Di Hari ke-13 Ramadhan, Ada 'Ketegangan Fisik' di SMPN 11. Ini Kisahnya...


Kedatangan warga yang diduga mengundang keributan di SMPN 11 Kota Bima, Kamis, 8 Juni 2017. METROMINI/Dok
KOTA BIMA - Memasuki hari ke 13 Ramadhan 1438 H atau tepatnya Kamis, 8 Juni 2017, dua hari yang lalu insiden yang mencoreng wajah pendidikan di Kota Bima, tepatnya di SDN 11 Kota Bima terjadi. 


Pasalnya, salah seorang warga bernama Usman (37), asli Kelurahan Jatibaru, Kecamatan Asakota, Kota Bima bersama keluarganya datang dan kehadirannya membuat gaduh di sekolah itu.

Bagaimana Kronologis Kejadiannya.?

Usman adalah ayah dari BS (16)  siswa di SMA 5 Kota Bima. Sekitar jam 10.00 WITA, BS datang di SMPN 11 Kota Bima. Diakuinya, kedatangan BS sebenarnya ingin menjemput adik sepupunya (Yg) di sekolah tersebut. 

BS Saat memberikan keterangan di Mapolsek Asakota.
METROMINI/Dok
Saat BS tiba di SMPN 11, dia melihat adik sepupunya (Yg) berkelahi di halaman sekolah. Dan melihat kejadian itu, sebenarnya ingin melerai perkelahian itu.

Namun, kata Usman, saat itu BS menggunakan kaos oblong. Oleh salah seorang guru setempat, membawa BS ke salah satu ruangan. 

"Di ruangan itu, ada oknum guru yang menampar anak saya. Setelah dianiaya, anak saya baru dilepaskan," tutur Usman. 

Lanjut Usman, sepulang di rumah, BS menceritakan yang dialaminya kepada keluarganya. 


"Yah, tanpa klarifikasi kehadiran anak saya yang sebenarnya datang ke SMPN 11 ingin melerai adiknya yang berkelahi. Tapi, kenapa anak saya dipangil, dibawa ke ruangan lantas ditampar di sana," jelas Usman, di Mapolsek Asakota, Juma'at (9/6/2017) kemarin.


Tentu saja, sambung Usman, mendapat cerita dari anaknya yang ditampar tampa sebab, siapa pun orang tua pasti naik pitam. Apalagi, perbuatan anaknya itu awalnya berniat baik, ingin melerai adiknya. 

"Yah, karena ulah oknum guru itu kami nilai keterlaluan makanya kami mendatangi SMPN 11 Kota Bima. Jelas kami merasa keberatan atas tindakan guru yang main hakim sendiri tanpa melakukan klarifikasi sebelumnya," jelas Usman.

Diakuinya, saat mendatangi SMPN 11 dan karena BS tak menemukan oknum guru tersebut, dia pun memecahkan salah satu kaca jendela sekolah.

Usman mengaku, atas dugaan penganiayaan ini, pihaknya sudah melapor ke Mapolsek Asakota dengan terlapor salah seorang oknum guru di sana.

Bagaimana Cerita Pihak Sekolah

Kehadiran sejumlah warga, Kamis (8/6/2017) lalu yang mengamuk di SMPN 11 Kota Bima. Dan sempat melakukan tindakan anarkis dengan memecahkan kaca sekolah dan menganiaya seorang guru.

Pihak SMPN 11 Kota Bima melaporkan oknum warga yang diduga
merusak dan menganiaya seorang guru. METROMINI/Dok
Peristiwa yang terjadi dua hari yang lalu itu kini berbuntut panjang. Tak hanya Usman yang melaporkan lantaran anaknya ke Mapolsek Asakota, ternyata pihak sekolah pun melapor balik Usman dan pihak yang terkait dalam masalah ini ke Mapolsek yang sama.

