Sederet Aktifitas di STIE: Yudisium, Lepas Mahasiswa KKN Hingga Praktek Mahasiswa Jualan Takjil Ramadhan

Acara Yudisium Mahasiswa STIE BimaFACEBOOK/Mulya Advokat
KOTA BIMA - Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bima, Firdaus, ST, MM melepas secara resmi peserta KKN Ke-XV Tahun Angkatan 2016/2017 sebanyak 215 mahasiswa untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN), Sabtu (17/6/2017) pagi. Mahasiswa yang dibagi menjadi 8 kelompok itu disebar di Kabupaten Bima, Kota Bima dan Kabupaten Dompu.

Di Kabupaten Bima mahasiswa disebar di 5 kecamatan,  masing-masing Kecamatan Sape, Wawo, Palibelo, Bolo, dan Madapangga. Kota Bima, tersebar di 2 Kecamatan yakni Kecamatam Rasanae Barat dan Raba. Sementara di Kabupaten Dompu, peserta KKN ditempatkan di Kecamatan Manggelewa. Setiap kelompok mendapat jatah rata-rata anggota sekitar 25-28 orang.

Pelepasan KKN Mahasiswa STIE. GOOGLE/www.kahaba.net
Ketua STIE Bima Firdaus selaku pembina upacara memberikan wejangan kepada ratusan peserta KKN tersebut. Dirinya mengeskan, esensi KKN adalah melakukan pengabdian kepada masyarakat.

Untuk itu, ia meminta kepada mahasiswa saat di lokasi KKN nanti, harus bisa menerapkan keilmuan yang dimiliki. Baik keilmuan yang berkaitan dengan ilmu ekonomi maupun pengalaman yang diperoleh di organisasi.

"Di tempat KKN mahasiswa harus bisa menerapkan keilmuan yang diperoleh selama berada di STIE," pesan pria yang menyandang gelar Sarjana Teknik dan Magister Manajemen itu.

Dengan demikian, kehadiran mahasiswa KKN STIE Bima harus dapat memberikan solusi bagi masalah yang ada di masyarakat. dirinya juga berpesan, agar mahasiswa STIE Bima menjaga nama baik alamater.

"Tolong jaga nama baik alamater. Jangan memberikan kesan buruk kepada masyarakat," pintanya.

Harus diakui sambung Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bima itu, curhatan masyarakat di beberapa lokasi diturunkan mahasiswa KKN ada yang trauma karena citra buruk yang diberikan mahasiswa selama ini. Data itu diperoleh, karena sebelum menetapkan lokasi KKN STIE Bima, pihaknya terlebih dahulu melakukan survei lokasi.

"Jangan sampai kehadiran kita malah menjadi beban bagi masyarakat. Bukanya memberikan solusi, malah membuat susah," tegasnya.

Namun demikian, Firdaus mewanti-wanti peserta KKN untuk tidak membuat ulah saat melaksanakan program. Dirinya tidak ingin mendengar ada laporan, bahwa peserta KKN menyusahkan kepala desa dan lurah.

Mahasiswa STIE Bima di Yudisium

Ketua STIE Bima Fidaus. GOOGLE/www.kahaba.net
Selain itu, kemarin, STIE Bima menggelar pengukuhan gelar sarjana (Yudisium) untuk mahasiswa angkatan ke-XIV di aula kampus setempat, Sabtu (17/6/2017). Pada kesempatan itu, Ketua STIE Bima Firdaus berharap, selepas dari kampus biru mahasiswa bisa menjadi insan yang berguna.

Firdaus saat menyampaikan sambutan mengatakan, mahasiswa yang di yudisium hari ini telah melawati momen berharga. Banyak suka dan duka yang dihadapi bersama. Semua itu adalah proses pendewasaan diri, pembentukan karakter, dari seorang mahasiswa.

Menurutnya, pembentukan karakter terstruktur dengan baik. Dengan sebuah rangkaian tri dharma perguruan tinggi, tri dharma pengajaran, tri dharma penelitian, yang mengharuskan mahasiswa untuk mengikutinya, meski dengan cara yang sederhana. Kemudian yang terakhir yakni tri dharma pengabdian kepada masyarakat.

“Karena disinilah kalian berjuang, tri dharma memberi banyak pengajaran dan dinamikanya. Hasilnya, kalian pun harus menjadi orang yang berguna bagi masyarakat,” inginnya.

