Polisi Diincar Teroris Karena Mereka Kafir Harbi

Jenazah Bripda Imam Gilang Adinata dan korban bom di Kampung Mmelayu (Jakarta) beberapa waktu lalu. GOOGLE/www.merdeka.com
JAKARTA - Mantan Kapolri Jenderal Sutarman dalam situs berita www.merdeka.com menguraikan beberapa hal terkait dengan aksi teroris di Indonesia, terutama teror terhadap anggota POLRI.

Diketahui sebelumnya, aerangan bom bunuh diri di Kampung Melayu (Jakarta) yang menewaskan tiga orang polisi dan melukai petugas lain. Keberadaan polisi di situ sebenarnya sedang menjaga aksi pawai obor dalam menyambut Bulan Suci Ramadan.

Informasi yang dikumpulkan Metromini, kukan kali pertama para teroris ini, kelompok teroris menargetkan polisi dalam aksi bom bunuh diri. 

"Tahun lalu, seorang bomber meledakkan diri di Mapolresta Solo. Sebelumnya aksi penembakan pada anggota polisi juga beberapa kali terjadi. Bahkan para terduga teroris pernah berencana meracuni kantin di markas polisi," ungkap stus berita www.merdeka.com, Jum'at, 26 Mei 2017 lalu.

Menurut Mantan Kapolri Jenderal Sutarman menjelaskan, seperti pandangan banyak pengamat terorisme. Saat ini target para teroris telah berubah. Dari tempat yang berbau negara barat kepada polisi. 

"Pergeseran target itu dikarenakan polisi dianggap menjadi penghalang utama mereka," sahut dia.

Ia menguraikan, sekitar tahun 2002-2009 semua sasaran untuk tindakan kekerasan terorisme mengarah kepada semua kepentingan negara barat, seperti bom Bali, Hotel Marriot, Kedutaan Australia dan beberapa aksi teror lain.

"Sejak tahun 2009, para teroris menyasar polisi yang dianggap menghalangi mereka," kata mantan Kapolri itu.

Pelepasan jenazah Bripda Imam Gilang Adinata
(korban bom di kampung melayu). GOOGLE/www.merdeka.com
Menurutnya, berubahnya haluan itu tak lain karena aksi antisipasi yang dilakukan Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 dalam meredam pergerakan aksi teror kelompok tersebut. Tercatat, semenjak 2009 hingga 2014, ada 20 rencana aksi teror yang dapat dicegah Polri.

Beberapa aksi teror yang berhasil digagalkan Polri di antaranya rencana aksi bom mobil terhadap iringan rombongan RI I pada 2009, rencana aksi penyerangan terhadap kantor polisi di wilayah Jakarta Selatan oleh kelompok Abu Umar pada 2011. Dan rencana aksi bom pipa gas Pertamina yang dilakukan Pepi Fernando pada tahun 2011. serta rencana pengeboman Kedubes Myanmar di Jakarta oleh kelompok Sefariano Mambo pada 2013.

Sebenarnya, sambung dia, Kapolri Jenderal Tito Karnavian sudah mewarning anak buahnya agar berhati-hati. Sebagai mantan kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Tito tahu teroris kini menyasar anak buahnya.

"Karena kepolisian itu dianggap sebagai kafir harbi. Kafir harbi itu kafir yang memerangi mereka. Jadi siapa yang memerangi mereka itu menjadi prioritas," jelas Sutarman mengutip pernyataan Tito beberapa waktu lalu.

Disebutkan juga oleh www.merdeka.com. Wapres Jusuf Kalla pun menyayangkan masih ada doktrin aliran sesat yang menyebut menghabisi aparat negara akan diganjar bidadari di surga. 

Kalla meminta masyarakat waspada. Dan ia tegaskan bahwa terorisme itu ajaran yang menyesatkan.

"Karena bagaimana pun teror ini terjadi karena ajaran sesat yang menganggap membunuh aparat negara adalah amal. Padahal bisa jadi dia akan mendapat balasan di neraka nanti," terang Wapres. (RED | WWW.MERDEKA.COM)

Related

Politik dan Hukum 4928992215434622225

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item