Aksi Bupati saat Konflik, Dinda: Ciptakan Ramadhan yang Damai, Media pun Proporsional dalam Berita
https://www.metromini.info/2017/05/aksi-bupati-saat-konflik-dinda-ciptakan.html
Umi Dinda (Bupati Bima) menerobos pemblokadean jalan dan menemui warga Desa sendirian dan tanpa pengawalan aparat. METROMINI/Dok |
KABUPATEN BIMA - Usai konflik dan bentrokan warga Desa Penapali dan Dadibou dan telah di buka blokade jalan di Talabiu, Sabtu (27/5/2017) sore lalu, pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima mengungkapkan akan melakukan pendekatan dengan berbagai elemen. Hal ini diakui oleh Bupati Bima, Hj Indah Dhamayanti Putri atau sapaan akrabnya dipanggil Umi Dinda.
Umi Dinda menandatangani pernyataan kesanggupan mengobati korban dari warga dibalik konflik anggota Polri dan warga Desa Talabiu. METROMINI/Dok |
Informasi yang ditelusuri Metromini. Saat proses pembukaan pemblokiran yang dilakukan oleh warga Desa Talabiu sejak Jum'at hingga dibuka paksa oleh ratusan aparat, Sabtu sore kemarin. Bupati wanita pertama di NTB itu masuk dan menerobos blokade jalan di perempatan Desa Talabiu dengan berjalan kaki. Mantan istri almarhum Bupati Bima (H. Ferry Zulkarnain) itu masuk menemui warga tanpa pengawalan dari pihak kepolisian atau pun anggota Sat Pol PP.
Sejak Jumat (26/5/2017) malam, Bupati menemui warga Talabiu yang masih emosi akibat adanya insiden penembakan warga dalam proses penyisiran warga Desa Dadibou dan Penapali yang bentrok. Umi Dinda terlihat akrab dan datang menemui Kepala Desa dan perwakilan warga, untuk dibuka pemblokiran jalan negara itu, namun permintaan Umi Dinda tak dipenuhi oleh warga talabiu.
Baca juga:
- Aparat Melakukan Upaya Paksa, Sore ini Talabiu Mencekam
- Warga Desak Kapolri Copot Kapolres Bima dan Oknum Anggota Penembak Warga Talabiu
- Kondisi Berangsur Pulih di Talabiu, Blokade Jalan Sudah Dibuka
- Jalan Negara Lumpuh, Warga Blokir Cabang Talabiu Sejak Kemarin
Saat itu, Umi menanyakan kepada warga tentang kronologis kejadian sesunguhnya. Mendengar cerita warga, Umi pun menyampaikan keprihatinannya khususnya kepada para korban.
“Bupati berjanji akan menanggung biaya korban, dan dengan sangat berharap Bupati meminta agar pemblokiran jalan dapat dibuka, namun warga tetap bersikeras sebelum adanya keadilan bagi warga yang ditembaki oleh polisi dan kerugian material yang dialami warga,” ujar Irfan, Sekretaris Camat Woha, dilansir dari situs www.bimakini.com.
Polisi yang menjaga pemblokadean jalan yang dilakukan oleh warga Desa Talabiu, Jum'at (27/5/2017) malam. METROMINI/Dok |
"Warga ngotot akan tetap blokade jalan, hingga pihak dari Polda NTB turun memeroses anggita Brimob yang menembak warga. Juga mencopot Kapolres Bima dari jabatan Kapolres Bima," ujar Irfa menambahkan, Sabtu, 27 Mei 2017.
Buntu di Jum'at Malam. Sabtu, 27 Mei 2017 pagi, Bupati Bima datang dan masuk ke Desa Talabiu. Sempat adanya reaksi penolakan, namun setelah negosiasi berjalan, Bupati akhirnya diijinkan untuk masuk. Umi kembali bertemu dengan tokoh masyarakat di Mesjid Desa Talabiu.
"Pertemuan pun berlangsung alot, Bupati meminta warga agar membukakan jalan, korban di rumah sakit, akan ditanggung biaya perawatannya. Namun, para warga tetap ngotot tidak membuka blokade sampai diprosesnya anggota Brimob yang menembak warga," ujarnya.
Akhirnya, Sabtu sore itu keadaan Desa Talabiu kembali mencekam. Lebih dari satu jam penetrasi gabungan dari aparat kepolisian yang masuk dan membongkar paksa blokade jalan oleh warga Desa Talabiu berhasil mengembalikan keadaan jalan dan kembali nornal dilintasi sebagaimana biasanya. Mobil antar kota/kabupaten bahkan yang hendak keluar daerah, setelah 24 jam terhenti akhirnya sudah bisa melanjutkan perjalanannya kembali.
Bupati, Kapolres dan Dandim Gelar Konpers
Konferensi pers yang digelar di Mapolres Bima, Minggu, 28 Mei 2017 pagi. METROMINI/Dok |
Setelah blokade jalan dengan upaya paksa berhasil dilakukan. Minggu, 28 Mei 2017, di Mapolres Bima, Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri (Umi Dinda), Kapolres Bima dan Dandim 1608 Bima menggelar Konferensi Pers (Konpers).
Dalam kesempatan itu, Umi Dinda mengatakan, dengan telah dibukanya blokade jalan bukan berarti tanggungjawab Pemkab Bima selesai. Selanjutnya, kata dia, adalah bagaimana upaya membangun hubungan emosional yang baik dengan masyarakat pasca bentrokan terjadi.
Menurut dia, dalam menyelesaikan konflik di Kecamatan Woha (Ibukota Kabupaten Bima), pihaknya akan mengupayakan pada pola dan cara pendekatan yang persuasif dan kekeluargaan.
“Saya akan lakukan pendekatan dengan tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemuda, serta terus menjalin komunikasi dengan seluruh jajaran di Kecamatan dan Desa,” ujarnya di Mapolres Bima.
Diharapkannya, dalam momentum Bulan Suci Ramadhan ini, maeyarakat dan semua kalangan agar dapat menciptakan situasi yang terus kondusif. Dan kerugian yang dialami warga, sambung Umi, akan didata semua kerugian dan dilakukan upaya penggantian. Saya sangat berharap kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” tutur janda dua anak itu.
Kepada media, Umi juga meminta agar bisa membantu pemerintah dalam menciptakan suasana yang kondusif.
"Beritakanlah keadaan konflik yang proporsional, sehingga informasi yang sampai kepada publik sesuai dengan kondisi yang ada. Mari kita besama-sama dalam membangun Bima secara umum yang lebih baik dan maju lagi untuk ke depannya,” tandas dan tutup Umi Dinda. (RED | WWW.BIMAKINI.COM)
Baca Juga:
Gak usah sebut janda segala macam, cukup sebut Bupati Bima udah lebih elegan, ini yg di bahas bukan pribadi Umi Dinda tp posisi nya Bupati Bima.
BalasHapus