Kondisi Jalan Gelap, Salah Satu Sebab Jambret Tumbuh Subur di Bima
https://www.metromini.info/2018/08/kondisi-jalan-gelap-salah-satu-sebab.html
KABUPATEN BIMA - Kejadian penjambretan sering kali terjadi. Namun, cerita menyedihkan dialami oleh Ririn. 35, guru sukarela yang menjadi korban jamret hingga harus meregang nyawanya. Ririn alami kecelaaan tungal saat mengejar pelaku. Tragedi itu pun memicu protes anarkis warga untuk segera diungkap pelaku jambret yang terjadi di Desa Rato, Kecamatan Bolo, semalam.
Sebenarnya. seorang anggota keamanan saat berbincang ringan dengan Metromini. Dia mengaku, faktor jambret tidak hanya terjadi akibat adanya niat dari pelaku yang mencari atau mengincar tiap korbannya. Pelaku jambret menjalankan aksinya saat keadaan memungkinkan untuk melakukan kejahatan ini.
Kata dia, faktor yang menguntungkan penjambret saat jalan raya terlihat sepi dan juga gelap. Di malam hari, dengan kondisi jalan yang gelap dan sepi, sangat menguntungkan pelaku yang juga dikenal dengan sebutan begal ini malakoni aksinya.
"Sebenarnya, kasus Ririn adalah kasus yang ke sekian kalinya yang mengalami penjambretan di Kabupaten Bima. Sebelumnya banyak korban jamret, namun ada yang melapor dan ada juga yang tidak. Rata-rata korbannya adalah yang wanita saat berkendara di wilayah yang sepi dan gelap dan di malam hari," ujar prajurit asal Kecamatan Woha itu, Jum'at, 3 Agustus 2018.
Menurutnya, jalan di Kabupaten Bima khususnya di jalan negara yang ada di Kecamatan Woha dan Bolo sangat memungkinkan pelaku melakukan begalnya. Sebab, kondisi jalan tersebut, pada malam hari lampu jalan yang ada di pinggir tidak bekerja secara maksimal dan keberadaan lampu jalan belum seluruhnya ada di lintasan jalan tersebut.
"Penjambretan sering terjadi di jalan negara yang masuk kawasana seperti di Desa Donggobolo yang kondisi jalan negara belum dilengkapi dengan lampu jalan di samping kiri atau kanannya," terang dia.
Dugaan yang sama disampaikan warganet di sosial media Facebook bernama Abi Ya. Kata Abi, di jalan lintas sumbawa di Desa Talabiu tidak ada lampu penerangan jalannya. Dalam komentar di status yang diunggahnya itu. Abi mengaku, kondisi gelapnya jalan nehara seperti di Talabiu hingga ke Donggobolo memberikan ruang para jambret dalam menjalankan aksinya.
Baca: Polisi: Wanita yang Kejar Pelaku Jambret Tewas Dalam Kecelakaan Tunggal
"Jambret gampang terjadi di jalan negara yang gelap seperti di Desa Talabiu. Kalau bisa pemerintah segera mengadakan lampu jalan di sepanjang jalan itu," tulis dia.
Hal senada disampaikan warganet lainnya, Mantos Lkg Pamo. "...Bagaimana tidak,,,!! Sepanjang jalan ini tidak ada satupun lampu jalan Mungkin Jambret berani karena suasana gelap dan minim penerangan japan, jika anda ingin merasakan coba melaju saja di jalan negara yang masuk di kecamatan Woha selepas kantor persiapan Bupati Bima," tulis dia.
Mantos pun mempertanyakan soal Pajak Penerangan Jalan yang besarannya 15% bagi setiap rumah tangga saat membayat tagihan listrik tiap bulannya.
"Kondisi penerangan jalan inikan tidak ada perubahan sementara PPJ per bulan untuk setiap rumah tangga tetap ditarik oleh PLN. Nah, ke mana uang-uang ini hingga tak ada perubahan penerangan padahal ini di jalan negara lintas Bima - Sumbawa," keluhnya.
"Salah satu sebab jambret tumbuh subur dan berani jalankan aksinya dan rata-rata di malam hari. Karena kondisi jalan di Bima banyak yang belum disiapkan lampu penrangan jalan di sampingnya," tukas alumni MAN 3 Bima itu menambahkan.
Terkait sorotan warganet ini, pihak Bagian Umum setda Kabupaten Bima dan jula PLN Cabang Bima masih diupayakan dikonfirmasi atas kondisi tidak terisinya lampu penerangan jalan yang ada di lintasan jalan negara Bima-Sumbawa. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.