Silaturahmi dengan Warga Sape dan Lambu, "Dandim: Motto 'Maja Labo' Dahu' Harus Tertanam di Generasi"

Acara silaturahmi Kodim 1608/Bima dengan unsur Muspika Kecamatan Sape dan Lambu, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda serta komponen masyarakat lainnya di Gedung Serba Guna (GSG) Kecamatan Sape, Selasa, 4 September 2018. METROMINI/Dok
KABUPATEN BIMA - Dandim 1608/Bima Letkol inf Bambang Kurnia Eka Putra mengungkapkan, Selasa, 4 September 2018 siang kemarin digelar acara silaturahmi Kodim 1608/Bima dengan unsur Muspika Kecamatan Sape dan Lambu, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda serta komponen masyarakat lainnya di Gedung Serba Guna (GSG) Kecamatan Sape.

"Hadir pula di acara kemarin, Kapten inf Junaid.selaku Koramil 1608-03/Sape dan anggotanya, Camat Sape Pak Komarudin, S.Sos, Camat Lambu, Pak Abdurahman, S.Sos, ada Danramil Donggo, hadir pula Kapolsek Sape, AKP Syarifudin Jamal dan Kapolsek Lambu Iptu Kurais," ujar Dandim, Rabu, 5 September 2018.

"Kegiatan yang digelar kemarin siang itu dimulai dengan dinyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan dihadiri sekitar 150 orang peserta," tambahnya.

Dandim menjelaskan, diadakannya acara silaturahim pihaknya tidak hanya kali ini saja dilakukan. Dandim 1608/Bima telah beberapa kali melaksanakan pertemuan apalagi di saat adan kejadian di wilayah Sape dan Lambu.

Hal itu pun dibenarkan oleh Camat Sape, Komarudin, S.Sos. Kata Camat, Dandim Bima yang sekarang merupakan sosok pemimpin yang peka dan peduli terhadap kondisi sosial dan kantibmas yang ada di Sape maupun di Lambu.

"Beliau dengan segala upaya yang dilakukannya sangat peduli terhadap gejala sosial yang terjadi. Dan di setiap kejadian, beliau selalu hadir langsung di Sape maupun di Lambu. Sehingga kami aparat Pemerintah Kecamatan Sape dan masyarakat sangat merasa terayomi dengan sifat Dandim Bima yang baru ini," ungkap Camat.

Camat menambahkan, saat ini, alhamdulillah di wilayah Kecamatan Sape dan Lambu cukup kondusif. Disebutkannya, dari 53 desa yang akan melaksanakan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Kabupaten Bimaada 8 desa yang akan dilaksanakan di Kecamatan Sape. Sementara di Kecamatan Lambu ada satu desa saja.

"Terkait dengan kegiatan Pilkades nanti, kami berharap bantuan dari Dandim beserta anggotanya agar dalam pelaksanaan Pilkades tetap dikawal agar bisa berjalan aman dan tentram," terang Camat.

Kembali ke Dandim Bima, Letkol inf Bambang Kurnia Eka Putra dalam kesempatan itu menuturkan, dalam melaksanakan kewajibannya menciptakan rasa aman dan tentram di tengah-tengah masyarakat khususnya di Sape dan di Lambu. Dirinya merasa perlu untuk hadir dan menindaklanjuti kejadian seperti di Desa Rai Oi, Kecamatan Sape dengan langkah-langkah dan tindakan yang nyata di lapangan.

Diterangkannya, semakin berubahnya tatanan masyarakat khususnya di kalangan generasi muda. Akan sangat mudah mempengaruhi kondisi sosial yang terjadi, Sebabnya, kata dia, pengaruh minuman keras, barkoba maupun hilangnya panutan terhadap tokoh serta lingkungan sosial yang tidak bisa memberikan contoh kepada generasi muda.

"Hal tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi kondisi sosial yang mengancam rasa aman dan tentram di tengah-tengah masyarakat.  Apalagi, anak-anak muda semakin jauh dari sentuhan agama dan pelajaran moral, tentu mudah saja terpengaruh untuk melakukan tindakan yang mengancam kenyamanan dan keamanan di tengah masyarakat," papar Dandim.

Dia berharap, keadaan ini tentu memerlukan kepedulian semua pihak. Tidak hanya aparat saja, tapi yang terpenting peranan seluruh tokoh masyarakat itu sendiri yang harus di depan dan peduli.

