Sungai Padolo Terlihat Jorok, Kepala DLH Dinilai Bobrok

Kondisi air di sungai padolo, Kelurahan Paruga, Kecamatan Rasanae Barat yang terlihat jorok saat ini. METROMINI/Agus Gunawan
KOTA BIMA - Di tengah pembangunan pada tiga jembatan yaitu dua di jalan negara dan satu di jembatan padolo III. Aliran air di sungai tidak mengalir normal seperti biasanya. Kotoran atau limbah seolah berhuni dan tidak berpindah tempat. Kondisi ini terlihat pada air sungai di bagian timur Jembatan Padolo yang sedang dikerjakan direnovasi total kondisi fisiknya. 

Saat ini, di sungai itu, sampah dan kondisi air sungai yang sudah bercampur mulai mengeluarkan bau yang tak sedap, Kondisi ini menjadi keluhatan warga khususnya di Kelurahan Paruga, Kota Bima, saat ini. Diketahui, sungai padolo merupakan sungai andalan laju air dalam kota yang mengalir ke wilayah hilir. Di tengah kondisi airnya yang tak mengalir normal, sampah dan limbah rumah tangga mencemari kondisi air menjadi tidak asri dan terlihat jorok. 

Menurut seorang pemuda di Lingkungan Bara, Kelurahan Paruga, Kota Bima, Irul mengatakan bahwa kondisi air di sungai padolo yang sudah tercemar tidak diperhatikan secara serius oleh dinas tehnis terkait yang dalam hal ini adalah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bima. Menurutnya, kondisi air sungai padolo yang telah dicemari oleh limbah industri maupun sampah domestik rumah tangga. Keadaanya sangat memprihatinkan. 

"Warna air yang sudah menghijau di tambah lagi sampah dan limbah yang tidak bergerak mungkin disebabkan adanya pekerjaan jembatan padolo. Keberadaannya dikuatirkan bisa menyebabkan penyakit bagi warga terutama yang ada di bantaran sungai," ujar Irul (33), Minggu, 5 Agustus 2018. 

Kata dia, di tengah kesadaran warga yang masih kurang disiplin dan sering membuang sampah di sungai adalah budaya yang sudah harus ditinggalkan. Menurutnya, tercemar kondisi air sungai karena tingkat pengawasan pemerintah terhadap prilaku warga maupun kondisi sungai sangatlah minim. 

"Kebetulan di era kepemimpinan yang baru yaitu Penjabat Wali Kota. Semangat untuk membersihkan sampah dan limbah di sungai padolo harus segera diimplementasikan. Sebab, kondisi air yang tidak mengalir normal dan bertumpuk sampah, akan memicu penyakit bagi warga," ungkap Irul. 

Ia menyarankan, di tengah kondisi Kota Bima yang pernah mengalami banjir bandang yang cukup dahsyat yang salah satu faktornya banyaknya sampah di sungai. Sosialisasi dan kampanye serta pemberian sanksi pada warga yang masih membuang limbah rumah tangganya ke sungai, harus segera diaplikasikan. 

"Setahu saya regulasi soal sampah sudah ada di Kota Bima," ucapnya. 

"Kami melihat, kebiasaan membuang sampah rumah tangga di sungai seperti tidak ada larangan dan payung hukumnya. Padahal, anggota DPRD Kota Bima pernah melakukan kunjungan kerja terkait pengelolaan sampah yang tidak ada gunanya jika melihat kondisi sungai padolo saat ini," sindir dia menambahkan 

Ia dan bersama warga Paruga lainnya, sangat berharap Dinas Lingkungan Hidup (LH) dan Kebersihan Kota Bima menginisiasi dan mengajak masyarakat di bantaran sungai untuk sama-sama membersihkan dan mendampingi kehidupan warga agar kebiasaan membuang sampah ke sungai ada tindakan pengawasan dan pencegahan yang dilakukan pemerintah.

"Saya menilai bahwa DLH dan Kebersihan adalan institusi yang sangat bobrok, dengan membiarkan kondisi tercemarnya air di sungai padolo, di tengah kota bima yang rawan dengan bencana banjir bandang," tukasnya. 

Pemuda lainnya, sebut saja namanya Cobe (bukan nama sebenarnya) menilai, selain kurangnya pengawasan, tingkat etos kerja Dinas Lingkungan Hidup sangat lemah. Cebe berharap kontrol dari Kepala Daerah bisa menekan DLH untuk segera membenahi tercemarnya air di sungai padolo. Menurutnya, jika terus dibiarkan menjadi ancaman kesehatan khususnya bagi warga di Lingkungan Bara, Kelurahan Paruga.

"Sorotan kondis air yang tercemar ini bukan hanya sekarang disampaikan ke Pemkot Bima. Tapi, reaksi pemerintah yang dalam hal ini adalah DLH Kota Bima seakan tidak mengerti atas tugas, pokok dan fungsi kedinasan untuk bertanggung jawab pada wilayah aliran sungai yang jorok seperti saat ini," jelas dia. 

Menurutnya, DLH Kota Bima adalah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terbobrok, sebab dalam pekerjaan pembersihan limbah di sungai adalah program kedinasan yang sudah dialokasikan anggarannya.

"Karena tidak mau bekerja, saya menilai DLH Kobi ini OPD yang kurang pagam atas tugas dan tanggung jawabnya," pungkas Cobe, Minggu kemarin. 

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bima, Drs. H. Fahruranzi yang dikofirmasi via ponsel dan coba didatangi di kantornya di Kelurahan Rabangodu Selatan, tidak dapat ditemui dan masih diupayakan untuk dikonfirmasi terkait tercemarnya kondisi sungai padolo saat ini. (RED)

Related

Pemerintahan 159589996800803858

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item