Timbunan di Mesjid Amahami untuk Mobil Pancang

Kabdi Cipta Karya DPUPR Kota Bima, Agus Salim, ST. METROMINI/Agus Mawardy
KOTA BIMA - Pertanyaan publik Kota Bima dibalik kegiatan timbunan laut yang dilakukan pihak  kontraktor dalam pembangunan mesjid terapung atau mesjid amahami ditanggapi pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bima.

Baca: Sorotan Netizen 'Pedas' dan Menilai 'Modus' Wali Kota Dibalik Proyek Mesjid Amahami

Dilansir dari situs LPSE Kota Bima, pekerjaan yang dimenangkan oleh PT. Mayalia dari pagu anggaran Rp12,4 miliar, kontrak tender yang dimenangkan oleh PT. Mayala adalah senilai Rp12.384.960.000 dengan masa pekerjaan sampai dengan 29 Desember 2017.

Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Kota Bima, Agus Salim, ST menjelaskan, bahwa dalam proses pemasangan tiang pancang tidak bisa menggunakan ponton lewat jalur laut. Maka diperlukan jalur dengan cara menimbun untuk ditempatkan mobil ponton.

"Jadi untuk mengerjakan tiang pancang itu, alat pancang tidak bisa dipakai Ponton (kapal untuk pemasangan tiang pancang). Karena di sana itu lautnya dangkal, kedalamannya kurang lebiih 1 meter. Jadi Ponton itu tidak bisa masuk. Nah, salah satu cara supaya orang bisa mancang di dalam laut maka dibikinlah jalan, dengan menimbun untuk jalan masuk alat pancang tersebut," jelas Agus di kantor DPRD Kota Bima, Rabu, 26 April 2017 pagi tadi

Ia mengatakan, mobil pancang yang digunakan fungsinya sebagai palu. Jika, tidak ditimbun, maka secara tehnis tidak mungkin bisa dilakukan.

"Alat pancang itu untuk palunya. Mobilnya pancang tidak bisa langsung masuk ke laut, maka perlu dilakukan timbunan. Kalau tidak, ya mobilnya tenggelam donk," tepis Agus.
Desain gambar Mesjid Amahami. METROMINI/Dok

Ia menjelaskan, yang ditmbun hanya untuk jalur mobil pancang saja. Dan di tengahnya tidak di timbun karena memang akan dilakukan pemasangan tiang untuk dasar mesjid terapung.

"Di tengahnya sengaja di lautin, kan ndak di timbul semua. dan nanti kalau sudah selesai alatnya dipancang dan sudah tertanam. Tanah bekas timbunan jalur akan dikeluarkan lagi, ya nanti dikeruk lagi. Itu timbunan hanya untuk jalan itu saja," pungkas dia.

Ia mengaku, metode kerja tersebut sudah sesuai dengan mekalnisme atau metode yang diajukan pada saat proses tender berlangsung.

"Itu metode kerjanya, yang sudah disepekati dari awal. Ya jadi kita tidak ada pembayaran tanah karena memang nanti tanahnya dikeruk lagi. Dan pada akhir pekerjaan, tanah itu, tidak kelihatan nantinya, hanya kelihatan tiang pancangnya saja," akunya.

Dia menambahkan, dalam gambar yang sudah beredar. Mesjid terapung ini akan dibuat dua jembatan. Dan pekerjaan ini full dalam satu tahun anggaran sekitar 270 hari.

"Proyek ini setahun berjalan, dan akan berakhir hingga tanggal 29 Desember 2017," tutup Agus. (RED)

Related

Pemerintahan 5509450222141449875

Posting Komentar

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item