"Di Bima, saya mempelajari motto hidup yang namanya "Maja Labo Dahu" yang artinya malu dan takut. Malu agar menjauhi perbuatan jahat. Dan takut melakukan kesalahan yang bisa mencoreng nama dan keluarga. Dan sebenarnya, motto tersebut merupakan cerminan dari karakter dan budaya Bima sangat luhur. Namun sayangnya, budaya ini sudah semakin jauh dan bahkan ditinggalkan oleh kita saat ini. Di Bima, mulai terjadi pergeseran nilai-nilai sosial yang ada," tegasnya.

Ia menjelaskan, jika keadaan di Bima saat ini mulai meninggalkan budaya ibu dan karakter maupun kemurnian cara hidup orang Bima. Bagaimana 20 tahun ke depannya nanti? Tentunya, kata Dandim, keadaan di masing-masing daerah di masa depan, akan sangat tergantung pada bagaimana wajah generasi muda yang ada sekarang.

"Kalau kita tidak peduli dengan kondisi yang ada sekarang. Bagaimana nantinya sekian tahun ke depan? Proses ini memang tidak semudah membalikkan telapak tangan tapi kalau kita tidak memulai, tidak akan ada perubahan dan perbaikan kondisi sosial ekonomi bahkan ancaman ketidaknyamanan hidup di masa mendatang yang selalu kita rasakan," imbuhnya.

Lelaki kelahiran tahun 1978 itu menambahkan, para tokoh masyarakat sudah saatnya memberikan contoh dan terus melakukan pembinaan terhadap generasi agar tak jauh dari nilai budaya dan agama yang memayungi karakter masyarakat Bima selama ini.

"Saya berharap bapak-bapak dapat menggunakan ketokohannya di lingkungan masing-masing untuk dapat mencegah masyarakatnya untuk bebuat ke hal-hal yang tidak baik, Sudah saatnya generasi muda mendapatkan contoh dan edukasi yang sehat dan mendidik di semua desa. Bukan dibiarkan liar dan sebaliknya," tukas dia.

Ia mengusulkan, adanya kegiatan di wilayah masing-masing untuk bisa menggiring anak-anak muda dekat dengan agama dan mulai membiasakan diri ke masjid, Saat ini, semua komponen hatus fokus pada upaya untuk bisa menggirinmg generasi agar mau beribadah.

"Karena saya lihat sendiri. Saat shalat berjamaah di masjid, hanya orang-orang tua yang ada. Anak mudanya sebagian besar acuh tak acuh, tetap nongkrong-nongkrong di luar rumah dan di jalan-jalan," kata dia.

Dan yang mencengangkan, sambung Dandim, di kompleks makam yang menjadi pengingat bahwa hanya kematian yang pasti dialami setiap manusia yang hidup, justru dijadikan tempat kumpul-kumpul minum minuman keras ataupun tempat perkelahian.

"Selain itu, ada juga laporan yang saya terima tentang pemalakan yang dilakukan kepada truk, toko-toko dan penjarahan. Kondisi ini, saya telah instruksikan kepada jajaran saya untuk himpun data-data tentang di mana, siapa dan bagaimana itu terjadi. Selanjutnya kami akan bekerja sama dengan kepolisian agar kita kita benahi bersama," papar dia.

"Jika masyarakat mengetahui adanya kejahatan yang terjadi. Saya berharap mau dilaporkan ke Babinsa maupun Babinkamtibmas Untuk informannya kami jamin kerahasiaannya," tambah dia.

Lanjut Dandim, di Bima masih dianggap sebagai zona merah, Sebabnya, kebiasaan masyarakat yang cenderung merespon setiap permasalahan dengan blokir jalan. Membalas kekerasan dengan saling membacok maupun perang kampung.

"Marilah bersama-sama kita coba untuk menciptakan kondisi yang lebih baik di wilayah Bima," tuturnya.

Ia menambahkan, ada hal juga yang mesti dipahami juga tentng generasi muda. Di usia remaja sesuai dengan psikologisnya, mereka sedang berada pada taraf mencari jatidiri. Mereka mencari sosok yang bisa mereka jadikan idola atau panutan. 

"Untuk itu, hadirkan diri kita agar bisa menjadi idola buat anak-anak muda di lingkungan kita," ungkap Dandim.

Kata dia, jangan sampai karena tidak adanya sentuhan, akhirnya anak-anak banyak bergaul dengan tokoh-tokoh jahat atau lingkungan yang negatif. Sebenarnya, tidak ada seorang pun yang bercita-cita ingin menjadi penjahat, lebih banyak disebabkan kerena tuntutan keadaan dan karena hidup harus bertahan, harus cari makan. 

"Akhirnya, mereka melakukan dengan apa yang mereka bisa, karena dibatasi oleh ketrampilan maupun keadaan yang dialaminya," tutup Dandim. (RED | ADV)

Related

Kabar Rakyat 8445274632499586481

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item