Dua Tahun Idap Penyakit Dalam, Warga Miskin Asal Piong Akhirnya Pasrah Pada Tuhan
https://www.metromini.info/2018/12/dua-tahun-idap-penyakit-dalam-warga.html
A. Rajak, warga Desa Piong yang mengidap penyakit dalam selama dua tahun. METROMINI/Agus Gunawan |
KABUPATEN BIMA - A. Rajak (68), Kepala Keluarga yang bermukim di RT. 04, Desa Piong, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima. Rajak adalah potret warga miskin yang hanya pasrah pada Tuhan atas penyakit dalam yang dialaminya selama dua tahun terakhir. Pengakuan Istrinya, Jiba mengatakan, keluarganya tak lagi mempunyai biaya untuk pengobatan suaminya.
"Selama dua tahun suami menderita penyakit dalam. Kami hanya bisa pasrah dengan keadaan yang ada. Sebab, kondisi ekonomi kami bisa dibilang tak ada sama sekali. Jangankan untuk berobat, untuk makan sehari-hari saja susah didapatkan," ucap Jiba (60) di kediamannya saat didatangi Metromini, Senin (2/12/2018).
Jiba menceritakan, penyakit yang dialami suaminya ini sebenarnya sudah sangat lama. Namun, dalam dua tahun terakhir suaminya hanya bisa tertidur di kasur yang ada dalam rumahnya. Selama suaminya mengalami penyakit ini, Jiba mengaku hanya dua kali saja mampu membawa suaminya untuk berobat.
"Karena kehidupan kami yang pas-pasan, suami saya hanya dua kali saja melakukan pemeriksaan ke dokter. Sebenarnya, suaminya harus dirujuk ke rumah sakit. Tapi keadaan kami tidak bisa membawanya ke sana karena memang tak biaya sama sekali," ucap Jiba dengan sedihnya.
Kata dia, sekitar bulan Mei 2018 lalu, yang semestinya saran dokter untuk mengontrol penyakit yang diderita suaminya. Diakuinya, saran dokter itu pun belum mampu ditunaikannya hingga sekarang. Obat suaminya yang diberikan dokter pun sudah lama habis. Saat ini, obat yang suaminya minum, diberikan oleh tetangga dan kenalan suaminya semasa dia belum mengalami sakit seperti saat ini.
"Obat yang berikan dokter suaminya diperiksa tanggal 14 Mei 2018 lalu sudah habis. Sekarang hanya obat yang diberikan tetangga dan kenalan suaminya saja yang diminum," ujarnya.
Jiba dan anaknya mengaku pasrah dengan apa yang dialami keluarganya saat ini. Kata dia, tak ada lagi yang mungkin dilakukannya kecuali berharap pada Allah untuk kesembuhan suaminya. Sebab, keadaan kehidupannya yang tak lagi memiliki apa-apa untuk biaya pengobatan suaminya lagi.
"Kami hanya pasrah, semoga Allah menyembuhkan dan mengangkat penyakit suami saya. Tidak ada lagi yang bisa kami lakukakan saat ini," ungkap Jiba penuh pasrah. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.