Anak Sastrawan di Bima Meninggal Dunia, Pengakuan Ibunya Ada Darah di Mulutnya
https://www.metromini.info/2018/10/anak-sastrawan-di-bima-meninggal-dunia.html
Proses pemakaman almarhum Muhammad Hakim di Kelurahan Kelurahan Lewirato (dulu masuk wilayah Sadia I), Kecamatan Mpunda, Kota Bima, Rabu (24/10/2018) petang. METROMINI/Dok |
KOTA BIMA - Seorang sastrawan di Bima yang biasa dikenal dengan nama Usman D. Gangga mengalami berita duka. Pasalnya, anak lelaki dari budayawan asal Manggarai-Flores itu dikabarkan meregang nyawa dalam keadaan mengeluarkan darah dari mulutnya, Selasa, 23 Oktober 2018.
Seorang anggota Polisi bernama Yaumidin dalam akun Facebooknya sempat menuliskan kabar duka ini. Yaumiddin menuliskan dugaan meninggalnya lelaki yang bernama Muhammad Hakim ini karena adanya radiasi atau kesetrum listrik setelah korban ditemukan meninggal saat menggunakan headset yang posisi handphonenya dalam keadaan dicas.
"Peringatan untuk kita semua. Kejadiannya hari Selasa (23-10-2018) sekitar jam 22:30 WITA. Bertempat di Kelurahan Lewirato, Kecmaatan Mpunda Kota Bima," tulis dia.
"Ada salah seorang warga yg meninggal dunia. Almarhum sebelumnya tidur menggunakan handset sambil ngecas HP dan saat ditemukan kondisi korban mengeluarkan darah pada hidung. Diduga korban meninggal akibat radiasi HP yang digunakannya saat tidur. Ingatkan keluarga, sahabat dan karib kita agar tidak melakukan hal yang sama. Semoga bermanfaat," tambah dia dalam status di linimasa akun Facebooknya yang ditulis sekitar pukul 11:00 WITA.
Namun, cerita kematian Muhammad Hakim ini mendapat kabar yang berbeda. Seorang pelawat atau warga Kota Bima, Fikratul Aqiidah yang mendapat keterangan langsung dari Ibu korban menceritakan penyebab kematian Hakim bukan karena aliran listrik saat menggunakan headset di waktu HPnya dalam kondisi dicas,
Fikratul yang mengaku pulang dari rumah duka, setelah mendapat cerita dari Ibu Korban mengatakan, Kejadian sebenarnya, semalam memang korban mengeluarkan darah dari mulutnya. Kondisi itu terlihat oleh Ibu Korban. Dan kelakuan korban selalu cuci pakaiannya yang diduga bernoda darah dari penyakit yang dialaminya.
"Semalam kejadiannya memang almarhum mengeluarkan darah lewat mulut. Kondisinya itu didapati oleh ibunya. Pengakuan ibu korban, sebelum kejadian ini, anaknya sering cuci pakaiannya namun kelakuannya seperti disembunyikan," kisah Ibu muda yang tinggal di Kelurahan Rabangodu Utara ini.
Dilanjutkannya, kondisi korban yang ditemukan dalam keadaan kritis saat ibunya pulang membeli mie di kios depan rumahnyta. Ibu korban sempat membersihkan darah yang keluar di mulut korban. Dan memang posisi korban sedang menggunakan headset dan HPnya di pegang di tangan.
"Saat ibunya pulang membeli mie, ibu korban melihat korban yang tak berdaya dengan headset di telinga dan HP di tangannya. Ibu korban juga sempat membersihkan darah yang keluar dari mulut korban," ungkapnya.
Setelah itu, sambung Fikratul, ibunya meninggalkan korban untuk mencari bantuan. Namun sayangnya, saat mendatangi tetangganya yang punya mobil, ternyata sudah berangkat umroh dan Ibu korban mencari bantuan kepada tetangga yang lainnya.
"Setelah di dapat mobilnya yang bisa membantu dari Kelurahan Penaraga namun kondisi mobil terlambat datangnya. Dan sebelum dibawa ke RSUD Bima, korban masih dalam keadaan bernyata dan meninggal dunia saat diantarkan ke RSUD Bima," kisah dia menceritakan keadaan yang terjadi pada Muhammad Hakim ke Metromini.
Ia mengaku, setelah mendapat cerita dari Ibu Korban, penyebab kematiannya bukan karena headset yang terpasang apalagi handphonenya tidak dalam keadaan tercas. Dicurigai, korban memang mengalami penyakit dalam tubuhnya dan tidak pernah menceritakannya kepada siapapun.
"Kalau meninggal karena pasang headset di kupingnya itu sedikit kemungkinannya. Apalagi handphone korban tidak dalam keadaan dicas. Namun, dicurigai mungkin sebelumnya korban memang mengalami sakit tapi tidak pernah cerita sama orang tuanya," papar dia.
"Ibunya pun mengaku berkali-kali bahwa korban tiba-tiba mengeluarkan darah di mulutnya. Tidak ada darah yang keluar dari hidung atau telinganya," tambah dia.
Informasi yang ada, di tengah korban ingin dikebumikan, ternyata ayah korban, Usman D. Gangga posisinya di luar daerah. Dalam akun Facebook milik sastrawan ini pun sempat mengunggah foto buah hatinya dirangkai dengan syair yang meminta dirinya ada di sisi almarhum sebelum proses pemakaman dilakukan.
"Nak! Maafkan Abah. Sabar, sebentar lagi Abah segera tiba Sape. Abah paham tentang keinginanmu untuk segera bertemu dengan Sang Pemberi Cinta Sejati. Tapi Abah mau menciummu sebelum ananda ke sana. Maafkan Abah anakku! Insya Allah segera tiba. Innalillahi wa inalillahi rajiun," tulis Usman.
Sementara itu, Hairuddin Rudi mengaku, proses pemakaman almarhum dilakukan ba'da maghrib ini, tak lama setelah ayah korban hadir di rumah duka.
"Almarhum sudah dikebumikan setelah ayahnya tiba di Bima. Dan proses pemakaman baru saja selesai ba'da maghrib ini," ucap Hairuddin Rudi. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.