Kemerdekaan Negeri, "Antara Realita atau Mimpi"

Ilustrasi. GOOGLE/Boombastis
Oleh: Khairunnisa, S.Pd

OPINI - 17 Agustus adalah momentum proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sudah 73 tahun Indonesia merdeka dari penjajahan militer kolonial Belanda, Jepang dan Inggris. Sebelum 17 Agustus 1945, selama berabad-abad lamanya negeri ini terjajah. Tentunya, kemerdekaan di 79 tahun yang lalu adalah rahmat Allah melalui semangat perjuangan para pahlawan yang mampu meluluhlantakkan penjajah asing meski dengan bersenjatakan tombak dan panah.

Merdeka, semua manusia di muka bumi ingin merdeka. Sebab merdeka adalah hak bagi individu, masyarakat juga negara di manapun mereka berada. Merdeka bukan hanya terbebasnya dari penjajahan fisik tapi dari penjajahan non fisik. Bebas dari penjajahan non fisik di sini adalah saat individu, masyarakat dan negara merasakan keamanan dan kenyamanan dalam seluruh aspek kehidupan.

Penjajahan fisik (militer) memang tidak lagi dipakai sebagai alat untuk menjajah. Sebab metode ini sangat mudah membangkitkan semangat perlawanan dari penduduk negeri yang dijajah.

Namun penjajahan non fisik menjadi metode baru yang dipakai oleh bangsa penjajah untuk menjajah negeri-negeri sasarannya. Bentuk penjajahan ini tak dapat dilihat namun implikasinya begitu besar bagi kehidupan. Seperti liberalisasi ekonomi, politik, hukum, pendidikan, kesehatan, sosial masyarakat, sekulerisasi pemikiran dan lain-lain. Tujuannya adalah eksploitasi kekayaan alam negeri dan perusakan pemikiran.

Euforia merdeka sekarang berseberangan dengan realita. Dari segi ekonomi misalnya, akhir-akhir ini Indonesia mengalami pukulan ekonomi yang bertubi-tubi dengan kenaikan berbagai harga yang kian melonjak dari waktu ke waktu. Tidak terkecuali kebutuhan-kebutuhan pokok serta melemahya rupiah yang hampir mendekati 15.000 per USD 1. Selain itu impor segala kebutuhan pokok bahkan indonesia yang merupakan penghasil bawang, garam, beras harus ikut impor juga.

Eksploitasi sumber daya Alam oleh asing dan aseng berimplikasi pada tingginya biaya pendidikan, kesehatan dan meningkatnya angka kemiskinan. Itu semua dilegalkan melalui undang-undang, sebab segala kebijakan di negeri ini diduga kuat tidak lepas dari kontrol pihak asing. Terutama oleh dua lembaga besar yaitu IMF dan Bank Dunia.

Dari segi kesehatan, tak semua rakyat indonesia mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal karena tingginya biaya kesehatan. Kebutuhan hidup yang sangat banyak tentu butuh biaya yang banyak pula.

Pendidikan yang makin mahal membuat generasi tak mampu mengenyam pendidikan berkualitas hingga ke perguruan tinggi. Satu sisi wajah dunia pendidikan yang makin tergerus oleh tingkah polah generasi yang makin mengiris hati.

Dari aspek lain juga tak luput dari adanya intervensi pihak tertentu yang membuat negeri ini belum merasakan merdeka yang sesungguhnya.

Kemerdekaan Sesungguhnya

Wujud merdeka bukan sekedar dilisankan atau dengan melakukan berbagai ritual yang nihil arti merdeka sesungguhnya. Untuk mewujudkan kemerdekaan yang sebenarnya tidaklah dicapai semudah membolakbalikkan telapak tangan. 

Merdeka butuh kontribusi berbagai pihak termasuk yang memiliki kewenangan terbesar adalah negara. Tentu Negara yang posisinya tidak di bawah intervensi pihak lain, pun penguasanya bukan penguasa komparador.

Dan yang utama adalah sistem yang diterapkan adalah yang membuat manusia takut hanya kepada Pencipta kehidupan bukan pada manusia, apalagi asing yang jelas-jelas hanya menjarah kekayaan negeri. Untuk diketahui bersama, penjajahan melalui pemikiran adalah metode ampuh untuk mewujudkan eksistensi mereka di seluruh dunia.

Islam datang untuk membebaskan manusia dari penghambaan kepada selain Allah menuju penghambaan pada Allah SWT semata. Islam membebaskan manusia dari kesempitan hidup karena aturan buatan manusia menuju kelapangan di dunia sebagaimana konsekuensi ketika Islam diterapkan dalam kehidupan adalah terwujudkan rahmat bagi seluruh alam.

"Jika penduduk negeri beriman dan bertakwa, niscaya kami membuka untuk mereka pintu keberkahan dari langit dan bumi". (Al-A'raf: 96)

____________
*)Penulis adalah Pengajar dan Anggota Akademi Menulis Kreatif Regional Bima.

Related

Opini 5173482838519895565

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item