Muslim, Pemilik Rumah Rusak Berat Dihantam Banjir 2016 Lalu, Hanya Bisa "Gigit Jari"

Rumah milik Muslim di Kelurahan Dara, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima yang tak mendapat bantuan program benah rumah. METROMINI/Azhar
KOTA BIMA - Proyek bedah rumah yang sedang berjalan di sebagian besar kelurahan yang ada di Kota Bima saat ini. Program untuk para korban banjir bandang tahun 2016 lalu, ditemukan ada warga yang mengalami kerusakan berat pada rumah hunian miliknya, namun tak terdata sebagai penerima bantuan saat ini. 


Kondisi ini dialami oleh Muslim, warga di RT. 04 RW. 02, Kelurahan Dara, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima. Saat banjir bandang dua tahun yang lalu, rumah rusak parah diterjang arus banjir tapi kini ia tidak termasuk sebagai penerima bantuan bedah rumah. Nasib yang diduga karena tidak obyektifnya pendataan yang dilakukan oleh pihak terkair, membuat Muslim dan keluarganya kini hanya bisa 'gigit jari'. Di tengah korban banjir yang lain menerima bantuan hingga puluhan juta rupiah.

Ditemui di rumahnya. Muslim mengaku, saat banjir rumah yang ditempatinya hancur tak karuan. Di masa pemuliha, dalam dua tahun terakhir dia kembali mengumpulkan puing rumah dan menambal body rumah kayu yang ditempatinya dengan bahan yang dapat dijangkau olehnya.

"Saya tinggal di RT 04/02 Kelurahan Dara sudah lama. Saat banjir, rumah panggung yang saya miliki nyaris hancur. Sebagian isi rumah terbawa banjir dan kondisi rumah sebagiannya saya tambal dengan seng yang saya temukan asal bisa melangsungkan hidup bersama keluarga saat ini," ungkapnya kepada Metromini, Sabtu (19/1/2019) pagi.

Ia mengaku kecewa dengan Pemerintah Kota Bima yang berkali-kali datang melihat rumahnya namun, pada akhirnya tidak ditetapkan sebagai warga yang menerima bantuan bedah rumah. Diakuinya, di bulan November 2018 lalu, saat itu baru diketahui bahwa ia bukan sebagai salah satu penerima bantuan program bedah rumah. 

Kata dia, mengetahui hal tersebut, dia pun pergi ke kantor BPBD Kota Bima dan menanyakan kepada PPK kegiatan yang bernama Pak Fitrah. Dan dijanjikan saat itu akan menerima bantuan yang akhirnya menjadi isapan jempol Muslim dan keluarganya. 

"Saya mengira tahun 2017 akan mendapat bantuan bedah rumah. Dan ternyata, di bulan November 2018 lalu. Saya baru tahu bahwa nama saya tidak diakomodir. Selang dua hari setelah itu saya ketemu Pak Fitrah di kantor BPBD Kota Bima. Saya dijanjikan akan diakomodir. Ternyata, tidak ada realisasinya hingga saat ini," keluh Muslim.


Kata dia, memang janji pihak BPBD akan diberikan pada bantuan di tahap kedua yang memang belum ditentukan waktunya. Ia menilai, janji itu sebatas retorika saja. Karena memang, ia menduga ada hal yang janggal saat ditentukan nama-nama penerima bantuan yang sedang berjalan proyeknya saat ini. 

"Selain janji dimasukkan ke tahap kedua. Janji pihak BPBD Kota Bima akan dimasukkan dalam bantuan lewat APBD Provinsi NTB. Intinya, saya sangat kecewa dengan janji pemerintah. Padahal, dua orang petugas BPBD dulu yang datang dan memastikan saya sebagai salah satu penerima bantuan untuk korban banjir bandang 2016 lalu," ungkap Muslim dengan wajahnya yang terlihat lusuh. 

Sementara itu, pihak pendata penerima bantuan dan juga pihak kantor BPBD Kota Bima masih dikonfirmasi terkait janjinya kepada Muslim, korban banjir bandang yang kini hanya bisa 'gigit jari'. (RED)

Related

Kabar Rakyat 2391398023943763443

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item