Chaos di Orgen Tunggal, Desa Nanga Wera dan Wora 'Bersitegang'

Kondisi pemblokiran jalan di Kecamaran Wera, Senin (24/4/2017) akibat dua desa (Wora dan Nanga Wera) bersitegang imbas acara orgen tunggal semalam. FECEBOOK/Ayang Syaifullah

KABUPATEN BIMA - Kecamatan Wera, Kabupaten Bima hari ini menuai gejolak di dua dari sebelas desa yang ada di sana. Pasalnya, semalam, berawal dari perkelahian yang terjadi di acara orgen tunggal berimbas pada ketersingungan dan ketegangan antar dua desa.

Dua desa yang bertikai tgersebut adalah Desa Wora dan Desa Nanga Wera. Ketegangan ini pun masih berlangsung hingga saat ini, Senin, 24 April 2017.

Informasi yang dihimpun Metromini, dampak dari perkelahian tersebut, akses jalan di lokasi dua desa tersebut terhambat. Menurut sumber Metromini, selain akses mobilitas pengguna jalan yang tersendat, insiden ini menyebabkan adanya seorang korban terkena sabetan senjata tajam.

"Keterangan seorang saksi atau masyarakat setempat. Kejadiannya bermula dr acara orgen tunggal..hingga pagi ini saru orang korban senjata tajam yang berasal dari Desa Nanga Wera," kata dia, Senin, 24 April 2017.

Pengakuan warga setempat. Pemilik akun Facebook Ayang Syaifullah yang mengunggah foto dampak perkelahian tersebut mengaku dan membenarkan adanya pemblokiran jalan di sana.

"Beberapa bagian dari negeri Wera sudah mulai terpasang "sumbu pendek". Tidak seperti biasanya hal-hal seperti pemblokiran jalan. akhir-akhir ini mudah sekali tersulut. Sementara di sisi lain negeri Wera, sibuk menceritakan kepada dunia tentang kepingan-kepingan surga yang tercecer di Bumi Wera," tulis Ayang di beranda Facebooknya, beberapa jam yang lalu.

Status Ayank itupun direspon oleh Netizen lainnya.

Awaluddin Tahir, "mgkn ini krn kurangnya ruang untuk berekspresi bagi pemuda."

Ayang Syaifullah menjawab, "Susah Daeng Awaluddin Tahir karena Ibu Bos tipikalnya SOSIALITA yah Traveling & Shoping... Stress saya melihat fenomena seperti, lama-lama saya juga mau terlibat nanti untuk menambah runyam persoalan. Loakai Ndiha Rasaeee (biar tambah rame di kampung..)".

Sementara itu, di akun pribadinya, Kepala Bappeda Kabupaten Bima menilai kejadian konflik yang ada disebabkan karena pemahaman berdemokrasi yang kebablasan. Hal ini pun akibat pengaruh dari alkohol dan obat-obatan.

"Abang melihat ini sebaliknya..demokrasi yg bablas, pengaruh "obat dan miras", pelanggaran hkm cenderung tumbuh subur,,org dg mudah melanggar hukum tnp takut, atas nama kebebasan,,,termasuk di dunia maya...ruang berekspresi di Wera itu maha luas......mgk abang keliru..," tulis akun Facebook, Muzakkir Baim.

Sementara, Wiro Sang Revolusi mengatakan, "kurang aktifitas sehingga menimbulkan konflik....kurang kreatifas sehingga menimbulkan taji ngau....mereka ingin jadi raja.....tpi tidak di ijinkan....kalembo ade mena  (harap bersabar semua)".

Abinz Ncuhi Sangia yang merupakan warga Wera berharap agar kedua kubu yang bertikai segera islah dan menciptakan Wera yang damai dan tidak tercemar dengan prilaku 'bar-bar' lainnya.

"Mg kembali akur dan saling menghargai sesama biar keindahan sangiang tdk tercemar oleh perilaku anak negerinya....," tutup Abinz Ncuhi Sangia

Di sisi lain, pihak Kepolisian Polres Bima Kota belum menyampaikan rilis resminya terkait dengan insiden yang terjadi. Pantauan Metromini, saat ini dikedua desa masih dilakukan upaya damai oleh Stakeholder setempat yang difasilitasi pihak kepolisian. (RED)

Related

Politik dan Hukum 1882986075999485445

Posting Komentar

  1. As....wr...wb,
    Salam sejahter salam damai slalu buat kita,
    Bnyak maaf pak admin, td pagi saya copy linknya pak, Teruz saya bagikan di halaman fb saya pak

    BalasHapus

Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan tulisan.

emo-but-icon

FANSPAGE METROMINI

METROMINI VIDEO

Arsip Blog

Ikuti Tweet Metromini

item