Mencari Pembenaran dengan Bakar Bendera Tauhid
https://www.metromini.info/2018/10/mencari-pembenaran-dengan-bakar-bendera.html
Ilustrasi. GOOGLE/Image |
(Ketua LDK PWM DKI Jakarta)
OPINI - Rezim pemerintah saat ini sudah resmi membubarkan Hizut Tahrir Indonesia (HTI). Walaupun belum ada kekuatan hukum tetap (atau tidak ada landasan yuridis yang dibenarkan) hanya karena HTI mempunyai ide tentang KHILAFAH.
Diketahui, HTI tidak bersenjata, HTI tidak punya pasukan. HTI kalau demo selalu disertakan emak-emak yang lagi gendong bayinya. HTI tidak pernah dalam aksinya melakukan tindakan anarkis. Anggotanya ngak banyak. Kalau kate orang Betawi hanya seupil dari jumlah umat Islam di Republik ini. Hanya karena punya ide membentuk pemerintah khilafah, apakah itu dalam bentuk nyata atau hanya sebatas ide, tiba-tiba HTI jadi Organisasi Masyarakat (ORMAS) terlarang disamakan seperti PKI (partai Komunis Indonesia).
HTI dituduh kelompok radikal. Ukurannya apa? Aksi demonya aja kayak karnaval 1 Muharam. Di mana yang hadir dalam aksi didominasi oleh wanita dan anak-anak lengkap dengan kereta dorong bayi berikut susu botolnya. Tidak pernah HTI demo di obyek vital dengan membawa SAJAM seperti demo penghadangan Fahri Hamzah dan dua Habib di Bandara Samratulangi, Manado.
HTI tidak pernah membubarkan pengajian. Kalau dituduh radikal hanya karena ide khilafahnya maka lebih bahaya mana degnan apa yang dilakukan oleh dr. Cipta Ning, anggota dewan dari PDIP yang menulis buku AKU BANGGA JADI ANAK PKI. Atau apa yanjgt dilakukan oleh si ONENG Rieke Diah Pitaloka yang mengumpulkan mantan-mantan PKI untuk supaya PKI bisa come back lagi ....?
Pernahkah Anggota HTI Terlibat Terorisme?
Sebagaimana Muhammadiyah dan NU yang punya khas simbolnya yakni berupa bendera. Kalau Muhammadiyah dengan mataharinya dan kalau NU dengan bola dunianya. Kedua simbol itu tidak ada satu pun ormas yang memiliki sebelumnya. Dan tidak ada yang menyerupai lambang keduanya. Itulah ciri khas kedua organisasi terbesar itu.
Nah, kalau HTI dia ngak punya lambang khusus berupa bendera seperti Muhammadiyah dan NU. Dia hanya mengikuti bendera seperti yang dipakai pada awalp-awal Islam datang yang dibawa oleh Nabi SAW.
Di zaman Nabi SAW, ada model dua bendera dengan tulisan yang sama yakni kalimat TAUHID. Tapi lain warna. Yang satu berwarna dasar putih dengan tulisan warna hitam yg disebut al-Liwa. Bendera ini dipegang langsung oleh Rasulullah SAW. Dan kedua berwarna kain hitam dengan tulisan putih yang disebut ar-Rayah yang dipegang oleh panglima perang.
Bendera ini yang selalu dibawa oleh HTI tapi bukan bendera HTI.
Kalau bendera TAUHID dituduh bendera HTI dan harus DIBAKAR maka BAKAR juga donk al-Quran yang sering dibawa dan dibaca HTI yakni al-Quran kecil yang disebut Quran saku cetakan Beirut. Dan BAKAR juga donk masjid-masjid yang dijadikan tempat shalat dan taklim anakp-anak HTI. Kan sama aja membakar bendera Tauhid dengan membakar al-Quran dan masjid yang yg suka dipakai oleh HTI ....?
Pokoknya apa saja yang berbau HTI bakar. Kenapa itu tidak dilakukan oleh mereka yang sok teriak-teriak Pancasila, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika harga mati ...?
Coba kalian lakukan itu membakar al-Quran yang suka dipakai anak HTI dan masjid yang suka dipakai shalat anak HTI. Maka BAKAL KELAR HIDUP LOE sampai ke akar-akarnya.
Mereka yang membakar bendera Tauhid dan rezim saat ini bagaikan ikan ketemu airnya. Dua-duanya mengindap penyakit Islamic phobia. Panas hati dan jiwa raganya kalau umat Islam istiqomah menjalankan agamanya. Mereka menginginkan umat Islam ini pecah karena kekuatan utama NKRI tetap utuh ada di tangan umat Islam.
Kaum Musliminlah benteng terakhir da;a, mempertahankan NKRI. Untuk itu mari kita siapkan untuk menyongsong pemimpin baru negeri ini. Jangan kita biarkan negeri ini makin rusak ditangan rezim sekarang yang phobia pada Islam. Maju negerinya bahagia rakyatnya. Wallahua'lam.
__________
*Penulis juga saat ini menjabat sebagai Sekretaris KDK MUI Pusat.
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.