Mahasiswa di Woro-Madapangga, Hidupkan Kembali Budaya 'Karawi Kaboju'
https://www.metromini.info/2017/07/mahasiswa-di-woro-madapangga-hidupkan.html
Mahasiswa di Desa Woro, Kecamatan Madapangga saat menggelar kegiatan bakti sosial di Desanya. METROMINI/Dok |
KABUPATEN BIMA - Gotong royong merupakan salah satu budaya bagi masyarakat Bima. Dalam istiadatnya dikenal dengan istilah 'Karawi Kaboju:. Kali ini, budaya 'Karawi Kaboju' dilakukan mahasiswa asal Desa Woro, Kecamatan Madapangga.
Sabtu, 1 Juli 2017, puluhan mahasiswa itu menggelar kegiatan bakti sosial dan gotong royong pembersihan mesjid yang ada di desanya. Dua mesjid mereka bersihkan, yaitu Mesjid AT-Taqwa dan Mesjid Nurul Hidayah.
Perwakilan Mahasiswa, Muhammad Fikri Ramadhan mengungkapkan, dalam masyarakat asli Mbojo (Bima-red), kata "Karawi Kaboju" tentu tak asing lagi. Arti kata ini adalah "Gotong Royong".
"Budaya gotong royong adalah filosofi ikatan emosional masyarakat yang selalu bersama-sama dalam melakukan sebuah aktifitas pekerjaan, Kehidupan ini mencirikan esensi hidup bahwa beban sosial harus selalu sama berat dipikul dan dijinjing," ungkap Fikri kepada Metromini.
Kata dia, sebagai mahasiswa yang mengemban beban moral dengan sebutan lain yaitu agen perubahan (agent of change). Sikap mempelopri budaya gotong royong tentu sebuah yang harus dihidupkan lagi.
"Untuk itu, kami mahasiswa asal Desa Woro (Madapangga) sepakat secara kooperatif melakukan kegiatan bakti sosial untuk membersihkan Masjid AT-TAQWA & Masjid NURUL HIDAYAH yang bertempat di Desa kami," ujar dia.
Ide ini, sambung Fikri, merupakan upaya dalam mengedukasi dan menyadarkan masyarakat khusus di Desa Woro tentang arti penting Budaya "Karawi Kaboju".
Mahasiswa di Desa Woro, Kecamatan Madapangga saat menggelar kegiatan bakti sosial di Desanya. METROMINI/Dok |
Senada dengan Fikri, warga Desa Woro, Akhyar Anis mengatakan, kegiatan para Mahasiswa ini adalah wujud kongkrit dalam memformulasi kembali nuansa kebersamaan yang kian terkikis dengan hantaman budaya luar Bima.
"Hidup individualis sekarang sudah menjangkit tatanan yang ada di masyarakat Desa. Apalagi generasi saat ini 'dininabobokan' oleh Pil Setan yang bernama tramadol. Semestinya, kegiatan para mahasiswa ini patut diapresiasi," kata Akhyar.
Kembali menurut Fikri, kegiatan bakti sosial di Desa Woro, tidak hanya dilakukan sekali ini saja. Pasalnya, para mahasiswa itu sudah sepakat agan terus menggelar kegiatan bakti sosial yang berbasis gotong royong ini untuk dapat dilakukan sebagai kegiatan yang rutin di Desa mereka.
"Ke depan, kami akan melakukan beberapa kegiatan bakti sosial selanjutnya dan ini akan menjadi kerjaan jangka panjang bagi Mahasiswa," ucap Fikti.
"Dan harapannya budaya 'Karawi Kaboju; ini bisa hidup kembali di tengah-tengah amsyarakat Desa Woro sebagai identitas yang tidak pernah lepas dari kehidupan masyarakat di sini sampai kapan pun juga," tandasnya menambahkan. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.