Kepedulian Nelayan Pulau Bungin-Sumbawa, Untuk Saudara Pesisirnya di Dusun Jambianom, Tanjung-KLU
https://www.metromini.info/2018/08/kepedulian-nelayan-pulau-bungin-sumbawa.html
Masyarakat di Dusun Jambianom saat menerima bantuan dari warga di Pulau Bungin, Sumbawa, Minggu, 12 Agustus 2018. FACEBOOK/Dedy Ahmad Hermansyah |
KABUPATEN LOMBOK UTARA - Jambianom adalah sebuah dusun di pesisir utara Pulau Lombok yang secara administratif berada di dalam Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Sebagaian besar penduduk di Dusun Jambianom berprofesi sebagai nelayan yang menggantungkan kebutuhan hidup mereka sepenuhnya pada hasil tangkapan ikan.
Minggu, 12 Agustus 2018, tiba-tiba saja dua kapal putih perlahan bersandar di bibir pantai Dusun Jambianom. Sekisar 40-anan pria berbaris menunggu. Ada beberapa yang menggeser dua perahu di pantai, memberi ruang bagi angkutan yang akan diturunkan.
Seorang pria berseragam dengan rompi biru meloncat dari salah satu kapal, langsung disambut oleh Sulaiman, Kepala Dusun Jambianom.
"Pak Kadus, kami membawa amanah dari masyarakat Pulau Bungin." ungkap lelaki berseragam biru, dikutip seorang pemuda relawan gempa lombok, di linimasa akun Facebooknya, Dedy Ahmad Hermansyah.
Dedy mengatakan, pria yang berasal dari Pulau Bungin-Sumbawa itu menyerahkan secarik kertas untuk dibaca dan ditandatangani oleh Kadus.
Tak lama kemudian, kata Dedy, seluruh muatan di atas dua kapal tersebut diangkut bersama-sama. Terlihat warga berbaris bagai semut pekerja. Mereka saling mengoper barang-barang bantuan tersebut dan ditaruh di atas sebuah berugaq yang ada tak jauh dari pinggir pantai.
"Kurang lebih satu jam seluruh angkutan dari dua kapal itu baru selesai diangkut," sahut Dedy
Menurut Kadus Jambianom, ini adalah bantuan terbanyak yang pernah diterimanya, Bantuan ini, berasal dari saudara nelayan di Pulau Bungin-Sumbawa. Disebutkannya, barang-barang yang diberikan berupa pakaian, makanan, minuman, dan lain-lain. Terlihat bantuan yang menumpuk menyesaki atas berugaq dan terkumpul semua di sekitarnya.
"Warga Jambi Anom sangat bersuka cita menerima bantuan tersebut. Kata Kadus bantuan ini akan disalurkan ke warganya," ujarnya.
Kata Dedi, warganya di Dusun Jambianom ada 220 KK dan sebanyak 880 jiwa. Sebelum pembagian barang bantuan ini, semuanya dikumpulkan di atas sebuah bukit. Wilayah tersebut yang diwakafkan untuk areal pekuburan. "Tak ada yang berpencar. Semua sudah berkumpul di bukit," sebut dia.
Di Panjianom, kata Dedi, saat ini warga belum bisa merencanakan apa-apa untuk memulihkan kondisi pasca gempa. Anak-anak muda yang sebagian besar bekerja di bidang pariwisata juga tak tahu kapan bisa bekerja lagi.
"Terlihat perahu dan kapal nelayan di pinggir pantai itu menganggur pasca gempa bumi yang terjadi," tuturnya.
Menurutnya, kondisi di Panjianaom belum benar-benar pulih. Namun, suasana dan kekuatan bangkit terlihat dari masyarakat Panjianom dengan kehadiran dua kapan nelayan yang memberikan bantuan dari Pulau Bungin.
"Beberapa hari pasca gempa, terlihat kelesuan dari kehidupan warga di Panjianom. Serasa semangat yang di cas kembali terlihat dari masyarakat Panjianom dengan hadirnya bantuan dari warga Pulau Bungin," terang dia,
Kata dia, kekuatan solidaritas yang masih tertanam dan suasana saling bahu membahu terlihat begitu mengharukan. Dan semangat itulah yang sebenarnya sangat dibutuhkan untuk pemulihan keadaan di Panjianom. Apalagi, sambung dia, bantuan dari pemerintah belum maksimal dirasakan oleh warga di sini.
"Dan, pagi ini, saya menyaksikan satu solidaritas yang datang dari saudaranya yang sesama nelayan. Sungguh potret solidaritas yang menggugah hati. Terbutkti, mereka adalah penjelajah lautan yang sangat menjaga sikap untuk saling membantu atas duka yang terjadi pada saudaranya," tandas dia.
"Satu pendidikan kemanusiaan yang luar biasa yang ditunjukkan Nelayan Pulau Bungin. Teringat kata tetua dulu, persaudaraan di samudera itu benar, sungguh sangat kuat adanya," terang Dedy menambahkan. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.