Dispar pun Protes, Ini Kata Kompas Soal Iklan FPT 2017
https://www.metromini.info/2017/04/dispar-pun-protes-ini-kata-kompas-soal.html
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Bima, Abdul Haris. METROMINI/Agus Mawardy |
KOTA BIMA - Menanggapi polemik dan kekisruhan akibat kesalahan publikasi iklan di media Kompas tentang kegiatan Festival Pesona Tambora (FPT) 2017. Bukan hanya arus bawah seperti kalangan, budayawan dan juga preman. Ternyata, sikap tegas pun dilakukan Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bima.
Baca juga:
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Bima, Abdul Haris mengatakan, terkait dengan kesalahan latar gambar iklan di Kompas, pihaknya sudah mengajukan surat secara resmi sebagai bentuk protes.
"Kami sudah menyurati termasuk ke media Kompas. Dan konfirmasi terakhir yang diterima oleh Kadis Pariwisata Kabupaten Bima, lewat pesan Whatsapp-nya, dikonfirmasi oleh Dinas Provinsi NTB akan dirubah penayangan iklan FPT di media Kompas," ungkap Haris, di ruang kerjanya, Kamis, 6 April 2017.
Sementara itu mewakili pihak Kompas, Event Officer, Novi Rianto mengatakan, dalam event FPT 2017, pihak Kompas yang mengerjakan serangkaian program FPT 2017 hasil kerjasama dengan Kementrian Pariwisata yang berperan adalah Kompas Cetak, bukan Kompas TV dan Kompas Media online.
Baca: Soal Iklan FPT: Konten dari Kemenpar, KOMPAS Hanya Publikasi
Menurutnya, sebagai Event Organizer kegiatan FPT kalau di tahun 2016 lalu pihak EO tentukan dengan mengikuti tender di Kementrian Pariwisata.
"Nah, kalau tahun 2017, kami hanya Event Officer dan belum bisa memberikan kepastian harena itu wilayah pimpinan," kata Rianto, di acara Workshop Videografi kemarin.
Baca: Workshop Videografi, 'Akal-akalan' Kompas dan Dispar Provinsi
Dijelaskannya, soal pemuatan iklan di Kompas cetak. Biasanya tetap dilakukan verifikasi. Namun, verifikasi yang dilakukan pada item yang bertentangan dengan sara, pornografi atau sederet pelarangan yang sesuai dengan pelarangan pemuatan iklan normatif.
"Namun, jika latar gunung, dalam hal konten atau yang membuat iklan adalah file jadi yang diberikan oleh Deputi Pemasaran di Kementrian Pariwisata. Kami pun tak mengecek secara detail soal latar gunung ternyata bukan latar Tambora," kata dia.
Diakuinya, pada kesalahan pertama, pihaknya sudah berkoordiansi dengan Kementrian Pariwisata untuk segera diperbaiki.
"Namun, apa hendak di kata, konten iklan yang diberikan ternyata salah lagi. Nah, mau gimana lagi, saya ya juga tak terlalu punya kewenangan soal ini. Intinya iklan jadinya dari kementrian. Dicek tidak melarang sara, pornografi atau pemuatan pelarangan lainnya, ya Kompas terbitkan," kata dia. (RED)
Baca juga:
- Aktivis, Budayawan Bahkan Preman Ingin Boikot FPT 2017
- Giliran Tokoh Budaya Dompu Protes Soal Iklan FPT
- Tolak dan Boikot Festival Pesona Tambora itu Harga Mati
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Bima, Abdul Haris mengatakan, terkait dengan kesalahan latar gambar iklan di Kompas, pihaknya sudah mengajukan surat secara resmi sebagai bentuk protes.
"Kami sudah menyurati termasuk ke media Kompas. Dan konfirmasi terakhir yang diterima oleh Kadis Pariwisata Kabupaten Bima, lewat pesan Whatsapp-nya, dikonfirmasi oleh Dinas Provinsi NTB akan dirubah penayangan iklan FPT di media Kompas," ungkap Haris, di ruang kerjanya, Kamis, 6 April 2017.
Sementara itu mewakili pihak Kompas, Event Officer, Novi Rianto mengatakan, dalam event FPT 2017, pihak Kompas yang mengerjakan serangkaian program FPT 2017 hasil kerjasama dengan Kementrian Pariwisata yang berperan adalah Kompas Cetak, bukan Kompas TV dan Kompas Media online.
Baca: Soal Iklan FPT: Konten dari Kemenpar, KOMPAS Hanya Publikasi
Menurutnya, sebagai Event Organizer kegiatan FPT kalau di tahun 2016 lalu pihak EO tentukan dengan mengikuti tender di Kementrian Pariwisata.
"Nah, kalau tahun 2017, kami hanya Event Officer dan belum bisa memberikan kepastian harena itu wilayah pimpinan," kata Rianto, di acara Workshop Videografi kemarin.
Baca: Workshop Videografi, 'Akal-akalan' Kompas dan Dispar Provinsi
Dijelaskannya, soal pemuatan iklan di Kompas cetak. Biasanya tetap dilakukan verifikasi. Namun, verifikasi yang dilakukan pada item yang bertentangan dengan sara, pornografi atau sederet pelarangan yang sesuai dengan pelarangan pemuatan iklan normatif.
"Namun, jika latar gunung, dalam hal konten atau yang membuat iklan adalah file jadi yang diberikan oleh Deputi Pemasaran di Kementrian Pariwisata. Kami pun tak mengecek secara detail soal latar gunung ternyata bukan latar Tambora," kata dia.
Diakuinya, pada kesalahan pertama, pihaknya sudah berkoordiansi dengan Kementrian Pariwisata untuk segera diperbaiki.
"Namun, apa hendak di kata, konten iklan yang diberikan ternyata salah lagi. Nah, mau gimana lagi, saya ya juga tak terlalu punya kewenangan soal ini. Intinya iklan jadinya dari kementrian. Dicek tidak melarang sara, pornografi atau pemuatan pelarangan lainnya, ya Kompas terbitkan," kata dia. (RED)
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.