Alfa Mart Buat Gaduh di Bima, Dulu di Bolo, Sekarang Warga Sape Tolak Kehadiran Alfa Mart

Aksi penolakan Alfa Mart di depan kantor Camat Sape, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Senin, 10 September 2018.  GOOGLE/Image
KABUPATEN BIMA - Kehadiran retail modern bernama Alfa Mart yang mendapat restu dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima kian mendulang kontroversi dan kegaduhan hingga resistensi dari warga. Beberapa waktu yang lalu, saat pembukaan tiga titik retail modern bermodal raksasa di Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima penolakan oleh warga pun terjadi cukup lama.

Walau pada akhirnya, para pendemo setelah dilakukan pendekatan baik oleh Muspika dan Pemda akhirnya menerimma tiga titik toko berbasis retail modern di Kecamatan Bolo itu. 

Saat ini, proses sosialisasi Alfa Mart yang ingin hadir di Kecamatan Sape, Kabupaten Bima mendulang cerita yang sama seperti di Kecamatan Bolo. Beberapa orang warga menolak bahkan menyatakan sikap penolakannya ini dengan aksi demonstrasi yang di gelar di depan Kantor Camat Sape, Senin, 10 September 2018 pagi tadi.

Kordinator aksi yang akrab bernama Muhlis Sape pada akun Facebooknya menyatakan, pada pasal 6 di poin B pada Peraturan Bupati yang melegalkan kehadiran Alfa Mart menuliskan bahwa toko retail modern ini dapat menjual semua kebutuhan sandang, pangan, forniture, alat bangunan dan elektronik, Dan rencananya, ada lima titik toko Alfa Mart yang ingin dibangun di Kecamatan Sape,

Dia menjelaskan, kehadiran toko yang diketahui adalah pemilik modalnya didominasi negara asing ini merupakan bentuk penjajahan terhadap ekonomi lokal yang ada di Bima khususnya di Kecamatan Sape. 

"Dengan dukungan Pemda yang ingin menghadirkan lima toko Alda Mart adalah bentuk pembiaran terhadap sistim kapitalisme yang sengaja diberikan pintu masuknya oleh Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri," tegas dia, belum lama ini. 

Kata dia, butuh dibangun gerakan untuk menolak Alfa Mart di Kecamatan Sape. Mendukung Alfa Mart sama halnya melegalkan kehadiran kapilalisme di Sape dan sesungguhnya Kapitalisme itu adalah sebuah konsep yang bersifat secara perlahan-lahan akan membunuh kelangsungan perekonomian lokal seperti UKM (usaha kecil menengah) yang menjadi tulang punggung ekonomi sebagian masyarakat di Sape.

"Dalam hal ini, terkesan Pemda tidak memihak kepada UKM dengan dihadirkannya Alfa Mart. Tentu juga, kehadiran Alfa Mart akan mengancam kelangsungan perekonomian masyarakat. Dan pada hakekatnya, pemerintahan itu bersama masyarakat bukan bersama kaum kapitalisme atau kepentingan pemilik modal yang dikedepankan," pingkas dia.

Ia pun menyinggung motto kepemimpinan Dinda-Dahlan yaitu "Edesi Ndai Sura Dou ma Labo Dana" (Mengedepankan kepentingan umum dibanding kepentingan pribadi/golongan). Menurutnya, motto yang dibangun ini hanya pemanis bibir saja dan lenyap dalam realitanya. Sebab, dugaan hadirnya kepentingan transaksional oleh petinggi daerah tanpa memperhatikan aspek-aspek kelangsungan hidup ekonomi masyarakat di Kabupaten Bima khususnya masyarakat di Kecamatan Sape.

"Menurut hemat kami, kehadiran Alfa Mart disebabkan oleh faktor mental dari para pemangku jabatan daerah yang cendrung rakus dan serakah. Menipu masyarakat dengan motto yang merakyat, ternyata praktek dan realisasinya jauh panggang dari api," tandas dia.

Oleh sebab itu, sambung Muhlis, ia mengajak para pelaku UKM dan Masyarakt Sape untuk menyatukan persepso menolak Alfa Mart/ 

Sahutan Muhlis itu pun didukung warga Sape, Ida Sri Darmawati. Kata Ida, gerakan menolak Alfa Mart patut dukung. Regulasinya, kata ida, harusnya melalui desa baru ke kecamatan dan selanjutnya oleh Bupati. 

"Kalau desa ngak ijinkan kecamatan. jangan mau keluarkan ijin dulu. Patut dipertimbangkan adanya dukungan dari masyarakat pada level sosialisasi dan pemberian ijin di awal proses. Kalau rakyat tidak mengijinkan, Bupati jangan asal mengeluarkan peraturan dan mudah memberi ruang bagi retail modern seperti alfa mart atau indo mart," tukas Sri.

Sahutan pun disampaikan oleh Ada Ruma Meci Ruma. Ada Ruma mempertanyakan, "Kenapa Bupati Bima memaksakan kehendak sendiri sih ??  Tolak alfamart apapun alasannya," cetus dia. 

Pada aksi penolakan yang digelar, Senin (10/9/20180 pagi tadi di halaman Kantor Camat Sape, Tampak para pelaku UKM di Sape dan Ibu-ibu yang memiliki kios atau tempat usaha dalam ukuran mikro hadir dan menyatakan sikap penolakannya. 

Dalam orasinya, Muhlis mengaku, penolakan Alfa Mart mengingat bahwa kehadirannya hanya akan mengancam stabilitas perekonomian warga dan bukan satu-satunya dalam mengurangi pengangguran yang ada di Kecamtan Sape. 

Dia menegaskan, dengan telah diterbitkannya Peraturan Bupati (Perbup) nomor 28 Tahun 2018 tentang penyelenggaraan retail modern, dengan tegas pihaknya menolak Perbup tersebut dan meminta Bupati Bima untuk mencabutnya kembali dan tidak diberlakukan di Kecamatan Sape. 

"Kami minta Perbup nomor 28 tahun 2018 ditinjau kembali dan dicabut oleh Bupati Bima. Kami di Kecamatan Sape tidak butuh alfa mart yang kami butuh adalah kepedulian pemda dalam melihat kondisi UKM yang ada di Sape untuk bisa diberdayakan," terang pemilik nama asli Herman, S.Sos itu.

"Selain itu, harga hasil bumi seperti bawang merah di Kecamatan Sape dan Lambu yang pasca panen dapat dikontrol oleh pemerintah harganya agar bisa tetap stabil dan tidak dipermainkan para tengkulak dan oknum tertentu," pungkas dia menambahkan. '

Sementara itu, pihak Pemkab Bima terkait tuntutan  warga Sape yang menolak Alfa Mart masih dimintai tanggapannya atas hal ini. (RED)

Related

Pemerintahan 2529935711727366646

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item