Jum'at Pagi, Relawan PMI di Posko Kayangan-KLU, Dikejutkan Meninggalnya Tata, Relawan Asal Pekalongan

Almarhum Afni Fastabiqul Strata Utama (26), Relawan PMI asal Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah yang meninggal dunia di Posko Kayangan,, KLU, Jum'at, 24 Agustus 2018. METROMINI/Dok
KABUPATEN LOMBOK UTARA - Organisasi Kemanusiaan Palang Merah Indonesia (PMI) kembali kehilangan relawan terbaiknya dalam Operasi Tanggap Darurat Gempa Lombok, Jum'at (24/8/2018) pagi. Sebelumnya, seorang relawan PMI meninggal dunia saat terjatuh pada sebuah truk saat membawakan bantuan korban gempa bumi di Kabupaten Lombok Utara (KLU) sekitar dua minggu yang lalu.

Dalam siaran persnya, Kepala Biro Humas PMI Pusat, Aulia Arriani mengucapkan Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Telah berpulang relawan terbaik PMI atas nama  Afni Fastabiqul Strata Utama (26), Pejuang kemanusiaan yang meninggal ini merupakan pemuda asal Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

"Afni Fastabiqul Strata Utama  gugur saat bertugas membantu masyarakat terdampak Gempa Lombok. Almarhum meninggal dunia sekitar pukul 07.30 WITA, pada Jumat, 24 Agustus 2018," ungkap Aulia, Jum'at pagi.

Aulia menjelaskan, gugurnya Afni Fastabiqul Strata Utama atau yang akrab disapa Tata ini menjadi catatan kali kedua PMI kehilangan relawan terbaiknya yang tengah bertugas dalam operasi tanggap darurat Gempa Lombok.

Diketahui, sambung Aulia, almarhum Tata bertugas di Lombok sejak tanggal 18 Agustus 2018 dan berabung dalam Tim WASH (Water Sanitation Hygiene) PMI. Tata sedianya akan bertugas selama 1 bulan di Lombok. 

"Sehari-harinya, almarhum bertugas mengantarkan air bersih dengan mengendarai kendaraan tangki air PMI yang disalurkan ke masyarakat terdampak gempa di wilayah Lombok Utara,” ujar Aulia.

Sementara itu, Koordinator Tim WASH PMI, Sukri, SKM menjelaskan kronologi kejadian kematian Tata sebagai berikut:

Kata Sukri, pada pukul 06.15 WITA (Jum'at, 24 Agustus 2018), almarhum sempat dibangunkan oleh seorang rekannya yang bersama-sama menempati Camp WASH PMI di Dusun Lokorangan, Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara.

“Kami terbiasa setiap pagi saling membangunkan teman-teman untuk sarapan, bersih-bersih, dan bersiap untuk bertugas. Saat dibangunkan, Tata saat itu masih sadar, tapi ia kembali tidur. Saya pikir mungkin dia masih butuh tidur karena hari masih pagi,” jelas Sukri.

Sukri melanjutkan, pada pukul 07:19 WITA, teman-temannya kembali membangunkan almarhum yang belum juga terbangun saat itu. Namun, teman-teman Tata menyadari bahwa almarhum sudah tidak merespon bahkan tidak ada denyut nadinya. 

"Kami semua merasa terkejut dan dengan segera Tim WASH bergegas mengontak Tim Medis PMI yang berada di Posko PMI Rest Area Kayangan untuk meminta ambulans," jelasnya.

Kata Sukri, almarhum segera dibawa dengan ambulans PMI dan dirujuk ke Puskesmas Gangga, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara. Dalam perjalanan menuju puskesmas, tim medis PMI sempat melakukan pijat jantung dan pengecekan ulang respon almarhum. Namun, Tuhan berkehendak lain, tidak ada tanda kehidupan pada tubuh Tata saat itu. 

"Tim medis PMI memperkirakan almarhum sudah meninggal sejak di Camp WASH PMI," ujarnya. 

Ia menambahkan. tim dokter di puskesmas kembali melakukan pemeriksanaan, namun menyatakan almarhum sudah meninggal. Pihak Puskesmas mengeluarkan pernyataan resmi bahwa almarhum dinyatakan meninggal pukul 07:30 WITA.

Ia mengatakan, Hari ini (Jum'at, red), jenazah Afni Fastabiqul Strata Utama akan dibawa ke Markas PMI NTB di Mataram untuk acara pelepasan resmi dan doa bersama oleh Pengurus dan para relawan.

"Selanjutnya jenazah akan diterbangkan ke Semarang untuk dimakamkan di kota kelahirannya di Pekalongan, Jawa Tengah, "tutup Sukri. (RED)

Related

Kabar Rakyat 3846962196230407438

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item