Jadi Guru 15 Tahun dan Bersertifikasi, Hartiningsih "Banting Setir" Pilih Jadi Pedagang "Jajanan Khas Bima"

Sederet usaha milik Hartiningsih saat ini. FACEBOOK/Oleh Oleh Khas Bima
KOTA BIMA - Pemilik usaha yang berlabel "Oleh-oleh Khas Bima", Hartiningsih patut diapresiasi atas pilihan hidupnya saat ini. Ibu yang kini menggeluti usaha kuliner di Kota Bima itu sebelumnya adalah salah seorang guru honor di Kota Bima.

Wanita asal Kelurahan Kodo, Kecamatan Rasanae Timur, Kota Bima itu mengaku, sudah merasa nyaman dengan melepas baju keki dan mengundurkan diri secara baik-baik di sekolah yang sudah diabdikannya selama 15 tahun lamanya. Bahkan, wanita kelahiran 14 Maret 1984 ini pun setiap bulannya mendapat tunjangan sertifikasi.

Memilih menjadi pengusaha dan melepas status seorang ASN, bagi mayoritas masyarakat di daerah ini kerap dinilai sebagai keputusan hidup yang rugi, Hal ini diakui Hartiningsih saat awal-awal ia melepaskan status ASN-nya sebagai seorang guru.

"Gila bener, parah, taruh di mana otaknya...," ujar Hartiningsih yang meniru komentar dari keluarganya saat ia memutuskan untuk menjadi pengusaha dan memilih pensiun sebagai seorang guru.

Diakuinya, pilihan untuk tidak mengajar lagi diambilnya sekitar beberapa bulan yang lalu. Sebelumnya, ia telah mengabdi dan menjadi guru honor selama 15 tahun dan mendapat tunjangan sertifikasi sejak tahun 2013 lalu dan mengantongi SK dari Wali Kota Bima.

Dia menceritakan, setelah sebulan tidak aktif lagi sebagai guru, kendati pilihannya ini mendapat pertentangan dari teman-teman, orang tua, saudara bahkan suaminya yang menyarankan untuk memikirkan kembali putusannya itu, Ia pun mendengar hal itu sebagai angin lalu setelah proses istikharah yang dilakukannya,

"Keputusan ini sudah bulat berdasarkan hasil istikharah saya. Di tengah teguran dari pihak keluarga dan ramainya pembahasan honorer K-II yang sedang hangatnya saat ini. Keputusan saya jalan untuk mengundurkan diri sudah menjadi keputusannya yang bulat," ungkap dia.

Ia mengaku, memaksakan dua pekerjaan tetap berjalan bersamaan antara bisnis dan mengajar, dirasa fisik dan pikirannya menjadi tidak teratur. "Saya merasa lelah setiap hari jika mengurus usaha saja sudah cukup menguras tenaga dan pikiran saya apalagi harus mengajar. Karena kelelahan mudah menyebabkan saya jatuh sakit," kisahnya. 

Dalam kondisi ini, ia pun merasa tidak maksimal dalam beribadah kepadaNya, Bahkan jarang ada waktu untuk anak dan suaminya.  Di tengah kondisi menjadi seorang pengajar yang tidak bertanggung jawab terhadap tugas karena kondisi bercabangnya aktivitas antara usaha dan mengajar, 

"Akibatnya saya jarang masuk dan telat ke sekolah, Disitulah saya merasa menjadi guru yang tidak peofesional, Sementara saya digaji karena sudah mendapatkan predikat guru profesional dari sertifikat sertifikasi yang saya terima," ujarnya. 

"Akhirnya saya merasa tidak nyaman menerima gaji yang tidak menunjukan kinerja. Untuk itu, saya putuskan untuk mengundurkan diri saja," sambungnya. 

Menjadi wanita sukses dunia dan akhirat, kata dia, semoga saja pilihannya ini menjadi keputusan terbaik yang diridhoi oleh Allah SWT. 

"Barang siapa berhijrah di jalan Allah, Niscaya mereka mendapati tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan RasulNya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh telah tetap pahalanya disisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs.An-Nisa ayat 100)," terangnya.

Terakhir, ia pun menyampaikan terimakasih kepada rekan-rekan yang ada di dalam IGTKI. Permintaan maaf jika ada khilaf pun disampaikannya, 

"Khusus untuk guru Tk yang ada di SDN 28 Kota Bima, kepada kepala sekolah dan semua guru saya ucapkan minta maaf bila ada yang tidak berkenan selama kebersamaan mengajar selama ini," tutur dia. 

Saat ini, alumni SMAN 1 Kota Bima itu pun tetap istiqomah dengan pilihannya berbisnis kuliner dan menjujal jajanan khas daerah bima yang ada di Kelurahan Rabadompu Barat, Kecamatan Raba, Kota Bima atau di sebelah barat dari Masjid An Nur di rumah berpagar warna hijau dan ada papan nama bertuliskan "Oleh-oleh Khas Bima". (RED) 



Related

Kabar Rakyat 2206986948455113671

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item