Isu Afrinto Meninggal di RSUD Bima, "Warga: Rai Oi vs Naru Tegang Hingga Malam"
https://www.metromini.info/2018/08/isu-afrinto-meninggal-di-rsud-bima.html
Kondisi di Desa Rai Oi pasca pemakaman Sahlan yang berangkat menyerang Dusun Kore, Desa Naru, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Kamis, 23 Agustus 2018 siang tadi. METROMINI/Dok |
KABUPATEN BIMA - Kejadian yang mengenaskan di malam Hari Raya Idul Adha 1439 H, Rabu 22 Agustus 2018 pukul 18:10 WITA bertempat di Dusun Wera, Desa Rai Oi, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima kini korban meninggal dunia bertambah satu orang.
Semalam, pertikaian yang terjadi antara warga asal Dusun Kore, Desa Naru versus warga asal Desa Rai Oi, menyebabkan seorang warga bernama Sahlan alias Miski tewas di tempat. Dan warga Rai Oi lainnya, Suherman alias Afrinto dilarikan ke RSUD Bima.
"Isu yang saya dengar malam ini, Afrinto yang dirawat sejak semalam sudah meninggal dunia di RSUD Bima sore tadi," ucap seorang warga yang akrab dipanggil Lan.
Lan mengatakan, usai pemakan saudara Miski di Desa Rai Oi, siang tadi kondisi di Kecamatan Sape kian memanas. Adanya isu kematian Afrinto di RSUD Bima sore tadi, warga asal Desa Rai Oi begitu emosional dan penuh dendam membara.
"Ada penggabungan massa massa juga yang berasal dari Desa Sangia bersama warga warga Desa Rai Oi. Penggabungan massa dari Sangia disebabkan, dulu ada warga Sangia yang pernah menjadi korban penganiayaan yang dilakukan terduga pelaku," ungkapnya.
"Diketahui dari kejadian semalam para pelaku yaitu Haris (35), Pua Embah (45) dan Jufu. Ketiganya adalah saudara kandung. Mereka menetap di Dusun Kore, Desa Naru, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima," tambah pemuda yang mengaku kenal dengan korban dan pelaku ini,
Lan menceritakan, setelah mendengar cerita dari keluarga korban dan masyarakat di Sape, Perkelahian yang terjadi di Dusun atau Kampo Wera, Desa Rai Oi. Ada tiga orang warga Desa Rai Oi saat itu, Mereka adalah Sahlan alias Miski, Suherman alias Afrinto dan seorang pemuda temn kedua korban.
"Saat ketiga orang itu ada di Kampo Wera (Rai Oi). Datanglah terduga pelaku yang diduga adalah tiga orang saudara kandung. Mereka diduga Pua Embah, Haris dan Jufu. Dan di Kampo Wera ada sekitar 4 atau 5 orang lagi dari pihak Pua Embah saat pertikaian semalam," cerita dia.
Lan mengaku, saat warga asal Kampo Kore itu datang, seorang pemuda temannya Sahlan dan Suhermanlari mengamankan diri. Tersisalah kedua korban ini.
"Belum diketahui sebab pertikaian diantara dua kubu tersebut. Dan mungkin bisa jadi seperti masalah HP anaknya Hari yang hilang dan diketahui ada di Desa Rai Oi. Tapi, menurut pengakuan warga yang saya dapat saat itu terjadi duel dua lawan dua," ujar dia.
"Di tengah duel antara Jufu dan Sahlan. Tiba-tiba kakaknya Jufu (Diduga berinisial PE, red) menebas leher Sahlan hingga tewas di tempat. Sementara di kubu pertarungan yang lain antara Hadi dan Afrinto mengakibatkan Afrinto dilarikan ke RSUD Bima karena kondisinya yang kritis akibat perkelahian itu," ungkapnya.
"Dan isunya, sore tadi Afrinto telah menghembuskan nyawanya yang terakhir di RSUD Bima," sambung dia,
Lan menambahkan, hingga malam ini dari sejak siang tadi, pertikaian antara Desa Rai Oi dan Desa Naru masih berlangsung. Terdengar suara senjata rakitan antara dua desa hingga malam ini. Diakuinya, semua pengamanan mulai dari Pol PP, Sabhara, Anggota Polsek Sape, Brimob dan juga anggota TNI diturunkan hingga malam ini.
"Kondisi antara Desa Naru dan Desa Rai Oi masih tegang hingga malam ini. Beberapa kali terdengan suara senjata di tengah kedua desa yang bertetangga tersebut. Dan informasi yang didapat, dua dari tiga orang pelaku sudah diamankan pihak kepolisian. Dan kabarnya, tinggal Jufu yang belum ditangkap dan juga dengan beberapa kelompoknya yang masih dikejar aparat kepolisian," tandas Lan.
Di sisi lain, Kanit Pidum Polres Bima Kota, IPDA Dediansyah mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan bentuk berikaian antara korban dan pelaku. Sementara itu, kata dia, hingga siang tadi, baru satu pelaku yang telah diamankan bernama Hari.
"Kami sudah mengamankan seorang pelaku bernama Hari dan bentuk pertikaiannya belum bisa dipastikan bentuknya, apakah satu lawan dua atau bagaimana. Untuk keterangan jelasnya bisa datang ke Polres Bima Kota, sementara ini saya masih di Sape memantau kondisi dari dua desa asal warga yang bertikai," tutup Kanit, Kamis, 23 Agustus 2018 siang tadi
Dan terkait perkembangan konflik ini, sambung Kanit, pihak Reskrim Polres Bima Kota masih menunggu hasil penyelidikan dari Polsek Sape untuk memastikan bentuk laporan yang akan disampaikan ke media.
"Penanganannya di Polsek Sape, kami masih menunggu laporannya dari sana," tutup Dediansyah ke Metromini. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.