan Kelompok (RDKK) yang telah sepakat untuk BISI-18, namun bibit yang diberikan adalah jenis yang lain" sambungnya.
Dia berharap pemerintah serius dalam menjalankan program bantuan ini. Bahkan dari beberapa tahun yang lalu, persoalan yang sebenarnya klasik ini selalu muncul di tiap tahuunnya. Perlu keseriusan untuk perbaikan dan pengawalan program yang konsisten dari pihak pemerintah dan selalu mengevaluasi serta memperbaiki kekuarangan yang di tahun-tahun ke depan.
"Di tahun 2016 lalu muncul persoalan seperti ini. Dan saat persoalan yang sama muncul kembali, artinya pemerintah tak pernah mengevaluasi setiap program yang dilakukannya," ungkap penulis buku "Tuhan Tergadaikan" itu.
Sebenarnya, kata dia, tujuan pemerintah menyediakan bibit apakah bibit yang cocok mutunya dengan lahan dan kebutuhan perani atau sekedar membari bantuan bibit saja? Jika bukan bibit yang bermutu, tentunya tujuan pemerintah dalam mensejahterakan petani akan tidak maksimal.
Kata dia, masyarakat bisa sejahtera, saat aspirasinya didengar dan pemerintah menjalankan sesuai dengan kesepakatan di awal. Jika terjadi perubahan di tengah jalan. dikuatirkan akan sia-sia anggaran kegiatan yang dilakukan, di tengah nilainya yang fantastis dan juga out put program serta sasarannya tidak tercapai, akibat kegiatan yang asal-asalan.
"Kesannya beri bibit jagung ini, memaksa petani untuk menanam dengan mengabaikan kualitas hasil pertaniannya nanti. Kami berharap ada pembenahan ke depannya terkait masalah pemberian benih jagung khususnya di Kecamatan Soromandi. Dan semoga tidak ada lagi masalah-masalah seperti ini," tandasnya.
Di lain pihak, Kepala UPT Dispertapa Kecamatan Soromandi, dalam upaya konfirmasi terkait pemberitaan ini. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.