Korban penganiayaan oleh Usman yang mendulang prahara di SMPN 11 Kota Bima, dirasakan oleh guru yang bernama Irin Sufani, S.Pd (36). Kabarnya, Irin masih honorer (Ralat: statusnya sudah ASN/PNS) dan telah lama mengabdi di SMPN 11 Kota Bima di Kelurahan Jatibaru itu. 

Di Mapolsek Asakota, dilansir dari situs www.bimakini.com, Irin mengaku bahwa ada murid SMA yang mencari siswanya  kedatangan anak SMA (BS), kata dia, ingin memukul siswa yang berkelahi dengan adik sepupunya (Yg).

Mengetahui hal itu, Irin berusaha untuk menghadang BS. Dan BS pun diamankan di salah satu ruangan, setelah itu baru dilepas.

Irin tak menyangka, setelah melepas BS ternyata orang tua BS (Usman) berserta Istri dan beberapa warga Desa Jatibaru datang ke sekolah/

"Keluarga BS datang ke SMPN 11 Kota dan ada yang memecahkan salah satu kaca jendela.  Bahkan saya menjadi korban pemukulan oleh mereka,": ujar dia, di Mapolsek Asakota, kemarin.

“Saya mengalami luka memar  karena sempat dipukul oleh mereka,” tambah lelaki asal Kelurahan Rabangodi Selatan itu.

Kapolsek Asakota, AKP. Lutfi, SH. GOOGLE/www.bongkar.info
Sementara itu, Kapolsek Asakota, AKP. Lutfi, SH mengatakan, kasus tersebut masih dalam penyelidikan. Antara kedua kubu saling melapor balik. Pelaku juga melapor balik atas tindakan oknum guru yang diduga menampar BS.

“Kami masih melakukan proses hukum atau penyelidikan secara intensif untuk memgumpulkan bukti dan saksi sebagainya,” ujarnya,.

Kata Lutfi, BS, tidak ditahan, anak itu diamankan untuk kepentingan penyelidikan. Apalagi masih di bawah umur, namun tetap akan diproses. 

Pihak Sekolah Tak Ingin Berdamai

Kepala SMPN 11 Kota Bima, Rosdi Efendi HAR kepada wartawan di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bima memberikan keterangan persnya. 

Menurutnya, jajaran SMPN 11 Kota Bima telah resmi melaporkan siswa dan orang tua murid yang menyerang di sekolah ke Polsek Asakota. 

Tuduhannya pun cukup serius, pengerusakan fasilitas pendidikan dan penganiayaan terhadap seorang guru.

 “Kami sudah laporkan kemarin siang atas kasus penganiayaan guru dan perusakan fasilitas sekolah,” ujarnya, Jum’at (9/6/2017) kemarin.

Ia mengatakan, pihak korban (Irin) sudah dilakukan BAP oleh penyidik berikut dengan saksi-saksinya. Hasil visum dari guru jadi jadi korban penganiayaan itu pun sudah disampaikan ke penyidik. Rosdi menegaskan, dipastikan bahwa tidak ada kata damai dengan pelaku di kasus ini. 

“Kasus ini tidak akan ada damai di tengah jalan. Sebab, agar bisa jadi pembelajaran penting bagi orang tua murid dan masyarakat untuk tidak main hakim sendiri apalagi di dalam areal sekolah,” ujarnya.

Kata dia, keinginan pihaknya kasus lanjut sampai ke proses hukum agar semuanya jelas dan jadi pembelajaran penting bagi semua pihak.  

"ke depannya, kami sangat harapkan kepada wali murid tidak hanya menerima laporan sepihak dari anaknya, tapi mengklarifikasinya lebih dulu sebelum mengambil tindakan,” tutup Rosdi kepada sejumlah media di Kantor Dinas Dikbud, di Kelurahan Rabangodu Utara, Kota Bima, kemarin. (RED | WWW.BIMAKINI.COM)

Related

Politik dan Hukum 3523023755741425047

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item