Oknum Anggota Todong Pistol, Kapolsek Sanggar Minta Maaf Pada Korban
https://www.metromini.info/2018/08/oknum-anggota-todong-pistol-kapolsek.html
Kapolsek Sanggar IPTU Indra Kila. METROMINI/Dok |
KABUPATEN BIMA - Korban penodongan, AN, 35, oleh oknum anggota Polsek Sanggar berinisial WI, 38, berpangkat Bripka yang terjadi di Desa Kore, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima, Rabu, 1 Agustus 2018 lalu. Akhirnya ditanggapi oleh Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Sanggar,
Kapolsek Sanggar IPTU Indra Kila mengaku, dirinya tidak pernah menyuruh anak buahnya melakukan hal yang mencoreng nama baik institusi kepolisian. Dijelaskannya, kejadiannya tidak seperti apa yang disampaikan korban, sebabagaimana yang diceritakan dalam situs www.gerbangtimur.com.
"Saya sebagai Kapolsek tidak pernah menyuruh anak buah saya melakukan hal seperti itu. Dan setelah kita cross check tidak seperti itu ceritanya," ucap Indra saat menghubungi Metromini via ponselnya, Mingggu, 5 Agustus 2018 kemarin.
Kata Indra, kejadian itu berawal karena anak buahnya merasa kecewa telah dibohongi oleh AN atau korban.. Saat itu, korban tidak tepati janji, Dan karena merasa kecewa, WI atau anggota Polsek Sanggar itu sangat membutuhkan uang untuk biaya pengobatan ibunya yang sakit kanker payundara.
"Sebanarnya, WI kecewa terhadap korban. Makanya WI melakukan hal yang hilaf itu. Memang benar kejadian ada penodongan pistol, sebabnya karena anggota kami merasa kecewa dibohongi dan dibodohi oleh korban," ungkap dia.
"Saat itu pula, korban berjanji tapi tak menepati. Apalagi kondisi orang tua WI yang sakit kangker payundara sangat membutuhkan uang untuk berobat. Emosi WI muncul karena faktor dibohongi dan keterdesakan dia atas uang yang dijanjikan korban. Sebagai manusia pasti merasa hilaf dan emosi apalagi pas pemberian uang, orang tua WI meninggal dunia," cerita Kapolsek menerangkan substansi masalah yang terjadi.
Lanjut Indra, bukan hanya janji soal uang yang dilakukan oleh korban. Sebab lainnya, korban juga melakukan penanaman yang kedua kali di lahan yang sama tampa seijin Wi, selaku pemilih lahan.
"Selain korban tidak memberikan uang seperti perjanjiannya mereka. Korban juga tanpa sepengetahuan WI, menanam pada lahan yang disewanya untuk kedua kali tanpa seijin dan kesepakatan dengan WI selaku pemilik lahan," jelasnya.
Terlepas dari persoalan yang terjadi, Indra mengaku, atas nama Kapolsek Sanggar ia meminta maaf kepada korban yang sedalam-dalamnya. Karen, kata Indra, sebagai manusia tentu tidak lepas dari kekeliruan dan kekhilafan.
"Saya atas nama Kapolsek Sanggar meminta maaf yang sedalam-dalamnya kepada korban atau AN dan keluarganya atas insiden yang terjadi. Walaupun, WI adalah seorang anggota polisi, tetap saja dia manusia yang tentunya tak jauh dari kekhilafan. Apalagi, saat itu dalam keadaan orang tuanya yang meninggal dunia," tandas Indra penuh harap masalah ini bisa selesai secara kekeluargaan. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.