"Honorer vs Sekwan", Gaduh Soal Gaji di Ruang Rapat Utama DPRD Kota Bima
https://www.metromini.info/2018/08/honorer-vs-sekwan-gaduh-soal-gaji-di_16.html
Sekretaris DPRD Kota Bima (Sekwan), Muhaimin yang terlibat percekcokkan dengan honorer di ruang rapat utama DPRD Kota Bima, Kamis, 16 Agustus 2018. METROMINI/Dok |
KOTA BIMA - Kegaduhan terjadi di ruang rapat utama gedung DPRD Kota Bima, Kamis, 16 Agustus 2018 sekitar pukul 12:00 WITA. Pasalnya, kisruh yang terjadi ditengarai masalah gaji yang dipertanyakan oleh seorang honorer berinisial RR kepada Sekretaris DPRD Kota Bima, Muhaimin.
Kepada Metromini, RR menceritakan, selama mengabdi menjadi honorer sejak tahun 2003 dan terdata dalam honorer Kategori Dua (K-II), sejak bulan Mei 2018 lalu, dia belum menerima gaji yang biasa didapatnya sebesar Rp725 ribu per bulan.
"Gaji kami honorer K-II yang tamatan SMA sebesar Rp725 ribu sementara yang Sarjana sebesar Rp800 ribu. Gaji ini sejak dulu masuk ke dalam rekening pribadi kami dan dibayarkan tiap bulan," ungkap RR, malam ini.
Kata RR, di tengah terhitung 4 bulan sampai dengan memasuki bulan Agustus 2018, terkonfirmasi uang gaji yang masuk rekeningnya sebesar Rp625 ribu. Dan atas penerimaan gaji ini, ia mengaku, ingin mempertanyakan secara langsung kepada Pimpinan di DPRD yang dalam hal ini di bawah kewenangan Sekretaris DRPD atau Sekwan Kota Bima, Pak Muhaimin.
"Pagi tadi, saya ingin menghadap ke ruangan Sekwan. Namun, Sekwan menanggapi untuk menunggu di ruangan Bagian Keuangan," kata RR.
Di ruangan keuangan, sambung dia, Sekwan memberikan uang sebesar Rp500 ribu dengan pengakuan bahwa pemberian uang tersebut sebagai tanda kasihan Sekwan terhadap RR. Dalam kondisi itu, RR mengaku, masih ingin memperjelas tentang haknya yang masih belum dibayarkan senilai Rp100 ribu yang kurang dari gaji per bulan yang biasa di dapatnya.
"Dan selain sisa uang gaji itu, jika pun terhitung 3 bulan gaji yang belum diterima, Masih ada sekitar Rp1,5 juta yang harus diterimanya. Dan pemberian uang Rp500 ribu itu sebenarnya bukan itu yang kami inginkan, tapi kami ingin mengetahui bagaimana dengan sisa gaji yang belum dibayarkan selama tiga bulan tersebut," jelas RR.
Ia melanjutkan, saat Sekwan mengaku ingin pulang ke rumah, RR mengikuti langkah Sekwan hingga terjadi percekcokan di ruang rapat utama DPRD Kota Bima.
"Karena didesak mungkin akhirnya Sekwan marah dan ada beberapa honorer bersama saya di saat itu yang masih belum dibayarkan juga soal gaji mereka. Sekwan juga mengaku, dengan emosinya bahwa pendapatan kami selaku honorer berkat tanda baiknya selam ini bukan karena pengabdian kami yang memang sejak 2003 sudah menjadi honorer di sini dan terdata dalam K-II," pungkas RR.
Kata RR, Honorer K-II ada sebanyak 19 orang di DPRD Kota Bima. Penambahan dari Kantor Dinas Kehutanan sudah dialihkan kewenangannya ke Provinsi sekitar 3 orang. "Terhitung honorer K-II ada 22 orang untuk di DPRD Kota Bima setahu saya saat ini," tandas dia.
Ia menambahkan, saat kegaduhan dan cekcok yang terjadi memang sedang ada Rapat di ruang Badan Anggaran (Banggar). Dan yang mengherankan siang tadi, kata RR, kehadiran Wakil Ketua DPRD Kota Bima, Pak Alvian Indrawirawan alias Dae Pawan yang ada di ruang rapat utama tiba-tiba emosi.
"Pak Pawan menuduh honorer sepertinya mengadu anggota DPRD dengan Sekwan, Terlihat juga beliau mengangkat mix dan memukul meja dengan emosional. Tapi, kami tak menanggapi karena memang soal gaji urusan kami dengan Sekretaris yang merupakan pimpinan pengguna anggaran yang ada di DPRD Kota Bima,": pungkas dia.
Akhirnya, sambung RR, kegaduhan yang dilerai banyak orang tersebut saling menghilang satu per satau, Dan uang Rp500 ribu pemberian Sekwan rencananya akan dikembalikan dan RR tetap meminta gaji sebagaimana SK pengabdiannya sejak tahun 2003 di DPRD Kota Bima sebagai Honorer.
Di sisi lainnya, Sekretari DPRD Kota Bima (Muhaimin) dan Wakil Ketua DPRD Kota Bima duta Partai Golkar, Alvian Indra Wirawan sedang dalam upaya dikonfirmasi hingga dipublikasikannya berita ini. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.