RSUD Bima: Budiman Menderita Penyakit Kulit Frambusia, Sifatnya Menular
https://www.metromini.info/2018/10/rsud-bima-budiman-menderita-penyakit.html
Budiman, warga Desa Simpasai, Kecmatan Monta, Kabupaten Bima yang mengidap penyakit kulit Frambusia dan saat ini sedang dirawat inap di RSUD Bima. METROMINI/Agus Mawardy |
KABUPATEN BIMA - Setelah ditangani tenaga medis di RSUD Bima, pasien asal Desa Simpasai, Kecmaatan Monta, Budiman, ternyata didagnosa mengidap penyakit kulit Frambusia yang sifatnya bisa menular.
Direktur RSUD Bima, drg. H. Ihsan mengatakan, saat ini sudah dirawaat inap dan ditangani pada ruang terpisah di zal dalam atas. Ihsan mengaku, saat ini di RSUD Bima belum memiliki Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin. Kata dia, saat ini ada seorang dokter Ibu Dyah yang sedang mengambil spesialis kulit dan kelamin.
"Budiman diinapkan secara terpisah di zal dalam atas. Saat ini, pihak rumah sakit belum punya dokter spesialis kulit dan kelamin. Ada calonnya, dokter Dyah, namun masih dalam melanjutkan studi spesialisnya," ujar Direktur, Kamis, 18 Oktober 2018 malam.
Kata dia, dalam penanganan terhadap pasien ini, nanti dilihat dari hasil pemeriksaan dokter spesialis yang ada. "Kalau mereka angkat tangan, saya juga tidak bisa memaksa. Bisa saja harus dirujuk nantinya," ucap dia.
Namun, Ihsan melanjutkan, pihaknya masih melihat dari perkembangan pemeriksaan yang akan dilakukan dalam satu atay dua hari ke depan. Jika dalam penanganan pihak RSUD Bima tidak menampakkan perkembangan yang baik, Budiman akan dirujuk ke rumah sakit yang ada dokter spesialis kulit dan kelaminnya.
"Kita masih melihat perkembangan dari pemeriksaan dalam waktu satu atau dua hari ke depan. Kalau tidak ada perkembangan nanti kita rujuk ke rumah sakit yang tersedia dokter spesialis kulitnya," tandas dia.
Ihsan menambahkan, penyakit kulit Frambusia, patek atau puru yang bahasa inggrisnya yaws adalah infeksi tropis pada kulit, tulang dan sendi yang disebabkan oleh bakteri spiroket treponema palidum pertenue.
"Penyakit ini berawal dengan pembengkakan keras dan bundar pada kulit, dengan diameter 2 sampai 5 cm. Pada bagian tengah dari pembengkakan bisa pecah dan membentuk ulkus dan kulit awal ini biasanya sembuh setelah tiga sampai enam bulan," terang dia.
Tapi, kata dia, jika penanganannya tidak maksimal, penyakit yang sifatnya menular ini bisa juga dialami sampai beberapa tahun. Seorang pasien yang menderita penyakit ini, sendi dan tulangnya terasa sakit, kelelahan dan luka kulit baru memungkinkan untuk muncul lagi.
"Penyakit ini juga menyebabkan telapak tangan dan telapak kaki dapat menjadi tebal. Tulang (terutama pada hidung) dapat berubah bentuk. Setelah lima tahun atau lebih pada daerah kulit yang luas bisa mati dan akan meninggalkan bekas luka pada pengidapnya," papar dia.
"Frambusia menyebar melalui kontak langsung dengan cairan dari luka orang yang terinfeksi," tambag Ihsan menjelaskan. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.