Pertigaan Lewirato Kerap Jadi "Ring Tinju" Bagi Pelajar Sepulang Sekolah
https://www.metromini.info/2018/11/pertigaan-lewirato-kerap-jadi-ring.html
KOTA BIMA - Tindakan kriminal yang dilakoni pelajar di Kota Bima sering sekali terjadi. Seperti di wilayah pertigaan jalan yang ada di Kelurahan Lewirato, Kecamatan Mpunda, Kota Bima, saat pelajar pulang sekolah.
Sejak Senin (12/11/2018) lalu, ada gejolak yang terjadi di kawasan itu. Menurut Sumber Metromini, insiden perseteruan pejar hingga ada ditemukan senjata tajam dan panah akibat gesekan para remaja di wilayah itu.
Sumber mengaku, ada sekitar empat sekolah yang berdampingan di sana. Di bagian selatan ada SMPN 1 Kota Bima dan di pas pertigaan berdiri sekolah MTsN Raba dan juga SMAN 2 Kota Bima serta di bagian baratnya ada SMKN 3 Kota Bima. Saat pulang sekolah, ribuan siswa berkumpul di kawasan itu. Sehingga, berpotensi para pelajas lintas sekolah ini bertemu dan yang ada persoalan di antara mereka sering menjadi aksi baku serang antar dua kubu yang bertikai.
"Pertikaian di pertigaan Lewirato bisa dibilang bukan hal yang baru. Bahkan sudah sering terjadi perkelahian siswa antar sekolah sejak puluhan tahun yang lalu. Memang, di kawasan itu paling padat ditambah dengan tongkrongan angkutan yang menunggu muatan siswa di waktu pulang sekolah. Kondisinya yang padat, mudah memicu gesekan baik siswa di sekolah yang sama atau kempok siswa dari dua sekolah yang berbeda," kata Sumber, Rabu, 14 November 2018.
Setelah Senin ada insiden chaos yang terjadi. Sehari setalah itu, konflik berlanjut dan kemudian berkembang menjadi konflik sekelompok pemuda dengan para warga di Kelurahan Lewirato. Kata dia, konflik tak meluas dan lama terjadi, berkat kesigapan aparat Kepolisian yang selalku berjaga di waktu pulang sekolah. Saat perkelahian terjadi, tak lama pasti aparat sudah ada di lokasi.
Seorang warga Lewirato yang akrab dipanggil Bang Egos menceritakan kejadian perseteruan yang terjadi di hari Selasa lalu. Awalnya, ada oknum pemuda yang sering melakukan pemalakan terhadap siswa d MTs Negeri Raba. Pemuda itu ditegur oleh penjual yang ada di samping sekolah.
"Saat ditegur oleh pemilik warung yang juga warga setempat atas tindakan pemalakan pada siswa MTsN Raba. Teguran itu tidak diterima oleh oknum pemalak, bahkan bertingkah preman dan memaki pemilik warung," ujarnya, Rabu, kemarin.
Tak terima dimaki, sambung Ego, pemilik warung memanggil anaknya agar menegur oknum yang diduga memalak siswa. Setelah ditegur ternyata memicu konflik semakin tehang. Pemalak justru menantang dan memanggil beberapa rekannya. Akhirnya, kelompok berdatangan dengan membawa belati dan panah serta menantang warga di Lewirato.
"Kabar seteru ini pun menyebar ke kampung. Dan akhirnya warga berdatangan keluar dan kelompok pemalak mengambil langkah seribu dan kabur lari di lokasi sekitar pertigaan Lewirato. Kelompok ini, sudah diketahui oleh pihak aparat karena warga sudah memberikan informasi kepada polisi yang datang mengamankan situasi," jelasnya.
Menurutnya, informasi yang dihimpun, pelaku kriminal atau kelompok pemalak ini merupakan salah satu geng yang ada di Kota Bima. Dan kegiatan mereka baru kali ini terungkap. Korbannya tidak hanya siswa di MTsN Raba, siswa-siswa di SMPN 1 Kota Bima juga sering menjadi korban tindakan kriminal anak-anak geng ini.
"Kondisi ini, sebenarnya sudah lama terjadi. Dan satu-satunya solisi pos keamanan untuk menjaga aktivitas ribuan warga di sekitar pertigaan Lewirato harus dibangun. Jangan sampai tindak kenakalan anak-anak ini hingga ada korban jiwa," harap dia.
Sumber Metromini yaitu seorang Guru di SMPN 1 Kota Bima mengungkapkan, perseteruan dua kelompok dari dua sekolah kembali terjadi di kawasan itu, Rabu, 14 November 2018 kemarin. Sumber mengaku, ada kelompok siswa yang bukan berasal di lingkungan itu datang ingin menyerang kelompok siswa di salah satu sekolah yang ada di Kelurahan Lewirato.
"Belum sempat dua kelompok ini bertikau, walau keadaan kemarin cukup menegangkan. Aparat yang datang langsung mengamankan beberapa siswa asal sekolah di luar Kelurahan Lewirato itu ke Mapolres Bima Kota," ujar dia.
Sumber mengatakan, setelah di Mapolres Bima Kota, siswa-siswa tersebut, di beri pembinaan oleh pihak Kepolisian. Hadir pula Kepala Dinas Dikbud Kota Bima (Drs. H. Alwi Yasin) di Mapolres Bima Kota dalam memberikan pembinaan terhadap kelompok siswa yang bergaya preman dan jelas tindakan anak-anak ini mencoreng wajah pendidikan di Kota Bima.
"Di kantor polisi, Pak Alwi datang melihat para siswa yang sedang dibina anggota polisi. Dan setelah dibina mereka dipulangkan," sebutnya.
"Semoga saja, konflik antar siswa ini bisa dicarikan jalan yang terbaik oleh Dinas Dikbud Kota Bima. Semakin cepat ditangani, tentu akan semakin baik dan potensi hadirnya korban luka atau korban jiwa kecil untuk bisa terjadi," tambah Guru asal Kelurahan Rabangodu Selatan, Kota Bima itu. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.