Dari semua rangkaian dan dinamika ini sambung pria berkacamata itu, pihaknya yang ada di lembaga pun bertanggungjawab, untuk menyematkan sebuah gelar Sarjana Ekonomi. Gelar yang diraih dari proses pendewasaan diri selama 4 tahun.

“Jadi, ini bukan rangkaian terakhir dari perjalanan hidup mahasiswa yang yudisium hari ini. Perjalanan kalian masih panjang, kalian masih perlu meningkatkan kualitas diri, mengembangkan diri, Karena kita semua wajib menuntut ilmu sampai akhir hayat,” jelasnya memberi arahan.

Acara Yudisium Mahasiswa STIE Bima. GOOGLE/www.kahaba.net
Pihaknya yang di lembaga, selama 4 tahun hanya bisa memberikan sekitar 20-30 persen kemampuan yang bisa diterapkan di luar kampus. Selebihnya, adalah pengalaman mahasiswa pribadi. Jika ada proses yang panjang dan bertele – tele, itu adalah proses yang menuju kematangan, yang menunjukan mahasiswa punya kegigihan dan kesungguh-sungguhan.

Tantangan diluar sana lanjut Firdaus, tidak segampang praktek dan teori yang ada di bangku kuliah. Tantangan diluar, tidak memiliki rumus matematika yang jelas, tidak punya rumus statistik yang jelas, dan tidak memiliki rumus ekonomitrik dan kuantitatif yang jelas.

“Maka dari itu, kita harus merumus dari semua pengalaman, dari semua tri dharma pergurun tinggi,” paparnya.

Ia pun tidak henti – hentinya berharap kepada mahasiswa STIE Bima, terlebih yang hari ini di yudisium, untuk bisa menjadi orang yang berguna dan bermanfaat. Karena menjadi orang yang tahu dan memiliki kemampuan saja tidak cukup.

“Pada akhirnya, kami menyampaikan selamat kepada mahasiswa dan mahasiswi yang di yudisium. Semoga dengan gelar baru yang sebentar lagi akan diraih, membawa perubahan diri yang signifikan dan lebih baik,” tambahnya.

Mahasiswa STIE Bima Bazar Takjil di Kampus

Suasana Bazar Takjil Mahasiswa STIE Bima. GOOGLE/www.kahaba.net
Sementara yang lainnya, kabar tentang kegiatan mahasiswa di kampus STIE Bima. Setelah mempelajari mata kuliah kewirausahaan, pengantar bisnis dan studi kelayakan bisnis, mahasiswa STIE Bima mengikuti ujian praktek dengan membuat aneka ragam takjil dan menjualnya di kampus. 

Kegiatan yang digelar Sabtu (17/6/2017) itu juga dirangkaikan dengan buka puasa bersama dengan seluruh civitas akademik STIE Bima.

Pantauan media ini, beragam takjil dibazarkan mahasiswa semester II, IV dan VI tersebut. Memanfaatkan lapangan kampus setempat, mahasiswa menyusun takjil hasil karya sendiri untuk dijajakan di kampus. Sejumlah dosen dan mahasiswa semester lain pun terlihat membelinya untuk berbuka puasa.

Sri Devi, mahasiswa Kelas K02 Semester VI menuturkan, setelah menerima tugas dari dosen. Mereka sepakat membuat takjil berupa Salad Buah dan Es Palu Butung.

Mahasiswa STIE Bima menjajakan Takjil saat Bazar di Kampus. FACEBOOK/Mulya Advokat
Takjil itu dirasa tepat untuk berbuka puasa. Demikian juga disampaikan, Fahrudin Bimantara mahasiswa semester IV, kelas K04. Mereka membuat makanan berupa ayam kampus bakar dan es kelapa muda isi biji salisi.

Sementara mahasiswa lain, ada juga yang menjual takjil berupa Puding Sri Kaya dan Es Buah. Serta beragam menu berbuka puasa lain.

Humas STIE Bima Deddy Kamaludin menjelaskan, bazar ini merupakan ujian praktek yang dilaksanakan oleh mahasiswa semester genap. Setelah menerima mata kuliah pengantar bisnis, kewirausahaan dan studi kelayakan bisnis, mahasiswa pun diharuskan praktek dan berkarya.

“Ini merupakan ruang dan wadah untuk kreatifitas mahasiswa. Setelah mempelajari dan menyerap ilmu pengetahuan di bangku kuliah,” katanya. (RED | ADV)

___________________
*Berita-berita ini sudah dirilis dan ditayangkan dalam situs berita www.kahaba.net

Related

Pendidikan 3986582838021866077

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item