Visi Misi Berat Diwujudkan, SMP 5 Woha Memprihatinkan
https://www.metromini.info/2017/04/visi-misi-berat-diwujudkan-smp-5-woha.html
Visi dan Misi hanya bernilai pajangan di SMPN 5 Woha. METROMINI/Agus Mawardy |
KABUPATEN BIMA - Tidak haya warga belajar seperti siswa SMP di Kecamatan Lambitu, yang terpaksa menjual nyiru karena kehidupan ekonominya yang kurang mampu. Di Ibukota Kabupaten Bima, Kecamatan Woha, tepatnya di Desa Risa, bangunan SMPN 5 Woha seolah tak terurus saja.
Pantauan sumber Metromini di sana, SMPN 5 Woha yang sekali pernah ditahun 10 tahun silam dari dana bantuan utang yang bersumber dari luar negeri lewat program DBEB-ADB, seolah tak ada yang peduli. Tanpa sepengetahun pihak sekolah, Sumber Metromini yang mengunjungi sekolah itu sungguh tampak memprihatinkan/
Menurut Sumber, tidak hanya murid yang resah dengan rusaknya sarana dan prasarana di sana. Banyak guru yang mengeluh merasakan tidak nyaman di sekolah yang terkesan kumuh di setiap sudut ruang dan bangunan yang ada.
"Ingin pindah di Woha sebagai pusat pemerintahan, tapi di Desa Wisa yang dekat kantor Bupati Bima yang baru, SMPN 5 Woha seolah pihak Disdikbudpora menutup matanya dan tak ingin memperbaiki sarana pendidikan yang ada di sana," ujar aparat negara yang sengaja hadir ke sana, ingin melihat kondisi SMPN 5 Woha yang dikeluhkan para awak pendidikan di sana, Kamis, 6 April 2017 siang tadi.
Kata dia, setelah mendengar keluhan dari pengakuan siswa, Sumber langsung memantau situasi dan meninjau keadaan sekolah.
"Bagaimana ceritanya mau pindah ke Woha. Jika bangunan sekolah di Ibukota Kabupaten Bima masih ada yang kumal dan kumuh begini. Bangunan bidang pendidikan lagi. Wajar jika generasi ngak berah mengenyam pendidikan kalau keadaan sekolah jijik dan tak diperhatikan serius oleh pemerintah seperti ini," ujar ASN asal instansi vertikal itu dalam rilisnya yang disampaikan ke Metromini.
Dari pengakuan Ruslan yang juga humas pihak sekolah, sambung Sumber, sekolah ini pernah direhap di tahun 2007 lalu. Artinya, 10 tahun yang lalu saja direhab dan direnovasi secara serius. Diakuinya, dana rehab tahun 2007 itu pun berkat adanya bantuan dari dana luar negeri.
"Pernah direhab tahun 2007 atas bantuan dana asing. Tapi, sekolah yang jika banjir datang selalu menjadi langganan ini, kondisinya sudah sangat kumal Tak pernah direnovasi lagi kata humas sekolah. WC, atap, pintu, ruangan kantor bahkan beberapa kelas kondisinya kotornya dan sangat parah," terangnya.
Menurutnya, visi dan misi yang terpajang di dinding sekolah tentu akan sangat susah diwujudkan di tengah kondisi sekolah yang rusak parah seperti ini keadannya.
"Mana mungkin visi dan misi sekolah bisa diwujudkan, jika kondisi di sekolah ini tak layak untuk dijadikan tempat atau bangunan pendidikan yang layak. Saya yang baru datang saja merasa sangat tidak nyaman. Apalagi para siswa yang harus mengenyam pendidikan berjam-jam tiap harinya," tandasnya. (RED)
Pantauan sumber Metromini di sana, SMPN 5 Woha yang sekali pernah ditahun 10 tahun silam dari dana bantuan utang yang bersumber dari luar negeri lewat program DBEB-ADB, seolah tak ada yang peduli. Tanpa sepengetahun pihak sekolah, Sumber Metromini yang mengunjungi sekolah itu sungguh tampak memprihatinkan/
Menurut Sumber, tidak hanya murid yang resah dengan rusaknya sarana dan prasarana di sana. Banyak guru yang mengeluh merasakan tidak nyaman di sekolah yang terkesan kumuh di setiap sudut ruang dan bangunan yang ada.
"Ingin pindah di Woha sebagai pusat pemerintahan, tapi di Desa Wisa yang dekat kantor Bupati Bima yang baru, SMPN 5 Woha seolah pihak Disdikbudpora menutup matanya dan tak ingin memperbaiki sarana pendidikan yang ada di sana," ujar aparat negara yang sengaja hadir ke sana, ingin melihat kondisi SMPN 5 Woha yang dikeluhkan para awak pendidikan di sana, Kamis, 6 April 2017 siang tadi.
Kata dia, setelah mendengar keluhan dari pengakuan siswa, Sumber langsung memantau situasi dan meninjau keadaan sekolah.
"Bagaimana ceritanya mau pindah ke Woha. Jika bangunan sekolah di Ibukota Kabupaten Bima masih ada yang kumal dan kumuh begini. Bangunan bidang pendidikan lagi. Wajar jika generasi ngak berah mengenyam pendidikan kalau keadaan sekolah jijik dan tak diperhatikan serius oleh pemerintah seperti ini," ujar ASN asal instansi vertikal itu dalam rilisnya yang disampaikan ke Metromini.
Dari pengakuan Ruslan yang juga humas pihak sekolah, sambung Sumber, sekolah ini pernah direhap di tahun 2007 lalu. Artinya, 10 tahun yang lalu saja direhab dan direnovasi secara serius. Diakuinya, dana rehab tahun 2007 itu pun berkat adanya bantuan dari dana luar negeri.
"Pernah direhab tahun 2007 atas bantuan dana asing. Tapi, sekolah yang jika banjir datang selalu menjadi langganan ini, kondisinya sudah sangat kumal Tak pernah direnovasi lagi kata humas sekolah. WC, atap, pintu, ruangan kantor bahkan beberapa kelas kondisinya kotornya dan sangat parah," terangnya.
Menurutnya, visi dan misi yang terpajang di dinding sekolah tentu akan sangat susah diwujudkan di tengah kondisi sekolah yang rusak parah seperti ini keadannya.
"Mana mungkin visi dan misi sekolah bisa diwujudkan, jika kondisi di sekolah ini tak layak untuk dijadikan tempat atau bangunan pendidikan yang layak. Saya yang baru datang saja merasa sangat tidak nyaman. Apalagi para siswa yang harus mengenyam pendidikan berjam-jam tiap harinya," tandasnya. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.