Kongres AASMT di Myanmar, Syamsuriansyah Dianugerahi Anggota Kehormatan PASMETH

Direktur Politeknik Kesehatan "Medica Farma Husada" Mataram, Syamsuriansyah, M.Kes berpose bersama Presiden PASMETH Dean Bernard U. Ebuen pada acara ASEAN Association of School Medical Technology (AASMT) Congress yang dilangsungkan di Kota Yangon, Myanmar, Jum'at, 9 November 2018. METROMINI/Dok
YANGON, MYANMAR - Kegiatan ASEAN Association of School Medical Technology (AASMT) Congress yang dilangsungkan di Kota Yangon, Myanmar, Jum'at, 9 November 2018, sebagai satu-satunya wakil dari Indonesia, Direktur Politeknik Kesehatan "Medica Farma Husada" Mataram, Dr. Syamsuriansyah, M.Kes mendapat undangan dan hadir di acara tersebut.

Dalam kegiatan itu, Dewan Pengarah Philipina Association of School of Medical Technology and Public Health (PASMETH) menganugerahkan Syamsuriansyah, M.Kes sebagai Anggota Kehormatan di PASMETH. Sebelumnya, Syamsuriansyah adalah Wakil Presiden di Asosiasi Sekolah Teknologi Medis dan Kesehatan Masyarakat, Philipina Inc. (PASMETH). Pada penganugerahan itu, Presiden PASMETH Dean Bernard U. Ebuen bersama sekretarisnya Dr. Ferdinand A. Mortel secara resmi membubuhkan tanda tangan mereka. 

Menurut Presiden PASMETH Dean Bernard U. Ebuen, penganugerahan yang diberikan kepada Doktor Syam (panggilan akrab Syamsuriansyah di acara itu) bukan dsengan tanpa alasan. Menurutnya, selama ini PASMETH memperhatikan bahwa Saudara  Syam selalu memberi dukungan penuh kepada tujuan PASMETH.

"Saudara Syam menunjukkan sikap dan kesediaannya untuk bersama-sama dengan rekan-rekan di Asosiasi mau menjadi mitra PASMETH. Dan yang dilakukannya ini, dalam upaya secara bersama-sama meningkatkan kesejahteraan umum dari pemangku kepentingan pendidikan teknologi kesehatan di kawasan ASEAN dan Asia Pasifik," ungkap Dean Bernard di hadapan peserta Kongres, Jum'at (9/11/2018).

"Kami memberikan suara bulat untuk menganugerahkan Syam sebagi Anggota Kehormatan PASMETH. Dr. Syam menjadi orang luar negeri pertama bagi kami yang kami tunjuk sebagai Anggota Kehormatan. Selamat Dr. Syamsuriansyah," sambung Prof. Bernard.

Sementara itu, Syamsuriansyah yang terbang berangkat ke acara 4TH ASEAN Association of School of Medical Technology (AASMT) Congress in Yangon, Myanmar sejak hari Kamis, 8 November 2018 lalu dari Kota Mataram, NTB ke Myanmar merasa bersyukur atas kesempatannya bisa hadir di acara ini. 

Kata dia, misi utama dari pertemuan AASMT ini adalah mengkolaborasi pendidikan Tekhnologi Lab Medik (TLM) yang ada di Asia Tenggara, Momentum AASMT yang merupakan gerakan atas inisiasi Dr. Annie Valdez ini sudah mendapat persetujuan dari seluruh pengurus dan anggota PASMETH (Asosiasi Pendidikan Tinggi Teknologi Lab Medik dan Kesehatana Masyarakat) di ASEAN. 

Menurutnya, Assosiasi ini merupakan wadah yang cocok dalam mengetahui perkembangan Teknologi Lab Medik (TLM) dan dunia kesehatana masyarakat di negara-negara ASEAN saat ini.

"Sebagai Auditor, saya diberikan amanah untuk memastikan kurikulum dan instruksinya dari hasil pertemuan ini dapat diimplementasikan di Indonesia. Dan harapannya, seluruh tenaga kerja bidang TLM dan Kesehatan Masyarakat nanti dapat bekerja di negara-negara yang ada di Asia Tenggara," jelas dia.

Ia mengatakan, pada pertemuan level ASEAN ini akan menciptakan peluang kerjasama lintas negara terkait dengan keberadaan TLM atau Analis Kesehatan dalam keterlibatannya di dunia kerja saat ini.

"Bisa kita bayangkan jika hal ini berjalan baik. anak- anak TLM/Analis Kesehatan dapat bekerja di Singapura, Thailand, Filipina, Malaysia dll," ucapnya.

"Dan saya akan berupaya melakukan diplomasi dengan Presiden AASMT agar pelaksanaan Kongres tahun depan 2019 dapat diselenggarakan di Indonesia tepatnya di Pulau Lombok atau di Pulau Sumbawa, NTB," tuturnya menambahgkan.

Selain itu, hadir di acara level ASEAN, Syam tak lupa memamerkan sisi budaya Bima lewat pakaian khas tenun nggoli yang dikenakannya. Di acara pembukaan yang berlangsung di Parkview Summit Hotel, Yangon, Myanmar, Syam sengaja menggunakan baju etnis kain Nggoli untuk memamerkan tenun khas asal tanah kelahirannya itu.

"Baju etnis atau khas Nggoli saya pilih untuk dipakai saat acara AASMT di Myanmar. Saya sangat bangga bisa  menjadi Dou Mbojo lao Dompu (orang Bima dan Dompu) yang tetap bisa terus mempromosikan kualitas diri dan budaya tanah kelahiran saya di negara manapun saya berada," tandas Muma Dhena, sapaan akrabnya intelektual muda itu kepada Metromini.

Menurutnya, dalam kehidupan ini, menjadi pribadi yang bermanfaat dengan kemampuan yang dimiliki untuk orang lain adalah karunia yang dapat menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan.

"Dan semestinya hidup agar bisa memberi manfaat kepada orang lain dengan sekemampuan yang kita miliki. Bukan memanfaatkan orang lain! Berada di posisi ini tidaklah mudah karna begitu banyak profesional Indonesia harusnya berada di sini," tandas Doktor muda asal Bima itu.

"Untuk itu, hadir di Myanmar mungkin karna kita berbeda dengan yang lain. Kesimpulannya, jadilah yang berbeda agar kita bisa dilihat dari sisi kita bukan dari sisi orang lain pada umumnya," tutup pemilik akun Facebook bernama Syamsuriansyah Sadakah itu. (RED | ADV)

Related

Pendidikan 4975172663895913689

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item